Our Life

Wednesday, October 14, 2015




Monday, October 12, 2015

Masih tentang kakak dan niqob ibu

Ibu ingat pertama kali ibu memakai cadar...
Waktu itu kakak masih grade 5
Dulu Kakak marah dan malu dengan penampilan ibu yang baru.
Sekarang kakak sudah grade 9
Ma syaa Allah waktu berjalan begitu cepat...

Sudah 3 tahun lebih ibu mengerjakan sunnah ini...
Alhamdulillah kakak sudah bisa menerima ibu apa adanya meskipun kakak berkata,
"I don't wanna be like you bu..."
Anakku...dengan memakai pakaian sunnah begini bukan berati ibu merasa lebih baik dan suci daripadamu. Semoga kamu menjadi lebih baik daripada ibu. 

Ibu hanya mengerjakan sunnah Rasulullah saw semampu ibu saja.
Dengan memakai pakaian begini ibu jadi lebih hati-hati, lebih sadar dan termotivasi untuk belajar Al Qur'an lebih dalam ma syaa Allah laa quwwata illah billah.
Ibu tahu...ada orang yg tdk suka ibu, menghina ibu atau mungkin mentertawakan ibu...
Biarlah...yang terpenting bagi ibu, semoga Allah menerima amal ibu ini sebagai ibadah, semoga Allah mengampuni dosa-dosa ibu terutama di masa lalu, masa jahiliyah ibu...aamiin...

Ternyata memakai cadar tidaklah mudah...
Jangankan ibu...orang akhir zaman yang penuh salah dan dosa..
Nabi kita saja nabi Muhammad saw yang merupakan orang yang terbaik..,
Tapi tetap...ada yang tidak menyukainya, menghina dan mencacinya, menolaknya bahkan memeranginya. Nabi Muhammad saw selalu sabar dan hingga akhir hidupnya masih memikirkan ummatnya...Subhanallah...

Demikian dengan ibu tapi alhamdulillah ala kulli hal yg ibu alami tidak ada apa-apanya dengan perjuangan Rasulullah saw dalam mendakwahkan Islam.
Ujian dan cobaan yang dialami beliau saw begitu besar demikian juga balasan untuk beliau di akhirat.
Janji Allah padanya saw bahwa beliau pasti akan ditempatkan dalam Jannah tertinggi bersama keluarganya, para sahabah dan golongan yang sholihin...Beliau saw akan diberi telaga Al Kautsar dari Allah Azza wa Jalla dalam Jannah.

Yaa Allah berikanlah kepada kami rumah terindah dalam Jannah Firdaus
Yaa Allah kumpulkan kami dan orang-orang sholihin pengikut Nabi Allah di sana...
Aamiin Allahumma aamiin

Sunday, October 04, 2015

Suami...

Suami bukan milik istrinya.
Dia milik Allah Yang Maha Pencipta
Saya dan para istri...hanya dipinjamkan oleh Allah.
DijadikanNya suami-suami ini cobaan dan ujian keimanan buat para istri...yaah termasuk saya.

Sekali lagi saya sadar...amat menyadari...bahwa
Allah yang mengatur rezeki, jodoh dan mati.
Allah yang membagikan rezekiNya kepada siapapun yang dikehendaki.
Allah yang mempergilirkan jodoh kepada siapapun yang dikehendaki.
Allah yang menentukan mati kepada siapapun yang dikehendaki.

Semua itu ilmu Allah yang ghaib.
Manusia tidak mengetahui karena pengetahuan tentang Allah hanya sedikit...sedikit sekali.
Allah Yang Maha Mengatur segalanya.
Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa..
Apa pun yang terjadi hanya kepada Allah lah kami bertawakal

@Dhahran Tower the 41st floor, 4th October'15
Malam makin sunyi ...semua terlelap, terasa senyap...saya memandangi kerlap kerlip lampu kota yang sepi di bawah, melalui jendela kamar...almost midnight

