Our Life

Sunday, October 30, 2011

Bismillahirrahmanirrahim....

Setelah shalat istikharah dan Alhamdulillah konsultasi dengan saudari seiman yang berpengetahuan agama lebih luas daripada saya, akhirnya saya memutuskan untuk mengirim email kepada guru Muhammad. Saya memberitahukan bahwa saya akan mengambil Muhammad setiap ada kelas musik. Keputusan ini saya buat karena permintaan Muhammad sendiri. Di kelasnya sudah ada seorang anak muslim yang tidak ikutan kelas musik. Saya perhatikan Muhammad sempat bimbang antara ya dan tidak tapi...saya mohon kepada Allah semoga Allah meneguhkan iman saya dan Muhammad. Karena mengikuti sunnah Rasul dan ketakutan pada Allah jika lalai mengingat Allah karena kecintaan pada musik dan harapan saya, Allah menggantikan dengan yang lebih baik dari yang kami tinggalkan...Saya berdoa semoga Muhammad semakin semangat belajar Al Qur'an dan Al Qur'an lambat laun tertanam dalam qalbunya. Ingin...ingin saya melihat akhlaknya seperti Rasulullah saw, akhlaknya bagaikan apa yang ada dalam Al Qur'an...mungkin saya terlalu berlebihan...sementara Muhammad hanyalah anak biasa.

Banyak teman-teman saya bercerita tentang kepandaian anak-anaknya yang mengaji dengan seorang sheik...saya belum mengirimkan anak saya belajar kepada orang berilmu agama...sejauh ini dengan kemampuan saya yang minim, saya membimbing sendiri Muhammad di rumah...ayahnya membimbingnya shalat wajib berjamaah di masjid. Mudah-mudahan saya bisa menemukan dan mengirimkan Muhammad belajar dengan guru agama atau di sekolah Islam, amiin...

Sudah dua hari ini Muhammad dibangunkan utk shalat subuh berjamaah di masjid. Dia marah, dia menangis....saya ikut bersamanya ke masjid...seperti biasa saya berusaha menepati janji padanya untuk memberi minum susu buat keluarga kucing di masjid. Muhammad kesal sama ayahnya, saya katakan Muhammad seharusnya bersyukur...tidak semua ayah bisa membimbing anaknya shalat di masjid dan Muhammad termasuk anak yang dipilih Allah untuk jalan di jalan yang lurus...(seperti yang kita pelajari dalam surah Al Fatihah). Ayahnya juga menunjuk ke beberapa anak laki-laki yang ikut ayah mereka ke masjid. Subhanallah...Yaa Allah, tolong lembutkan hati anak-anakku dan anak-anak muslimin utk mau berlatih menjadi muslim yang kaffah.

Saya ingat kakaknya yang sudah saya suruh pakai jilbab sejak kelas 1 SD. Awalnya berat buat anak saya dan juga saya karena tiap hari menjadi sasaran kekesalan dan kemarahan si kakak karena ia merasa dibuat berbeda dengan teman-temannya dalam sekolah sekuler di dini.
Pernah seorang ibu dari temannya berbicara tentang kapan perempuan mulai berjilbab...dia tidak menghakimi saya apa-apa tapi mungkin dia menganggap saya ini ekstrim.

Saya sayang anak-anak saya ya Allah....saya prihatin dengan keadaan zaman sekarang dimana kecintaan musik melebihi kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya. Waktu shalat yang dilalaikan ketika mendengar musik, kegemaran menyanyi dan bermain musik melebihi kegemaran mempelajari Al Qur'an...

Anak-anakku, terutama kakak...
Ibu prihatin kakak gemar bernyanyi lama-lama, senang mendengarkan musik tapi jika ibu ajak mendengar murotal Qur'an...kakak sulit mendengarnya,jika ibu ajak membaca Qur'an kakak berkata,"Bacanya sedikit aja ya...5 ayat aja ya bu..."
Anak-anakku...ketahuilah fitnah zaman sekarang, dari musik dan lagu bisa menimbulkan angan2 kosong, hasrat seksual bebas apalagi ditambah menonton penyanyi serta penarinya yang berpakaian vulgar yang bisa mengotori jiwa generasi muslim. Jangan jadikan selebritis dan para artis (yang akhlak mereka bertentangan dengan nilai-nilai agama) menjadi panutan, nak. Kehidupan mere ka yang glamour dan kelihatan happy sesungguhnya semu. Mereka berjalan di jalan yang menyimpang, akhirnya larut dalam kehidupan yang diharamkan Allah ....minum alkohol, perzinaan, bermegah-megahan dan bahagiakah mereka? Fenomena...kebanyakan mereka ternyata malah menderita. Itu baru penderitaan di dunia...bagaimana pertanggungan jawab mereka atas perbuatan2 yang dimurkai Allah yang menjadi halal bagi mereka. Sekalipun mata kita terpesona memandang kemegahan dan kemahsyuran mereka, jangan tertipu nak...bukan itu tujuan kita. Bahagia dunia dan akherat. Berjalan di atas jalan yang ditunjukkan Rasulullah saw adalah kebahagiaan yang hakiki.


Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda:


لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
"Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik." (HR. Bukhari)

Makna yastahilluuna (menghalalkan), menurut Ibnul 'Arabi adalah mereka meyakininya sebagai sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan Ibnul 'arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)

Kembali lagi pada keputusan saya di atas, saya tahu...saya telah menjadi. fanatik dengan Islam..saya tahu apa akibatnya bagi kami terutama Muhammad, anak saya menjadi asing, tidak ikut pertunjukan musik, lagu dan tari....tapi biarlah dia asing namun kami taat dalam pandangan Allah. Semoga Allah menggantikan musik dengan ganti yang lebih baik di sisi Allah, semoga pada akhirnya ia menjadi hafidz Qur'an...amiin.


Ibu ingin nilai-nilai agama tertanam dalam diri kalian sejak kecil...ibu dan juga ayah berusaha menyelamatkan kalian, ikhtiar sebagaimana perintah Allah...selebihnya ibu hanya bisa berdoa,"Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya pada kalian."


Friday, October 28, 2011

Shaybah dan Papua


Kemaren kami sekeluarga ikut field trip ke Shaybah. Syahbah adalah nama daerah di wilayah tenggara Saudi dimana terdapat lahan produksi minyak dan gas milik Saudi Aramco. Lahan ini terisolir, dikelilingi gurun pasir yang luas. Kami naik pesawat Saudi Aramco dari Damam ke Syahbah,  kurang lebih 1 jam. Begitu pesawat mendarat di airport Shaybah, tampak jelas bukit-bukit pasir yang dibentuk indah oleh angin. Pasirnya merah dan tampak halus...masyaAllah. Kataku pada ade "Wow it's amazing. Look at the landscape! It's so beautiful sand dune. We're in the middle of nowhere now" Ia dan kakaknya begitu terpesona dengan indahnya kreasi Allah dalam bentuk bukit-bukit pasir yang alami itu. Kakak sempat foto dengan background gurun pasir, ade Alhamdulillah sempat meluncur menuruni bukit pasir itu dengan board. Mereka senang sekali, ade juga membawa pulang sedikit pasir merahnya pakai botol air mineral, buat kenang-kenangan ya de?

