Our Life

Monday, October 29, 2012

Abdullah Gymnastiar - Menyikapi Penghinaan

Wednesday, October 17, 2012


DARI CATATAN DAHLAN ISKAN

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS.

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR.

Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang DEKAT dengan TUHAN, bukan berarti tidak ada AIR MATA.

Seorang yang TAAT pada TUHAN, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN.

Seorang yang TEKUN berdo’a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT.

Biarlah TUHAN yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena TUHAN TAU yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN.

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN.

Ketika hatimu terluka sangat dalam maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN.

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH – HATIAN.

Tetap Semangat ….
Tetap Sabar ….
Tetap Tersenyum ...
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”.

Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.

MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA Memang setiap diri kita terkadang ingin serba instan, menggapai sesuatu ingin dengan cepat, tanpa mau bekerja keras, Padahal setiap keberhasilan akan selalu ada hambatan, tantangan, kendala bahkan air mata dan pengorbanan. Ini semua harus disikapi dengan kerja keras, ketekunan, kesabaran, pantang menyerah dan ketangguhan untuk hasil yang lebih baik.

Kalaupun memang kita sudah bekerja keras, tekun, tangguh, sabar, ikhtiar yang maksimal dan disertai do’a, namun di mata masih terlihat gagal, tapi yakinlah di hadapan Allah tidak ada yang sia-sia.

Assalamualaikum wr wb
Nasehat dari beberapa ulama dan para pakar dunia sbb :
Jauhkankanlah dirimu dari pinjaman bank atau kartu kredit, dan berinvestasilah dgn apa yg kau miliki 
·       Hidup seimbang dan sederhana sebagaimana adanya dirimu.
·       Jangan memaksakan diri terpukau dgn benda2 lainya, pakailah yg sesuai dgnkepribadian dirimu.
·       Jangan habiskan uang utk hal-hal yg tidak begitu penting
·       Jangan terpengaruh dgn apa yg dikatakan orang, dengarkan mereka, simak lalu lakukan yang baik menurut dirimu.
·       Uang tidak menciptakan dirimu, uang jangan mengatur dirimu, tapi dirimu yang menciptakan uang dan uang yang bekerja untuk dirimu
·       But with money you can buy :
o       A house but not a home
o       A clock but not a time
o       A bed but not a sleep
o       A position but not respect
o       A book but not the knowledge
o       A blood but not a life
o       A partner but not satisfaction
·       Jika itu telah berhasil bagi dirimu, berbagilah dan bantulah orang lain
Orang yang berbahagia bukanlah orang yg hebat dalam segala hal, tapi orang yang bisa mengalahkan dirinya, menemukan jati dirinya, menemukan hal sederhana dalam hidupnya, dan mengucap syukur pada Allah SWT yang telah memberi segala kenikmatan pada dirinya (yang acapkali tanpa disadarinya) 
Make your home clean enough to make it healthy, and make your home dirty enough to make it happy
Thank you & Best Regards
Emryas Soeleiman

Tuesday, October 16, 2012

Contoh Tauladan Buat OrangTua

Setelah nabi Ibrahim as sebagai contoh tauladan orangtua yang menasehati putra-putranya untuk tetap beribadah kepada Allah ta'ala setelah ia meninggal dunia.
Nabi Yaqub as (cucu nabi Ibrahim as) adalah contoh tauladan orangtua yang sabar...
Dia tidak menghukum putra-putranya yang berbohong, telah memasukkan yusuf putranya ke dalam sumur namun mengatakan padanya bahwa yusuf dimangsa serigala.
Nabi Yaqub as selalu berdoa untuk putranya yusuf
Alhamdulillah yusuf pun selamat dan menjadi seorang terkemuka di Mesir sekaligus menjadi nabi Allah, Yususf as.
Nabi Yaqub as memaafkan kesalahan putra-putranya yang telah memasukkan nabi Yususf as ke dalam sumur.
Nabi Yusuf as pun memaafkan saudara-saudaranya tersebut.
Semua terjadi atas kehendak Allah.
Ada contoh tauladan dan contoh buruk yang kita dilarang melakukannya.
Berbuat jahat pada saudara sendiri...
Ada contoh baik dimana nabi Yusuf as mengalami berbagai masalah, beliau bersabar dan tetap istiqomah hingga akhirnya Allah mengangkat derajatnya, memuliakannya di atas saudara-saudaranya yang lain.
Satu lagi...Nabi Yaqub as selalu mendoakan kebaikan atas putra-putranya...
MasyaAllah laa quwwata illah billah.