Menangislah Dan Berdoalah Untuk Anak-Anakmu

Banyaklah menangis dan berdoa untuk anak-anak, terutama pada waktu shalat malam yaitu pada waktu-waktu terkabulnya doa, seperti sepertiga malam yang terakhir, agar keluarganya dijadikan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah, agar anak-anaknya dijadikan orang-orang yang shalih shalihah.
Hendaklah orang tua memanfaatkan perannya sebagai orang tua, yang mana Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam katakan bahwa mereka memiliki peluang yang besar untuk dikabulkan doanya kepada ana-anaknya. Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah)
Seperti contoh doa Nabi Sulaiman ’alaihissalam yang Allahta’ala firmankan dalam Al Quran
وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“… dan berikanlah keshalihan kepadaku (dengan juga memberikan keshalihan) kepada anak cucuku…” (Qs. Al Ahqaf: 15)
Atau doanya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Wahai Tuhanku jadikanlah diriku dan anak cucuku termasuk orang yang tetap melaksanakan shalat, wahai Rabb kami perkenankanlah doaku.” (Qs. Ibrahim: 40)
Hendaklah orang tua selalu berdoa kepada Allah agar mereka dan anak-anaknya dikumpulkan secara bersama-sama di surga kelak. Betapa bahagia dan senangnya orang tua yang bisa berumpul bersama dengan anak-anaknya di dunia, apalagi jika mereka dapat berkumpul dengan anak-anaknya di surga. Yang kurang amalnya diantara mereka akan ditutupi dan disempurnakan Allah dengan yang sempurna amalnya.
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
”Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dengan keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal (kebajikan) mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Qs. Ath Thuur: 21)
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhu berkata, ”Sesungguhnya Allah benar-benar mengangkat (derajat) anak cucu orang yang beriman menjadi sederajat dengannya, meskipun amal anak cucu itu lebih rendah di bawahnya. Hal ini bertujuan agar keberadaan anak cucu mereka yang bersamanya akan membuat hatinya senang.” Lalu ia membaca ayat diatas Qs. Ath Thuur: 21)
Inilah karynia yang Allah ta’ala berikan kepada para anak disebabkan oleh keberkahan amal orang tua mereka. Adapun keutamaan yang diberikan kepada para ayah, hal itu disebabkan oleh keberkahan doa aak-anak mereka. (AlMisbahul Munir fi Tahdzibi Tafsiri Ibni Katsir hal 1153)
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ
”(yaitu) Surga surga Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang shalih dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” (Qs. Ar Ra’d: 23)
Mendoakan anak-anak dapat memperbaiki keadaan mereka, menutupi kekurangan mereka, membenahi kesalahan merea, dan melindungi mereka dari keburukan dunia dan dan akhirat. Al Fudhail bin Iyadh menginginkan anaknya menjadi anak yang shalih, wara’ dan bertaqwa, maka ia pun berdoa kepada Allah ta’ala:
”Ya Allah, aku sudah berusaha keras untuk mendidik Ali, tetapi aku tidak mampu mendidiknya, maka didiklah dia untukku.”
Ia telah berupaya keras untuk mendidik anaknya dan memohon kepada Allah agar mendidiknya sebagai anak yang shalih. Kemudian Allah mengabulkan permohonannya dan sang anak pun menjelma menadi pemuda yang dapat membantu ayahnya untuk menalankan takwa, zuhud dan wara’. Keduanya pergi bersama untuk melaksanakan shalat, menunaikan ibadah haji dan melakukan berbagai macam kebajikan. Keduanya pergi bersama untuk melaksanakan shalat, menunaikan ibadah haji, dan melakukan berbagai macam kebajikan. Keduanya melaksanakan shalat malam dan puasa bersama, tanpa melupakan anggota keluarga lainnya. Sehingga rumah itu benar-benar menjadi rumah yang penuh kebajikan.
Kemudian Ali bin al Fudhail bin Iyadh menjelma menjadi seorang ulama besar, seperti ayahnya yang dikenal dengan ilmu dan kezuhudannya. Menurut Imam an Nasa’i, Ali bin al Fudhail bin Iyadh adalah perawi yang terpercaya. Sementara al Hafidz Abu Bakar al Khathib berkata: ”Dia adalah orang yang sangat hati-hati dalam urusan halal haram.” Abdullah bin ubarak berkata: ”Orang yang paling baik adalah al Fudhail bin Iyadh. Tetapi putranya Ali lebih baik darinya.” Sedangkan Sufyan bin Uyainah berkata: ”Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang rasa takutnya kepada Allah lebih besar dari al Fudhail dan putranya.”
Ali bin Al Fudhail pernah berada di dekat Sufyan bin Uyainah yan ketika itu dia sedang menyebutkan hadits tentang neraka, sementara di tangan Ali ada sebuah kertas yan terikat. Lalu Ali menarik nafas panjang dan kertas yang dipegangnya pun terjatuh. Sufyan menoleh ke arahnya lalu berkata, ”Sekiranya aku tahu engkau ada di sini tentu aku tidak akan menyebutkan hadits tentang neraka. Lalu Ali tidak sadar (pingsan) selama waktu yang Allah kehendaki. (Az Zuhud no. 965 oleh Imam Ahmad)
***
100 Kiat Bagi Orang Tua Agar Anak –insyaallah- Jadi Shalih Shalihah, Penulis Najmi bin Umar Bakkar Penerbit Perisai Quran