Saya gak sempat menulis panjang lebar ttg Shaybah ini tapi saya upload film dokumenter milik Saudi Aramco ttg Shaybah. Perjalanan ini mengingatkan saya pada sumber alam kekayaan bangsa Indonesia di pegunungan Jayawiyaja Papua dimana terdapat perusahaan pertambangan asing di sana. Saya ingin memperlihatkan film dokumenter perusahaan tambang tersebut (Freeport) kepada anak-anak. Saya ingin mereka bangga dengan negara, alam dan sumber alamnya sendiri. Selain minyak, pertambangan emas ini merupakan harta kekayaan Indonesia yang kalau dikelola dgn bijak oleh anak bangsa sendiri insyaAllah bisa memakmurkan rakyat Indonesia...sayangnya tidak demikian...miris kalau baca berita tentang Freeport yang yang mengeruk hasil tambang negara kita dan hanya menguntungkan segelintir orang Indonesia (pejabat tinggi) yang punya kekuasaan. Mirip2 juga sih sama Saudi Aramco dimana negeri ini juga lebih banyak menguntungkan negara partnernya, mensubsidi minyak ke sana termasuk mensubsidi bahan bakar untuk pesawat tempur yg menggempur negara tetangganya sendiri, saudara seimannya dalam perang teluk dulu.....bahkan pangkalan militernya ada di sini dulu.

Saya hanya ibu rumah tangga biasa yang sekedar mengungkapkan rasa prihatin dengan keadaan seperti ini...yang berharap dan berdoa...
Semoga anak-anak bangsa Indonesia semakin pandai (tidak lagi dibodohi yang kuat), menjadi kuat, bersatu, beriman dan bertakwa (sehingga tidak lagi membodohi yang lemah)...begitu juga seluruh muslim di dunia, semoga bersatu dan kuat, bisa bekerja sama dalam kebajikan utk kemaslahatan seluruh ummat. Sebaliknya tidak lagi berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sedangkan dengan bangsa yang berbeda agama, semoga kita bisa hidup rukun, damai, saling mengerti, tolong menolong dalam kebaikan juga, tanpa mengganggu keyakinan dan ibadah masing-masing, saling toleransi sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Subhanallah....

Tuesday, October 25, 2011

Resep Hidup Bahagia

Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “kami ingin bahagia”. Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.

Allah berfirman dalam surat Al Jumu’ah ayat 8:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8)
Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.
Allah berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.
Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)
Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)
Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,
ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)
Dan juga dalam firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.
Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.
Tanda Kebahagiaan
Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:
1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.
Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:
  1. Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.
  2. Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.
  3. Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
  4. Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.
  5. Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.
Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.
2. Sabar ketika mendapat cobaan.
Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.
  1. Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.
  2. Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.
  3. Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.
Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.
3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.
Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: “Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka.” Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: “Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan ’saya sudah berbuat demikian dan demikian’. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya ‘ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan ‘ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata.”
Al Hasan al-Bashri mengatakan, “Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”
Malik bin Dinar mengatakan, “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”
Ada ulama salaf yang mengatakan, “Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”
Ulama’ salaf yang lain mengatakan, “Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”
Ulama salaf yang lain mengatakan, “Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar.”
Ibrahim bin Adham mengatakan, “Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang.” Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”
Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.
(Diterjemahkan dengan bebas dari As Sa’adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha, cet. Dar. Al Wathan)
(Makalah Studi Islam Intensif 2005)
***
Disusun oleh: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id

Monday, October 24, 2011

That's Our Life (Bagian kedua)

Belum lama, saya posting tulisan judulnya That's Our Life....Renungan bahwa saya tdk bisa memisah-misahkan kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari karena agama adalah dasar, panduan hidup yg harus di terapkan dlm segala aspek kehidupan... Di bawah ini ada artikel bagus mengenai seorang mantan artis yang menjadi da'i lalu ia menjauhi fitnah sebagai da'i populis yg marak di TV karena niat mulianya ingin menjadi muslim yg kaffah (termasuk syaratnya pemisahaan jamaah muslim dan muslimah saat dia da'wah)...utk itu ia dianggap Islami banget. Ingat Alghurobah?
Semoga beliau istiqomah di jalan Allah walau menjadi orang aneh dan asing di zaman sekarang ini.

Di zaman dimana orang lebih bangga mengakui "saya muslim liberal," "I'm muslim but moderate..." "I don't like Islamic school which teaches children to be fanatic, extremist..." "I prefer to send my children to secular school than religious school."  Saat ini saya tengah berjuang mendidik anak-anak saya utk menjadi muslim yang kaffah dalam sekolah sekuler. Saya harus menghadapi tantangan dan cobaan tapi semoga saya istiqomah. Anak perempuan saya sering berontak....anak laki-laki saya menangis karena tiap hari membaca Al Qur'an di rumah...
Sekarang saya sedang mempelajari dalil mengenai musik. Lihat, video ulama TV huda mengenai musik dalam Islam di blog saya ini. Anak laki-laki saya sendiri yang ingin seperti temannya (pakistani), orangtuanya tidak memperkenankan dia belajar musik. Sebenarnya alasan anak saya karena "music lesson is boring for him" bukan alasan religius, dia belum faham meskipun saya sudah sering ngoceh bahwa bahaya musik adalah melalaikan hati utk ingat Allah dll. Tapi tetap Alhamdulillah, saya bersyukur sekali...suami menyerahkan keputusan pada saya. Buat dia belajar musik atau tidak tidak masalah.Saya sedang memikirkan alasan yang tepat untuk disampaikan ke guru musiknya. Sekali saya ambil keputusan untuk kedepannya anak saya tidak akan diikutkan dlm kegiatan entertainment, panggung, nyanyi dan tari di sekolah.....semoga Allah menggantikannya dengan yang lebih baik...amiin. Anak perempuan saya masih dan semakin gemar menyanyi. Dia mengerjakan homework sambil mendengarkan lagu/musik dari youtube. Saya ajarkan dia mendengarkan murotal Al Qur'an tapi dia membantah, "Ms. R bilang belajar sambil dengar lagu dan musik  menjadi  fun." Ini lah tantangan, pengaruh lingkungan luar lebih kuat daripada saya yang lemah ini. Saya tdk menyalahkan gurunya...salah saya menyekolahkannya di sekolah itu...tapi saya berusaha terus mendakwahi anak-anak saya. Biarlah ibumu ini aneh dan asing....ibu mohon taufik dan hidayah Allah bagi kita sekeluarga. Semoga kelak kalian sadar kenapa ibu begini. Ibu ingin kehidupan kalian seimbang antara dunia dan akherat bahkan jika mengutamakan akherat pun kalian akan selamat di dunia dan Allah mencukupkan di dunia. Amiin.