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi? | The Truth Seeker Media

Doa Muslim Untuk Saudaranya Yang Jauh

Temanku mengidap kanker
Seperti kata kakak, jika punya sayap ia akan terbang menemui teman-temannya di Saudi
Tapi kita tidak punya sayap ya kak...
Mengunjungi teman ibu yang sakit itu di Eropa..gak mungkin...
Ada hadits bahwa doa seseorang untuk saudaranya yang jauh...insyaAllah diijabah Allah.

Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan". [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Importance of being Patient in Islam!!!

Sabr...

Bagaimanakah bersabar itu?
Bersabar ketika pertama kali menghadapi musibah.
Mengucapkan Inna lillahi wa inna ilahi rojiuun.
Musibah baik untuk kita menurut Allah...
Semoga kita sabar dan mampu menghadapi musibah Allah sesuai aturanNya
Dan Allah memberi hikmah dibalik musibah ini.
Kebaikan di dunia dan di akhirat...amiin.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". [al Baqarah/2:155-157]


Sunday, October 14, 2012


Belia, muda, maupun tua tidak ada yang tahu, mereka pun bisa merasakan kematian. Setahun yang silam, kita barangkali melihat saudara kita dalam keadaan sehat bugar, ia pun masih muda dan kuat. Namun hari ini ternyata ia telah pergi meninggalkan kita. Kita pun tahu, kita tidak tahu kapan maut menjemput kita. Entah besok, entah lusa, entah kapan. Namun kematian sobat kita, itu sudah cukup sebagai pengingat, penyadar dari kelalaian kita.  Bahwa kita pun akan sama dengannya, akan kembali pada Allah. Dunia akan kita tinggalkan di belakang. Dunia hanya sebagai lahan mencari bekal. Alam akhiratlah tempat akhir kita.
Sungguh kematian dari orang sekeliling kita banyak menyadarkan kita. Oleh karenanya, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati. Dan faedahnya amat banyak. Kami mengutarakan beberapa di antaranya kali ini.
Dianjurkan untuk mengingat mati dan mempersiapkan diri menghadap kematian …
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307 dan Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2: 292. Hadits ini hasan shahih menurut Syaikh Al Albani).
Yang dimaksud adalah kematian. Kematian disebut haadzim (pemutus) karena ia menjadi pemutus kelezatan dunia.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Wahai diri ini yang lalai akan kematian, ingatlah faedah mengingat kematian …
[1] Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri, dengan mengingatnya saja seseorang telah mendapatkan ganjaran karena inilah yang diperintahkan oleh suri tauladan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[2] Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
[3] Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah. Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.
[4] Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehiupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).
[5] Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim. Allah Ta’ala berfirman,
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ
Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS. Al Muthoffifin: 4). Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zholim dengan berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zholim seperti itu.
Nasehat ulama ….
Abu Darda’ berkata, “Jika mengingat mati, maka anggaplah dirimu akan seperti orang-orang yang telah meninggalkanmu”
Yang menakjubkan pula dari Ar Rabi’ bin Khutsaim …
Ia pernah menggali kubur di rumahnya. Jika dirinya dalam kotor (penuh dosa), ia bergegas memasuki lubang tersebut, berbaring dan berdiam di sana. Lalu ia membaca firman Allah Ta’ala,
رَبِّ ارْجِعُونِ  لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
(Ketika datang kematian pada seseorang, lalu ia berkata): Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100). Ia pun terus mengulanginya dan ia berkata pada dirinya, “Wahai Rabi’, mungkinkah engkau kembali (jika telah mati)! Beramallah …
Sumber bacaanAhkamul Janaiz Fiqhu Tajhizul Mayyit, Kholid Hannuw, terbitan Dar Al ‘Alamiyah, cetakan pertama, 1432 H, hal. 9-13
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
Jumat, 12 Oktober 2012 22:32:07 WIB