Saturday, October 03, 2015

Cerita Cinta

Qul qadarullah...
Allah lebih tahu yang terbaik bagi hambaNya
Rejeki, jodoh dan maut adalah kehendakNya.
Manusia tidak kuasa mencepatkan, menunda apalagi memaksakan sesuai kehendak tanpa idzin Allah.
Karena Yang Menciptakan kita, Allah Azza wa Jalla Yang Berhak, Membagi rejeki, Mengatur jodoh dan maut dengan seadil-adilnya.

Kini aku mengerti  kenapa dia melepaskanku,
Memintaku meninggalkannya untuk mencari yang lebih baik darinya dan lebih muda darinya.
Allah menghendakinya menikah dengan wanita lain yang lebih tua 10 tahun dariku
Dan yang lebih mampu merawatnya di usianya yang tua dan kini sakit.
Semoga Allah memberi yang terbaik untuk wanita itu dan keluarganya...aamiin.

Dia mengalami alzheimer...aku tahu dari postingan mantan istrinya...
"L***e went to Jakarta to see one of the most important person in my life, my children's father. He was instrumental in shaping who I am today and for that I am forever grateful to him"
Sedih juga rasanya....aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberi hidayah padanya...aamiin.

Aku bersyukur pada Allah Yang Mengatur SegalaNya dengan sebaik-baiknya.
Aku juga berterima kasih padanya....karena perpisahan itu akhirnya aku bertemu dengan suamiku. Alhamdulillahiladzi bi ni'matihit tatimush sholihaat...suami, ayah dari anak-anakku yang membimbingku ke arah  perubahan besar ma syaa Allah...

Suamiku yaa habibi...
Semoga cinta kita tidak akan pernah berakhir...
Cerita cinta kita in syaa Allah akan abadi di dunia dan akhiraat...
Aamiin...Allahumma aamiin...

Thursday, October 01, 2015

Belajar dari rumah pinjaman

Pindah dari satu rumah ke rumah yang lain...
Semuanya bukan milik hanya pinjaman
Kita belajar untuk tidak memiliki
Kita belajar untuk merawat
Kita belajar untuk menjaga
Kita belajar untuk rela ketika waktunya berakhir
Merelakannya, melepaskannya, tidak terikat padanya

Semoga aku bisa ikhlas melepas anak-anakku  terbang
Meninggalkan sarangnya...
Untuk menimba ilmu
Untuk hidup di dunia yang penuh fitnah
Untuk memulai hidu baru dalam bahtera perkawinan
Untuk mengarungi samudra cinta yang luas
Untuk bersama-sama agar kuat menghadapi badai topan ombak hujan yang merupakan cobaan dalam rumah tangga

Sebagaimana rumah-rumah kita...
Kalian bukan milik ibu dan ayah
Kalian adalah kepunyaan Tuhan kalian
Alhamdulillah Dia Yang Maha Pemurah
Memberi kepercayaan pada ibu untuk merawat kalian
Sekaligus menjaga kalian dari neraka yang azabnya amat pedih.
Detik demi detik, menit, jam,hari,pekan, bulan dan tahun yang tersisa
In syaa Allah akan ibu nikmati, hadapi dengan usaha dan doa serta sabar

Sabar itu tak ada batasnya..
Sabar itu luas...
Semoga ibu bisa terus bersabar....
Sebagaimana sabarnya eyangkung dan eyanguti pada ibu
Mereka tidak berkata, mereka tdk mengeluh tapi mereka sabar menanti telp dari ibu.

Mama...papa...terima kasih telah merawat, menjaga dan melepas kepergianku. Berkat usaha mama papa dan doa mama papa maka rahmah Allah tercurah padaku alhamdulillahiladzi bi ni'matihi tatimush sholihaat....bagiku kalian adalah orangtua yang terbaik. Aku tidak pernah menyesali apa yang luput. Aku bersyukur pada Allah atas kalian....sebagaimana rasa syukurku atas suamiku, aku menyebutnya my dreams come true. Yaa Allah Engkau Maha Mendengar...Kau dengar doa di penghujung malamku...Ooh Allah...jangan Kau kabulkan ucapan burukku....ampuni hambaMu yang penuh salah dan dosa ini...