Jazakallahu khairan Harry Moekti (mantan artis yang kini aktif berda'wah) dan akhi yang mengirim artikel di bawah ini.

 

Da'i Televisi Harus Berani Suarakan Sistem Islam

Ustadz Harry Moekti, Berhenti Menjadi Artis Demi Syiar Islam

Banyak kalangan keliru, bahwa terjadinya keterpurukan di bangsa Indonesia, hanyalah permasalahan oknum. Padahal jika dikaji lebih mendalam, pangkal dari rusaknya tatanan kehidupan masyarakat adalah penerapan sistem sekularisme sebagai asas di negara ini.

Oleh karena itu, melihat kondisi ini, seorang da’i yang tampil di televisi mesti cermat mengidentifikasi masalah. Sebagai penyampai risalah Islam, mereka harus berani berkata lantang untuk mengajak umat kembali ke sistem Islam.

“Para da’i ditelevisi harus berani mengutarakan bahwa permasalahan kita adalah masalah sistem bahwa sistem negara ini sudah bobrok dan kita harus kembali ke sistem Islam,” kata Ustadz Harry Moekti kepada Eramuslim.com, Senin 24/10.

Sayangnya, model dakwah di televisi masih sekedar ‘populis’. Padahal sejatinya dakwah tidak boleh dijadikan wasilah untuk mempopulerkan diri sendiri. Artinya konsep menjadi da’i populis sangat tidak relevan. “Kita bukan membesarkan diri kita, tapi dakwah yang kita bawa ini besar,” tambahnya.

Umat muslim harus sepakat bahwa misi dakwah Islam bukanlah perkara mudah. Ada godaan dan ujian yang selalu membayanginya. Mulai negosiasi prinsip yang dilakukan pihak stasiun televisi sampai godaan perempuan dari fihak tertentu.

“Makanya saya kalau kemana-mana selalu ditemani istri, saya khawatir dijebak,” ujarnya yang tengah sibuk dakwah ke berbagai daerah.

Jadi, menjaga prinsip Islam sangat penting diemban para da’i. Mereka tidak boleh melakukan negosiasi pada hal-hal yang sifatnya sudah jelas dalam Islam.

“Saya pernah menolak untuk menjadi juri pemilihan da’i di televisi karena perempuan dan laki-laki tidak dipisah. Setiap kali tampil di televisi, saya memang meminta para penontonnya terpisah dan berjilbab.” sambungnya.

Walhasil dari segala fenomena yang berkembang, ia mengatakan bahwa umat Islam harus meniru konsep dakwah yang dilaksanakan Rasulullah. Pertama dengan melakukan tatsqif murokaz, yakni membentuk dan membina kader. Pada fase ini umat muslim harus dibina fikroh dan akhlaknya hingga menjadi Islami.

Selanjutnya adalah tatsqif jama’i, yakni melakukan edukasi kepada masyarakat. “Kita harus tafaul ma' al ummah, bersinggungan dengan umat. Dan itu harus dilakukan secara berjamaah. Jadi marhalah-nya dimulai dari membentuk ketakwaan inidividu sampai menjadi kontrol di masyarakat.” tutupnya. (Pz)


Berkembangnya Da'i Menjadi Artis Adalah Buah Sistem Kapitalisme

Ustadz Harry Moekti


Berkembangnya para da’i di televisi yang menjadi artis mendapat sorotan tajam oleh Ustadz Harry Moekti. Pria yang jutru meninggalkan dunia keartisannya demi syiar Islam tesebut melihat realita ini sebagai buah dari sistem kapitalisme.

“Dalam sistem kapitalisme, muncullah budaya hedonisme, dan perangkap hubbuddunya, yakni harta, tahta, dan wanita. Masyarakat kemudian dibangun rasa permisifisme. Ketika ada ustadz mulai dekat dengan perempuan dianggapnya wajar,“ papar mantan rocker itu kepada Eramuslim.com, Senin 24/10.

Oleh karena itu, para da’i dituntut untuk tidak terjebak dalam perkara ini. Islam harus menjadi bekal utama dalam berdakwah agar kita tidak larut dalam tipu daya dunia. “Kalau para da’i tidak konsekuen dengan Islam yang kaffah dan prinsip Islam yang mereka pegang, maka mereka akan terjebak dalam sistem itu,” tambahnya.

Selain daripada itu, terjadi reduksi makna Islam oleh para da’i. Berlakunya sekularisme di negara ini, lanjut Ustadz Harry Moekti memang meminta prasyarat bagi para da’i untuk tidak membawa konsep Islam kaffah di tiap ceramahnya. Model dakwah populis seperti ini tengah menjamur.

“Sekularisme itu kan fashluddin 'anil hayah. Jadi banyak da’i diminta untuk jangan bawa-bawa agama, karena kita ini kan bukan negara agama, yang penting kita kan shalat dan akhlaknya baik.” imbuh Ustadz yang selalu setia ditemani istrinya itu.

Padahal sebagai da’i, kita dituntut untuk menjelaskan Islam apa adanya berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. Da’i harus berani berkata lantang untuk menegakkan Syariat Islam,

“Ketika saya diminta menjadi da'i ditelevisi, sebelumnya saya sempat menjelaskan konsep Islam secara kaffah, tapi mereka malah berkata bahwa hal itu Islami banget. Padahal tujuan dalam berdakwah memang menerapkan Islam secara kaffah.” Imbuhnya.

Dampak daripada itu semua bukanlah perkara sederhana. Islam akhirnya hanya dipandang sebagai sebuah sistem ritual saja dan tidak berlaku pada seluruh sendi kehidupan. Takwa yang sejatinya menjalankan seluruh perintah Allah dibuat tidak terkait sama sekali dengan Syariat Islam.

"Karena takwa 'yang penting takut sama Allah', tapi tidak perlu menjalankan Syariat. Makanya saya tidak disitu (televisi),” ungkapnya dengan gelak tawa. (Pz)
Lainnya (Arsip)






Sunday, October 23, 2011

Belajar Membaca Bahasa Ibu



Bismillahirrahmanirrahim...