HAKIKAT DUNIA

Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari



Manusia yang mengamati dirinya dan orang-orang di sekitarnya, akan mengetahui dengan dengan pasti tentang berbagai kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Dia memahami bahwa kehidupannya di dunia melewati fase-fase yang pasti dilewati dan tidak bisa dipungkiri jika dia berumur panjang. Sebelumnya dia tidak ada, kemudian lahir ke dunia sebagai bayi, lalu menjadi bocah (anak kecil), muda, dewasa, tua, dan akhirnya ajal menjemputnya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ 

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? [al-Baqarah/2:28]

Imam Baghawi rahimahullah berkata, “Kemudian Allah Azza wa Jalla berkata kepada orang-orang musyrik Arab dengan bentuk keheranan ‘Mengapa kamu kafir kepada Allah’, setelah penegakkan bukti-bukti dan kejelasan keterangan-keterangan. Kemudian Allah Azza wa Jalla menyebutkan bukti-bukti: ‘padahal kamu tadinya mati’, dalam bentuk setetes mani di dalam tulang sulbi bapak kamu, ‘lalu Allah menghidupkan kamu,’ di dalam rahim dan di dunia, ‘kemudian kamu dimatikan’, ketika habis ajal kamu ‘dan dihidupkan-Nya kembali’, untuk kebangkitan setelah kematian, ‘kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?’, kamu akan datang di akhirat, lalu Allah Azza wa Jalla akan membalas perbuatan-perbuatan kamu”. [Tafsîr al-Baghawi 1/77]

KEMATIAN PASTI DATANG
Bagaimanapun manusia berusaha lari dari kematian, kematian itu pasti akan menjemputnya di manapun dia berada. Walaupun dia berada di dalam gedung yang tinggi dan kokoh.

Allah Azza wa Jalla berfirman.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ 

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [an-Nisâ’/4:78]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Maksudnya: bahwa semua orang akan mati, tidak ada pilihan, tidak ada sesuatupun yang akan menyelamatkannya dari kematian, sama aja apakah seseorang itu berjihad atau tidak. Karena sesungguhnya manusia itu memiliki ajal yang telah ditetapkan dan waktu yang telah dibagikan. Sebagaimana Khâlid bin Walîd Radhiyallahu anhu berkata ketika kematian menjemputnya di atas tempat tidur, ‘Sesungguhnya aku telah menghadiri sekian peperangan, tidak ada satu pun dari anggota badanku yang tidak terdapat luka dari sebab tikaman tombak atau lemparan anak panah. Namun sekarang aku akan mati di atas tempat tidurku, sedangkan mata para pengecut tidak bisa tidur’.” [Tafsîr Ibnu Katsîr, 2/360]

Juga firmanNya.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [al-Jum’ah/62:8]

Maka kita selalu melihat kematian mendatangi setiap orang yang telah Allah Azza wa Jalla tentukan. Sama saja, baik kepada orang kaya atau miskin, raja atau rakyat jelata, sehat sentosa atau selalu sakit saja, orang tak dikenal atau bintang idola. 

DUNIA INI FANA
Itulah hakekat dunia ini, yaitu fana dan sementara. Allah Azza wa Jalla mengingatkan semua manusia tentang hal ini di dalam banyak tempat di dalam al-Qur’ân, antara lain firman Allah:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadîd/57:20]