Dulu saya kurang memberikan waktu kepada anak...
Kesenangan saya pada facebook menyita waktu saya untuk membimbing anak-anak belajar.
Bukan salah facebooknya tapi salah saya sebagai penggunanya.
Hingga saya terlambat mengajari anak saya membaca dan menulis bahasa ibu pertiwi sekaligus bahasa saya, ibunya dan bahasa ayahnya juga.
Sudah qadar Allah kami sedang tinggal dlm lingkungan internasional dimana anak-anak berbahasa inggris.
Saya kalah cepat dengan teman saya yang sudah mengajari anaknya membaca bahasa ibu sejak usia dua tahun lebih. Subhanallah....
Dan teman saya yang lain, anaknya sudah berhasil membaca (mungkin menulis juga) bahasa Indonesia sekaligus bahasa Al Qur'an di usia 4 tahun.Subhanallah....
Tapi tak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan atau mengejar keberhasilan yang tertunda.

Saya  akhirnya menemukan metode yang mudah mengajari anak yang baru belajar bahasa inggris (selevel TK dan Kls 1) untuk belajar membaca bahasa ibu dengan membaca terjemahan Al Qur'an dalam bahasa ibu setelah ia membaca ayat suci Al Qur'an (bahasa arab)
Sebelum mulai membaca Al Qur'an, saya sudah mengajarinya iqro atau qira'ati. Sekarang pun masih tetap mempelajari buku iqro nya. Belum selesai...memang agak terlamat tapi tetap semangat ya para ibu! Tak ada kata terlambat dalam belajar....(menghibur diri sendiri).

Saya tidak memperkenalkannya alfabet dalam bahasa Indonesia supaya tidak membingungkannya...jadi dia membaca dengan menghafal kata dan membiasakannya terus membaca serta mengingatkan kata-kata imbuhan seperti me, di, kan, nya.
Saya sadar, kelemahan metode ini adalah anak bisa membaca tapi dalam mengeja dia mengeja ala ejaan bahasa inggris tapi insyaAllah pelan-pelan bisa kita perbaiki. Mungkin ibu-ibu lainnya bisa share pengalaman yang lebih efektif dari saya...saya tunggu emailnya.
Saya latih anak saya setiap malam membaca Al Qur'an minimal satu ayat lalu dia membaca terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Kalau ada waktu, dia belum mengantuk atau saya belum teler kecape'an...saya jelaskan ayat yang ia baca sebagai cerita sebelum tidur...seperti cerita nabi Nuh as, nabi Musa as, nabi Isa as, nabi Muhammad saw...
Semoga bisa mengejar ketinggalan dengan anak-anak di tanah air....dengan izin Allah dan tentu saja terus-menerus berdoa semoga dimudahkan Allah dalam belajar dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita dan anak-anak....amiin.

Semoga bermanfaat bagi para ibu lainnya.

Menulis....

Alhamdulillah semalam saya bisa mengikuti parents workshop di sekolah anak-anak. Stacey mempresentasikan cara-cara memmbimbing anak menulis (khususnya KG-grade 2) lalu memberi tips bagi orang tua dalam membimbing anak menulis.Yang penting orang tua bersemangat hingga anak jadi bersemangat untuk menulis Orang tua terus mengajak anak untuk mencoba menulis dan menulis...memberi stimulasi dengan berbagai buku bacaan hingga dia terinspirasi untuk bercerita baik mengenai buku tersebut atau yang berhubungan dengan kehidupannya. Orang tua sebaiknya mengingatkan anak cerita-cerita masa kecilnya atau kenangan liburannya supaya ia tertarik untuk menuangkannya kenangan tsb dalam tulisan.
Menulis dengan fun...spelling salah itu biasa...biarkan anak lepas bebas bercerita dalam tulisan...tugas orangtua mengedit dan mengoreksi kesalahan lalu memintanya memperbaiki dengan iming-iming tulisan tersebut akan diterbitkan (publish) misalnya di dinding kamar ibu, pintu kulkas atau dikirim ke kakek neneknya....dan tentu saja memberi response atas tulisannya serta memujinya membuat anak lebih percaya diri dan makin semangat menulis.

Stacey juga menginstruksikan orangtua untuk menulis singkat, sederhana, jelas yang mencakup tiga rangkaian: beginning....middle....and ending. Ternyata tidak mudah buat saya sebagai orangtua untuk menulis seperti itu. So...anak juga tidak bisa mengerjakannya dengan mudah apalagi sempurna. Dibutuhkan kesabaran, keseriusan dan kesinambungan orangtua melatih anak di rumah. Kemampuan dan kecepatan anak pun berbeda-beda....sama seperti anak kecil mulai bisa jalan. Ada yang umur 10 bulan, 11 bulan bahkan ada yang baru 15 bulan bisa berjalan. Kalau sudah melewati batas kewajaran barulah kita harus waspada....

Presentasi yang bagus, Stacey!Sangat bermanfaat. Thanks so much! So let's try writing, son!

This's Our Life

This's our life...
Ternyata susah juga memisahkan blog Our Life dengan blog Al Ghurobah karena agama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan dunia kami. Agama menjadi dasar sekaligus panduan manusia dalam segala aspek kehidupan. Aturan-aturan Allah lah yang harus kita terapkan di dunia ini jika ingin selamat di dunia dan akherat. Walaupun untuk itu kita menjadi orang aneh dan asing dalam kehidupan zaman sekarang, dimana agama dipisahkan dari kehidupan dunia atau hukum buatan manusia yang lebih dipakai sekalipun hukum yg kebanyakan diadopsi  dari negara kafir itu tidak sesuai dengan aqidah kita. Hasilnya? Tidak seimbang...


Saturday, October 22, 2011

Haji


“Labbaika Allahumma labbaika, Labbaika Laa Syariika laka labbaika, innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syariika laka”
“Aku penuhi panggilanMu ya Allah, aku penuhi panggilanMu. Aku penuhi panggilanMu, tidak ada sekutu bagiMu, aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala pujian dan nikmat serta kerajaan adalah milikMu, tidak ada sekutu bagiMu.” 


Rasanya selalu ingin kembali....tapi cukuplah sekali seumur hidup bahkan Alhamdulillah ada bonus dariNya tahun lepas. Biarlah sekarang dan seterusnya saudara saudari seiman yang belum pernah berhaji mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Segerakanlah menunaikan rukun Islam yang kelima ini saudara-saudariku....Jika sudah mampu, tentu saja...karena menyegerakan berhaji dibandingkan menyegerakan belanja untuk kenikmatan dunia (melintas batas Eropa atau belanja untuk rumah dan kendaraan mewah misalnya) subhanallah lebih utama. Allah Yang Maha Kaya akan menggantikan apa yang kita belanjakan di jalan Allah dengan nikmat dunia dan akherat (double). Dan dengan menunda-nundanya kita tak tahu akankah nanti masih ada umur, kemampuan fisik dan materi (rezeki) seperti yang sekarang ada...jangan sampai kita menyesalinya.

Mina,...Arafah....Muzdalifah, Jamarat di Mina...waktu tawaf ifadah dan sa'i di masjidil haram...masyaAllah laa quwwata illah billah...The bigest conference or meeting of muslim from all over the world. Mengingatkan bahwa suatu hari nanti kita semua akan dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan tak membawa apa-apa selain amalan selama di dunia yang akan diperhitungkan....
Ihram...pakaian sederhana yang dikenakan saat berhaji menyadarkan kita sekalipun pakaian bermerk dan mahal biasa dikenakan tetap saja ihram yang dikenakan kala memenuhi panggilan Allah di dunia ini (ke tanah suci)
Semua muslim sama, kaya, miskin, hitam, putih...di hadapan Allah sama saja, yang membedakan muslim satu dengan lainnya adalah takwanya.
Karenanya sebaik-baik bekal yang mesti kita bawa ke tanah suci adalah takwa....berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangannya, diringi doa semoga menjadi amalan yang diterima Allah...amiin.

Allah menjanjikan doa yang diijabah bagi tamu-tamu yang memenuhi panggilanNya ini. Memohonlah kepada Allah sebanyak-banyaknya terutama ketika berada di Arafah nanti.

"Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azaban naar"
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akherat dan selamatkanlah kami dari siksa neraka"

Doa untuk saudara-saudariku para jamaah haji:

Allahummaj’alhu Hajjan mabrura, wasa’yan masykura wa zanban magfura waamalan sholehan maqbula”.
Ya Allah karuniakanlah haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, amal soleh yang diterima”

Gadis Kecil

Gadis kecilku mulai remaja...sekarang dia lagi sedih. Kakak kelas yang biasa ia ceritakan padaku 3 hari lagi akan pindah sekolah, dikirim orangtuanya ke boarding school di negara asalnya.
"My life won't be the same..."
"I'll never see him again..."
"I'll miss his sweet smile..."
"He said, at least I can call you by facebook..."
"He'll be back for spring break but I won't be here anymore..."
Kira-kira begitulah ucapannya yang bisa kutangkap.
Kakak, emang sedih kalau harus berpisah dengan teman atau siapa aja yang kita suka atau sayang ...tapi jangan sedih terus..apalagi gara-gara sedih mikirin hal itu terus...sekolah kakak terganggu...Ingat, di 5th grade pelajarannya makin susah...ayo, ayo semangat belajar! Biar jadi anak yang tambah pintar, ceria, cantik dan tambah banyak teman jadi gak masalah gak ada dia di sini...
Seandainya kita tidak tinggal di sini lagi, semoga di tempat yang baru kamu punya teman baru yang baik-baik bahkan lebih baik...amiin.


Mudah-mudahan sedihnya kakak gak kelamaan...dan kepergian kakak untuk menunaikan ibadah haji nanti menjadi ganti yang terbaik dari Allah. Ibu tidak bisa menemanimu, nak...hanya doa ibu selalu menyertaimu sayang...pesan ibu, yang patuh pada ayah di sana. Semoga Allah menjagamu dan memudahkan ibadah hajimu nanti, nak...amin. Dia lah sebaik-baik pelindung dan penolong kita. Haji adalah jihadnya wanita. Bersyukurlah Allah telah memilihmu dalam jihad ini. Semoga bisa menunaikan ibadah haji dengan benar dan selamat tidak ada halangan apa pun, menjadi hajjah mabrurah...dan Allah mengabulkan doa-doamu di sana terutama di Arafah nanti. Doa ibu semoga kelak Allah akan memberimu pendamping yang bisa membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju kebahagiaan yang kekal di akherat, amiin. Semoga Allah menerima ibadah hajimu sehingga kamu kembali dalam keadaan bersih dari dosa, sebagaimana bayi baru dilahirkan...fitri...sesuai namamu Safitri.


Wednesday, October 19, 2011

Goodnight stories....

Sudah dua kali aku tidak membacakan Muhammad buku yang ia bawa dari school library. Pertama, buku tentang Haloween dan sekarang tentang Christmas. Lebih baik aku perkenalkan  Goodnight stories from the of the Prophet Muhammad pbuh juga kisah para nabi lainnya. Biarlah dia mengetahui kisah kelahiran nabi Isa as melalui surah Ali Imran dan Maryam yang tertera dalam Al Qur'an daripada buku versi lainnya yang bertentangan dengan Al Qur'an. Yaa Allah semoga aku mengajarinya yang benar, aku istiqomah dalam melakukannnya dan berilah taufiqun fii diin padaku dan kedua anakku...amiin.








Bahagia

Bahagia...bahagia itu di hati. Bukan karena punya rumah mewah, mobil bagus, perhiasan emas berlian...suami ganteng berikut kariernya bagus atau istri cantik jelita dan anggun dengan pakaian serta eksesoris beraneka merk terkenal, anak-anak cakep-cakep dan pintar....Kalau karena itu, kenapa dalam gambaran yang ideal bahkan nyaris sempurna itu, masih saja ada perceraian, keluh kesah, isak tangis bahkan derita?
Memang bahagia di hati...di hati yang menerima apa adanya...sekalipun hanya tinggal di rumah sederhana, mengendarai mobil secondhand, tak punya perhiasan selain anak-anak itulah perhiasan dunia sekaligus ujian (hingga sadar diri tak perlu dibangga-banggaan, cukup disyukuri), tidak juga berpakaian trendy selain kerudung dan baju longgar seperti abaya-abaya usang ini, tak pula polesan make up...suami pun hanya lebih suka mengajak ke masjid ketimbang mall, lebih suka mengajak mengkaji Qur'an, umrah dan mengunjungi orangtua di kampung halaman ketimbang ke luar negeri, membelikan istri dan anak-anak buku ketimbang harta....tapi hati ini bahagia. Bahagia sekali...Alhamdulillah...sungguh nikmat apalagi yang aku dustakan. Bukan berati perjalanan hidup selalu mulus...cobaan ujian datang silih berganti bahkan terus menerus selama hidup...namun bahagia harus terus diusahakan...hingga kebahagiaan terus menerus mengisi relung qalbu...Alhamdulillah a'la kulli hal....

Monday, October 17, 2011

Vivien

Sudah 2x aku ke rumah Vivien.
Aku bel tapi tak ada yang membukakan pintu.
Rumahnya selalu sepi, garasinya tertutup terus...tirai jendelanya yang tersingkap tak ada yang membetulkan posisinya. Aku curiga Vivien sekeluarga pergi...atau mungkin suaminya saja yang tinggal...
Kemana, Vivien? Apakah dia pergi ke America untuk melahirkan anak keduanya itu seperti cita-citanya dulu...
agar bayinya menjadi warganegara Amerika... Bagaimana kabar Michael anak pertamanya?
Nyesel rasanya aku gak langsung nengokin dia atau telpon dia sepulang dari Indonesia liburan lalu.
Padahal wanita berbadan besar, tinggi, berkulit gelap  namun cantik itu sangat perhatian padaku.
Dia mencari-cari aku ketika aku mengungsi ke guest house pasca kebakaran rumah tetangga sebelahku.
Dia membantuku mengangkat barang-barangku dari rumah,
dia juga membawakanku beranekaragam makanan dan buah untuk anak-anakku...
Vivien tahu...bahwa meskipun keyakinan kita berbeda, aku tetap menyanyanginya...Vivien menganut Christian sedang aku muslim...Hubungan kami sebagai tetangga cukup bahkan sangat baik...kami biasa saling membantu dan tolong menolong....
Mudah-mudahan Vivien baik-baik aja...aku kangen sama dia dan Michael.