Imam al-Alûsi rahimahullah berkata, “Setelah Allah Azza wa Jalla menjelaskan keadaan dua kelompok manusia (yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir pada ayat 19-pent), Allah Azza wa Jalla menjelaskan keadaan kehidupan kelompok kedua (yaitu orang-orang kafir) yang merasa tentram dengan dunia, dan disebutkan bahwa kehidupan dunia itu termasuk perkara-perkara kecil yang tidak akan membuat orang-orang yang berakal condong dan tenteram kepadanya. Dunia ini ‘permainan’ yang tidak ada hasilnya kecuali capai, ‘dan suatu yang melalaikan’, melalaikan manusia dari perkara yang bermanfaat dan penting baginya, dan ‘perhiasan’ yang tidak akan menghasilkan kemuliaan hakiki, seperti pakaian-pakaian yang indah dan kendaraan-kendaraan yang bagus serta rumah-rumah yang tinggi, ‘dan bermegah- megah antara kamu’ dengan nasab dan tulang-tulang yang telah lapuk, ‘serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak’, dengan jumlah dan persiapan. Kemudian Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa bersamaan dengan itu, dunia itu cepat binasa dan segera hancur: ‘Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani’, demikian juga perhiasan dunia sangat mengagumkan orang-orang kafir. Adapun seorang yang beriman, jika melihat perkara yang mengagumkan, maka fikirannya akan tertuju kepada kekuasaan Penciptanya Azza wa Jalla, sehingga dia menjadi kagum terhadap kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Sedangkan orang kafir, fikirannya tidak melampaui apa yang dia lihat, sehingga warna-warni dunia membuatnya tenggelam di dalam kekaguman. ‘Kemudian tanaman itu menjadi kering’, bergerak menuju akhirnya, yaitu menjadi kering setelah sebelumnya warmanya hijau dan indah. ‘Dan kamu lihat warnanya kuning’ yang sebelumnya kamu melihatnya indah dan elok, ‘kemudian menjadi hancur’, remuk karena kering.Allah Azza wa Jalla memisalkan waktu yang telah dilalui oleh manusia dengan dengan satu tumbuhan yang tumbuh dari karena air hujan, kemudian hancur dan binasa kurang dari satu tahun. Ini mengisyaratkan alangkah cepat dan dekat kehancurannya. Setelah Allah Azza wa Jalla menjelaskan kehinaan dunia ini dan memerintahkan manusia agar menganggap kecil urusan dunia dan menjauh diri agar tidak tenggelam di dalamnya, Allah Azza wa Jalla menjelaskan keagungan urusan akhirat, mengagungkan kelezatan dan kepedihan siksa di akhirat agar mendorong manusia meraih kenikmatannya yang abadi dan memperingatkan siksanya yang pedih. Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras’, Allah Azza wa Jalla menyebutkan siksa lebih dahulu karena hal ini sebagai akibat tenggelam di dalam keadaan-keadaan kehidupan dunia yang telah dijelaskan, ‘dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya’. Penyebutan siksa yang pedih di hadapan dua perkara: ampunan dari Allah k dan keridhaan-Nya; demikian juga penyebutan ‘siksa yang pedih’ tanpa menyebutkan dari Allah Azza wa Jalla , mengisyaratkan kepada dominannya rahmat Allah Azza wa Jalla dan bahwa tujuan yang utama adalah kebaikan. ‘Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu’, yaitu bagi orang yang merasa tentram terhadap dunia dan tidak menjadikan kehidupan dunia ini sebagai sarana untuk kebaikan akhirat dan alat untuk meraih kenikmatannya. Diriwayatkan bahwa Sa’îd bin Jubair Radhiyallahu anhu mengatakan, “Dunia itu adalah kesenangan yang menipu, jika dunia melalaikanmu dari mencari akhirat. Namun jika dunia itu mengajakmu untuk mencari ridha Allah Azza wa Jalla dan mencari kebaikan akhirat, maka dunia itu sebaik-baik kesenangan dan sarana”. [Diringkas dari Tafsîr Rûhul Ma’âni, 20/335]

KEUTAMAAN AKHIRAT 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menyebutkan kenikmatan dan keutamaan akhirat yang sangat besar dibandingkan kesenangan di dunia ini. Di antaranya adalah hadits di bawah ini:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي َلأَ عْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً

Dari `Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku benar-benar mengetahui seorang penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya dan seorang penduduk surga yang paling akhir masuk ke dalam surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan keadaan merangkak, lalu Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam surga!’. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Lalu dia mendatangi surga, namun dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh. Maka dia kembali lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, aku mendapati surga telah penuh.’ Allah Azza wa Jalla berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam surga!’. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Lalu dia mendatangi surga, namun dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh. Maka dia kembali lalu berkata, ‘Wahai Rabbku, aku mendapati surga telah penuh.’