Rumah Yang Terbaik Dan Abadi Kelak

Hari ini aku nengokin baby nya Rrn di compound Dhrn. Aku naik bus Aramco dari RT lalu turun di depan clinic Dhrn. Gak lama kemudian dijemput mbak Har di drop off depan clinic terus dibawa mbak Har ke rumah barunya...wow, keren! Rumah dengan gaya Amerika. Aku ikut bahagia untuk mbak Har yang baik. Dia patut mendapatkan yang terbaik karena mbak Har sekeluarga adalah orang-orang yang sangat baik. MasyaAllah....

Di rumah Rrn, aku juga ketemu mbak E dan Y....tapi aku gak bisa lama ngobrol dgn mereka. Aku harus buru-buru pulang mengejar bus yang sampai di camp sebelum kakak pulang utk lunch. Ade gak pulang karena ada kegiatan pas lunch. Ibu udah bekali ade dengan hotdog, sedikit carrot diiris-iris dan apple pie untuk lunch nya. 

Dalam perjalanan pulang di bus, aku duduk dibelakang kursi Mrs. Provit. Aku ngobrol lumayan banyak dengannya. Dia cerita ttg pengalamannya pertama kali tinggal di camp RT, kebanyakan American, British dan Australian...dan tdk sebanyak sekarang orang-orangnya...sekarang banyak dan from all over the world. Dia sudah tidak bekerja lagi di sekolah karena usianya sudah 60th jadi sudah pensiun. Dia senang sekali meihat anak-anak disini bisa mengenal serta belajar berbagai bangsa, budaya dsb nya. Mrs. Provit akan kembali ke Georgia, Atlanta setelah suaminya pensiun tahun depan. Sekarang dia dan suaminya sedang membangun rumah yang akan dinikmatinya di sana kelak. Kedua putrinya sudah menikah yang satu tinggal di Colorado dan satu lagi di Dallas. Senangnya mendengar cerita Mrs. Provit....

Akankah aku sampai pada usia seusianya? Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Ingin rasanya aku membangun rumah di surga selama hidup di dunia ini...Namun aku tetaplah manusia dhaif yang banyak salah dan dosa...semoga Allah mengampuni dosa-dosaku, menerima dan memberikan pahala atas amalanku di dunia hingga aku bisa merasakan nikmat rumah di Surga....Sungguh, Surga adalah Kuasa dan Rahmat-Mu kepada siapa saja yang Engkau kehendaki....kita tak pernah tahu apakah kita tergolong ahli jannah sekalipun kita ingin sekali...Wallahu a'lam. Meski demikian biarlah aku tetap mengukir rumah di Surga dalam setiap gerak, langkah, ucapan dan perbuatan yang kumulai dgn bismillah...dengan takut mengerjakan yang dimurkai Allah dan dengan harapan semoga diridhoi Allah...amiin.


النفس تبكي على الدنيا وقد علمت...أن السلامة فيها ترك ما فيها

(Sungguh aneh) jika jiwa menangis karena perkara dunia (yang terluput) padahal jiwa tersebut mengetahui bahwa keselamatan adalah dengan meninggalkan dunia

لا دار للمرء بعد الموت يسكنها...إلا التي كان قبل الموت يبنيها

Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian, kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya

فإن بناها بخير طاب مسكنه...وإن بناها بشر خاب بانيها

Jika ia membangun rumahnya (tatkala masih hidup) dengan amalan kebaikan maka rumah yang akan ditempatinya setelah matipun akan baik pula

أموالنا لذوي الميراث نجمعها...ودورنا لخراب الدهر نبنيها

Harta kita yang kita kumpulkan adalah milik ahli waris kita, dan rumah-rumah (batu) yang kita bangun akan rusak dimakan waktu

كم من مدائن في الآفاق قد بنيت...أمست خرابا وأفنى الموت أهليها

Betapa banyak kota (megah) dipenjuru dunia telah dibangun, namun akhirnya rusak dan runtuh, dan kematian telah menyirnakan para penghuninya

أين الملوك التي كانت مسلطنة...حتى سقاها بكأس الموت ساقيها

Dimanakah para raja dan pimpinan yang dahulu berkuasa? Agar mereka bisa meneguk cangkir kematian

لا تركنن إلى الدنيا فالموت...لا شك يفنينا ويفنيها

Janganlah engkau condong kepada dunia, karena tidak diragukan lagi bahwa kematian pasti akan membuat dunia sirna dan mebuat kitapun fana

واعمل لدار غدا رضوان خازنها...والجار أحمد والرحمن بانيها

Hendaknya engkau beramal untuk rumah masa depan yang isinya adalah keridoan Allah, dan tetanggamu adalah Nabi Muhammad serta yang membangunnya adalah Ar-Rohman (Allah yang maha penyayang)

قصورها ذهب والمسك طينتها...والزعفران حشيش نابت فيها

Bangunannya terbuat dari emas, dan tanahnya menghembuskan harumnya misik serta za'faron adalah rerumputan yang tumbuh di tanah tersebut

أنهارها لبن مصفى ومن عسل...والخمر يجري رحيقا في مجاريها

Sungai-sungainya adalah air susu yang murni jernih, madu dan khomr, yang mengalir dengan bau yang semerbak

والطير تشدو على الأغصان عاكفة...تسبح الله جهرا فى مغانيها

Burung-burung berkicau di atas ranting dan dahan di atas pohon-pohon yang ada di surga
Mereka bertasbih memuji Allah dalam kicauan mereka

فمن يشتري الدار في الفردوس يعمرها...بركعة في ظلام الليل يحييها

Siapa yang hendak membangun surga firdaus maka hendaknya ia memenuhinya dengan sholat di dalam kegelapan malam




Rasulullah salallahu’alahi wasallam bersabda, “Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun ia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (4800). Lihat Ash-Shohihah (494)]

Yaa Allah. Sesungguhnya akhlakku amatlah jelek. Ampunilah aku. Perbaikilah akhlakku, agar aku tergolong orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun benar, meninggalkan dusta sekalipun bercanda dan....baguskanlah akhlakku ya Rabb....Aku menginginkan sebuah rumah terbaik dan abadi kelak...amiin.

Rahima

Kemaren kita sama-sama salat maghrib di mushola. Karena selepas salat maghrib kami mau belanja ke Rahima, sebuah kota kecil di mana compound kami berada. Dalam mushola wanita aku bertemu Shanaz. Kuperkenalkan kakak dengan Shanaz.
"Siapa dia, bu?" tanya kakak.
"Shanaz, istrinya imam salat tadi."
"Orang apa, bu?"
"Amerika, original India. Dulu kepercayaannya zoroastrian...agama majusi yang menyembah api tapi sekarang dia bahagia menjadi muslimah," ceritaku.
"Oooh, dia yang pernah ibu ceritain itu."
Senangnya aku bertemu dengan Shanaz. Sudah lama tidak bertemu dia sejak halaqah yang dibimbing Fatimah berhenti.
Fatimah sibuk, dia bekerja menjadi guru juga di siang hari. Habibah kembali ke Amerika untuk melahirkan dan mengurus bayinya di sana sampai entah kapan kembali lagi ke camp. Saba sekarang sedang hamil besar. Ruqayah...entah dimana dia? Sudah lama aku tidak ketemu dia lagi. Sedang aku sendiri lebih banyak diam di rumah.
Belanja di City Plaza kurang 'fun" karena ade menangis dan ngambek gara-gara gak dibeliin mainan oleh ayah. Mainannya sudah rusak dan gak ada pilihan lain. Kakak juga gak dapat slippers yang bagus menurut ayah dan ibu. Daripada beli tapi maksa lebih baik tunggu sampai nemu yang cocok, saran ibu. Akhirnya hanya beli hadiah utk kawan kakak yang mau ulang tahun dan utk bayi teman ibu yang baru lahir tapi kalian sedikit terhibur dengan paket makanan yang dibeli ayah di Mc Donald. Setelah itu kita belanja bahan makanan di Panda. Kami menikmati banget kegiatan hari ini...melihat ayah kelihatannya ingin mencari pekerjaan baru dan di tempat yang baru...Kami harus benar2 menikmati every minute of our life here coz we'll miss this moment so much...






Friday, October 14, 2011

“I’
M NOT READY FOR IT YET, ITS TOO DIFFICULT TO CHANGE

The true meaning behind this excuse is that people don’t want to
leave the
haram they’re committing. They have got so used to their
lifestyle that they can’t perceive it any other way. The thought of
waking up for
fajr salah, having to continuously study Islam or not
‘chilling’ with the opposite sex is too much for them. There are
obvious contradictions in their behaviour; many of them will spend
a lot of time on things they enjoy whether its playing computer games,
physical training, sports or ‘looking good’. In reality these people are
lazy when it comes to Islam, they may spend so much effort in fitting
in with the crowd and keeping up with the latest trend yet they are not
willing to spend effort in staying away from the fire of hell and
attempting to gain
Jannah and the pleasure of Allah .
 
We need to realise that in order to become Islamic personalities we
have to live our life according to the objective that Allah
has set for
us. Why is it that many work hard when it comes to their exams, yet
pay little attention to the true exam of life? Allah
didn’t create us
for play.
 
Life is not all about ease and acting like spoilt teenagers who have
everything done for them. All of us have the capacity to become
Islamic personalities. Islam wasn’t revealed for angels, it was revealed
for human beings. Allah
says,
“Allah does not place a burden upon a person except that which he is capable
of.”
[TMQ al-Baqarah: 282]
 
How can one then argue that following Islam is too difficult?
Whoever believes this should look at the example of converts to Islam
who completely transform their behaviour and may even face hardship
from their families. If they can change why can’t we? If we look to the
example of many of the Sahabah
they used to be the worst of
people and then became the best. Take the example of ‘Umar ibn al-
Khattab
. He was a man that wanted to kill the Messenger of Allah
SAW and who had even buried his two daughters alive. When he
embraced Islam he became the best of people.
 
‘Umar was neither a prophet nor angel; he was a person like us.
This type of complete transformation of personalities is not restricted
to the companions of the Messenger of Allah
. There are many
examples from Muslims in our own communities in the West who
used to be notorious criminals, drug dealers and alcoholics and who
became active Islamic personalities working for the return of Islam
when they received the Islamic
da’wah (call).
 
Abu Hurayrah narrated that the Messenger of Allah
said,
“People are like mines of silver and gold; the best of them in
the days of Ignorance (jahilliyah) are the best of them in Islam
when they attain knowledge.”
[Muslim]
This hadith means that no matter how far away from Islam we are,
we all have the potential to change and become the best of people.

Thursday, October 13, 2011

Siapakah kita ini, manusia...?
Allah lah yang menciptakan kita...
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.). (QS. As Sajdah, 32:6-8)


HADITS KEEMPAT

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.     Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.     Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4.     Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.     Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.     Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.     Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus. 

Tuesday, October 11, 2011

Kakak udah gede

Alhamdulillah...kakak mau mengajari ade mengerjakan math homework. Sementara ibu bisa masak buat makan sore/malam ayah.
Dalam reading kakak juga suka ngingetin ibu,"Prononciation ibu gak betul. Yang bener begini, de...bla...bla...bla..."
Maklum, ibu kan gak pernah belajar di sekolah kayak sekolah kakak.Alasan aja ya...padahal pada akhirnya harus ibu akui, ibu sudah kalah jauh dlm berbahasa inggris dengan anak-anak.
Kata ayah, "Itu karena ibu tidak mau tahu, tidak mau belajar, kalau ibu buang sifat ignorance dan semangat belajar, ibu juga gak kalah...."
Iya, iya deh! Dalam hati  ibu "Sebel!" Masa dibilang gak mau belajar...kalau bukan karena mau belajar dan praktek, gak akan pernah ada makanan di meja yang bisa disantap ayah...(jujur, ibu dulu gak bisa masak) he he he...(case nya beda ya! Ini soal english bukan cooking).

Beberapa hari ini ade ke sekolah naik sepeda...Pulang sekolah agak terlambat dan bawa temannya...si Nathaniel (kalau gak salah begitu nyebutnya).Kadang-kadang Faisal juga ke rumah. Lalu mereka naik sepeda lagi ke game room...
Pernah ibu ngomong sama kakak,"Kak, si ade ke game room sendirian. Emang boleh ya? Waktu itu dia ke game room sama Nathaniel. Mereka kan masih kecil (6th) biasanya disuruh under supervised by adult (selain orgtua, kakak atau nanny nya)"
Apa komentar kakak..."Ibu, jangan khawatir banget dong! Biarin aja dia main sendiri, dia kan laki-laki. Jangan diikutin terus...nanti dia gak bisa apa-apa loh...udah dia gak dimasukin ke team baseball, masa gak boleh main juga..."
Iya...kasian ade, ibu terlambat daftarin dia ke team baseball. Ya sudahlah, nasi udah jadi bubur. Ibu yang salah, ibu kurang perhatian sama pengumunan kegiatan2 di camp. Tapi Alhamdulillah ada hikmahnya. Ade bisa salat magrib dan isya berjamaah di masjid sama ayah. kalau dia ikutan team, bisa jadi gak ikut salat maghrib. Dan waktu luangnya dia pakai untuk bermain bebas dengan teman-temannya (bersosialisasi).
"Bukan begitu kak...ibu cuma kepikiran aja kok mereka bisa lolos main di situ ya..."
"Mungkin ada abangnya Nathaniel di sana.."
"Mungkin juga ya..." Karena ibu mereka lagi balik ke Canada. Mungkin mereka biasa main dan makan di sana sambil nunggu ayah mereka pulang kerja.