Allah Azza wa Jalla berkata lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam surga! Sesungguhnya engkau memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh kali dunia’. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku (atau Engkau mentertawakan aku) padahal Engkau adalah Raja?’Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata, ‘Aku melihat Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai nampak gigi gerahamnya’. Dan dikatakan bahwa orang itu adalah penduduk surga yang paling rendah derajatnya’. (HR. Muslim, no. 308/186)

BERLOMBA DI DALAM KEBAIKAN
Jika manusia telah mengetahui hakekat dunia yang fana ini, maka selayaknya dia selalu ingat dan waspada, jangan sampai tergoda kenikmatan dunia yang sementara, kemudian melalaikan akhirat yang sangat berharga. Sepantasnya manusia berlomba melakukan ketaatan-ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan untuk meraih kebaikan akhirat. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla berfirman:

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar. [al-Hadîd/57: 21]

Juga sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Ali ‘Imrân/3:133]

Kita mendapat teladan luar biasa dari Salafus Shalih di dalam hal berlomba di dalam kebaikan. Sangat banyak contoh yang dapat ditiru dari perbuatan mereka. Seperti disebutkan di dalam riwayat di bawah ini:

أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِيْنَ أَتَوْا رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوْا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ قَالُوْا يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّيْ وَيَصُوْمُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ وَيُعْتِقُونَ وَلاَ نُعْتِقُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَلاَ أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُوْنَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلاَ يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ قَالُوْا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ تُسَبِّحُوْنَ وَتُكَبِّرُوْنَ وَتَحْمَدُوْنَ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ مَرَّةً قَالَ أَبُوْصَالِحٍ فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِيْنَ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوْا سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ اْلأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا فَفَعَلُوْا مِثْلَهُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ يَشَاءُ 

Bahwa orang-orang miskin dari kalangan Muhâjirîn berkata, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong derajat yang tinggi dan kenikmatan abadi”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Kenapa begitu?” Mereka menjawab, “Mereka itu melakukan shalat sebagaimana kami melakukan shalat; mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa; mereka bersedekah, sedangkan kami tidak bersedekah; mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak memerdekakan budak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku tunjukkan kamu sesuatu, jika kamu mengerjakannya kamu mendahului orang-orang selainmu dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kamu, kecuali orang yang melakukan semisal yang kamu lakukan ? Yaitu kamu bertasbîh, bertakbîr, bertahmîd 33 kali setelah selesai setiap shalat”. Orang-orang miskin itu menghadap lagi kemudian mengatakan, “Saudara-saudara kami, orang-orang kaya, mendengar apa yang telah kami lakukan, lalu mereka melakukan semisalnya! Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki”. [HR. al-Bukhâri, 843; Muslim, no. 595]

Sebagian Ulama memberikan contoh-contoh berlomba di dalam kebaikan sebagai berikut: 

Diriwayatkan bahwa Anas Radhiyallahu anhu berkata, “Saksikan takbîratul ihrâm bersama imam (di dalam shalat jama’ah)!”

Diriwayatkan bahwa Ali Radhiyallahu anhu berkata, “Hendaklah engkau menjadi orang yang pertama masuk masjid, dan orang yang terakhir keluar.” [Tafsîr Bahrul Muhîth 10/228]

Demikianlah para pendahulu kita yang shalih, bagaimana dengan kita? Hanya Allah Azza wa Jalla tempat memohon pertolongan.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XIII/1430H/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Dr. Ingrid Mattson- Community in Islam


kakak ingin lihat film yang dilaknat ummat Islam yaitu Innocence of muslim.
daripada nonton film itu, lebih baik kita nonton film ttg nabi muhammad versi muslim di amerika or non muslim disana yg lebih baik drpd film terlaknat itu..