Alhamdulillah...kakak udah gede. Udah bisa diajak ngomong kayak teman, memberi masukan positif ke ibu...sudah bisa bantu ibu untuk membimbing ade belajar.
Ibu seneng sekali...masyaAllah laa hawla wa laa quwwata illah billah.



Sunday, October 09, 2011




Saturday, October 08, 2011

This is a house which we call it home. We have been living here for almost 4 years InsyaAllah. I enjoy almost every minute of my life here masyaAllah. Surrounded by my kids and hubby and of course by our generous neighbors and good friends here. Unforgetable...

Bersama suami, aku pergi ke masjid hampir setiap pagi, dengan ijinnya turut mendirikan shalat subuh berjamaah di sana. Alhamdulillah...kutitipkan anak-anak pada-Mu Oh Allah. Engkaulah sebaik-baik penjaga mereka.
Mendengar suara adzan melalui speaker di mushola wanita aku merasa terharu...dilanjutkan dengan suara qomat...subhanallah...melodi terindah yang pernah aku dengar dari suamiku.

Seusai shalat subuh, aku bergegas keluar untuk memberi susu kepada sekeluarga kucing di halaman masjid. Aku sudah berjanji pada Muhammad untuk memberi susu kepada ibu dan anak-anak kucing yang kurus-kurus di sana (yang gemuk sepertinya si bapak kucing doang...)
Sayang Muhammad tidak bisa ikut ke masjid karena masih mengantuk dan kakaknya melarangnya pergi karena ia tidak mau ditinggal sendirian di rumah.

Semalam ibu bahagia sekali, Muhammad mulai belajar Iqro 4 dan mencoba membaca Al qur'an sekaligus terjemahannya dalam bahasa indonesia. Semoga Allah memudahkannya dalam belajar, memberinya ilmu serta kemampuan untuk memahaminya.  Sudah lama ibu tidak mendengar suara kakak membaca Al Qur'an...ibu rindu mendengar bacaan Qur'an mu yang jauh lebih merdu dari suara nyanyianmu, nak. InsyaAllah...kita sama2 membacanya ya, nak. Semoga Allah memberi taufik dan hidayahNya pada ibu, ayah dan kalian....amiin

Wednesday, October 05, 2011

A Wonderful Life of Travel

http://www.aramcoexpats.com

23 August 2011 | 7 comments | Annuitants | by Judy MacDonnell
I was working for the Australian Air Force as a physiotherapist in 1991, when one day I was called into the office.
“We’re sorry,” I was informed, “but we’ve had to go on a budget, and the first cut-backs are to be with contractors. We have to dock your hourly rate and take away your travel allowance!”
Ras Tanura Residential Compound and BeachRas Tanura Residential Compound and Beach
This bombshell coincided with the completion of a house that I’d built, and of course my finances were stretched to the limits. It was then that the idea of working in Saudi Arabia struck. At the grand age of thirty-five I’d worked and traveled in Australia, the USA and in England, and it was time for another change! It would be six months from my application until I arrived in the “Magic Kingdom.”
My years in Saudi were the most fascinating six and a half years of my life, and I loved (almost) every minute of it. I was to be the Physical Therapist for a new outpatient clinic in Ras Tanura, north of the main compound of Dhahran. The peaceful beauty of the sea side and the friendliness of the residents in this small compound made a huge impression on me. I considered myself very fortunate to have been placed in this position. Over time my unit expanded, and another therapist was allocated to RT. I enjoyed almost all of my experiences in Saudi Arabia. Outside of work, activities were also special – camping, sailing, rappelling, caving, and travelling to other parts of the country and the world, an easy reach from the shores of the Arabian Gulf. Aramco certainly made life interesting!
MacDonnell's SV Siddiqi in Vanuatu MacDonnell’s SV Siddiqi in Vanuatu
I left this amazing place with a head full of memories – and a husband, who loved adventure as much as I did. For several years post-Aramco we cruised the islands of Vanuatu in a twelve meter (thirty-nine foot) catamaran, exploring, helping the locals in any way we could, and assisting volunteer medical organizations in humanitarian work.
We decided to sell our boat after our last trip to Vanuatu in 2007. Fellow ex-Aramcons, Ruth and Marvin Stark, then asked if we’d be willing to help them sail their new purchase, a forty-seven foot catamaran, from Malaysia towards Turkey. We set sail with the Starks on New Year’s Day 2009, on the trip of a lifetime. With stops in India, Oman, Yemen, Eritrea, Sudan and Egypt, we gathered a host of new and delightful experiences. The trip was complete with dolphins, breaching whales, some apprehension in “Pirate Alley,” islands in the Red Sea, and stiff winds near Sri Lanka.
Judy and Bob MacDonnellJudy and Bob MacDonnell at 2009 Aramco Reunion
One of the highlights of the trip in 2009, for us, was the Aramco Reunion in Dhahran in March 2009. Ruth and Marvin made some trips of their own while they waited in Aden, Yemen, while we took a local bus from Aden to Riyadh and another to Dammam. The thirty-plus hour trip was interesting in itself, and we got to see some parts of Yemen and western Saudi that we wouldn’t have seen otherwise. The reunion itself was like coming home. “Mother Aramco” did not disappoint, and we left with our hearts full. We would encourage everyone who is eligible to consider going to the next reunion in Dhahran.
Since 2009, we’ve taken to the highways and byways of Australia and North America in camping vehicles. As we travel, we’re enjoying our hobbies – Bob with his radios and ham contacts, and me with my writing. This year I’ve completed my book of Saudi memories, Houses of Sand, and a young adult novel, To Harvest a Storm. The latter is to help raise funds for the Children’s Tumor Foundation, to discover a cure for Neurofibromatosis – a disease which is not as rare as one might think, and which is very debilitating. The books are both now published in print, and as e-books.
We’re currently in the USA, visiting National Parks and old friends. Although there are troubles in many places, it is still a beautiful world!
For more information on my books and our travels, please visit Judy’s Patch.
Enjoy more photos of life in Saudi Arabia and beyond: Travels of Judy and Bob MacDonnell.
This's not my house but I like it so much...in the corner with beach view...

Beautiful colors


Tuesday, October 04, 2011