Muhammad: Legacy of a Prophet

Saturday, October 13, 2012

Titik Tapi Masuk ke Alam Berikutnya...Alam Kubur

Suami kak Rampai meninggal malam Jumat kemaren pukul 10:45 am. Inna lillahi wa inna ilahi rojiuun.
Wahai Allah, ampunilah Muhammad bin Hasan Basri, naikkanlah derajatnya diantara orang-orang yang mendapat hidayah, dan lindungilah keluarga dan keturunannya yang masih hidup. Ampunilah dia dan kami, wahai Tuhan sekalian alam, luaskanlah kubur baginya dan berilah cahaya di dalamnya.

Jumat ba'da salat jumat Muhammad rahimahullah dimakamkan di kuburan depan mesjid. Saya menyaksikannya dari lubang-lubang tembok pagar ditemani ibu penjual pisang goreng yang hari itu mengenakan jilbab.Saya sedih...membayangkan diri ini yang dimasukkan ke dalam liang kubur setelah itu orang-orang yang menghantar meninggalkan saya sendirian dalam ruang sempit, gelap...harta, keluarga semua meninggalkan orang yang sudah mati yang tinggal bersamanya hanyalah amalnya selama di dunia.
Kalau amalnya baik ia akan mendapat teman yang baik dan kalau buruk ia akan mendapat teman yang buruk na udzubillahi min dzalik.

Beberapa saat setelah dikubur, ruh dikembalikan dalam jasad dan orang mati akan ditanya oleh malaikat..semoga ia bisaa menjawabnya dan selamat dari azab kubur, amiin...begitu juga saya kelak, orangtua, suami, anak-anak, kerabat dan orang2 tercinta, seluruh umat Rasulullah saw...amiin.


Thursday, October 11, 2012

Koma...pada akhirnya Titik...

Sejak kemaren kakakku, mas Bambang ada di Bangkok. Dia ada training 2 hari di sini. Nginep di hotel Holiday Inn, Silom dekat dari rumah kami. Siang tadi mas Bambang ke rumahku lagi, dia makan siang di rumahku sambil kita ngobrol-ngobrol...biasa ..tentang papa mama dan saudara saudari tercinta di tanah air.
Gak lama setelah mas Bambang balik ke hotel...kulihat kak Rampai Dahlan datang bersama suaminya yang tertidur koma di tempat tidur yang dibawa perawat rumah sakit. Hari ini segala alat-alat yang memperpanjang hidup suami kak Rampai dilepas dan beliau dipindahkan ke rumah keluarga besar Achmad Dahlan dikontrol oleh pak dokter,putra kun Achmad Dahlan yang hampir seminggu tinggal di rumah besar tersebut, merawat ayahnya pasca kecelakaan mobil dan tewasnya istri kun Achmad Dahlan akibat kecelakaan tsb.

Aku mendatangi rumah besar yang ternyata sudah penuh kerabat kelg...
Aku tanya Ella anak kak Walidah,"Ada apa, Ella?"
Kata Ella, pakdenya dipindah ke rumah ini dan sekarang orang-orang akan membacakan yassin untuk beliau.
Sepengetahuanku yang minim membacakan yassin kalau yang sakit tdk paham sebenarnya tak perlu apalagi tak ada tuntunannya tapi insyaAllah ada manfaatnya bagi yg hidup untuk membaca, merenungi arti dan makna surat ini.
Kuhampiri kak Rampai, kupeluk ia...
"Sabar ya kak...bacakan ditelinga suami, Laa illaha illallah..." bisikku sambil mengelus2 punggungnya...ia menangis..
"Iya...sudah...setiap hari.." katanya.

Lalu aku memasuki ruangan TV di mana tempat tidur suami kak Rampai di tempatkan.
Aku tdk mengenalnya tapi aku sedih melihat saudara seimanku lemah dalam sakitnya di sana.
Kubertanya-tanya apa yang sedang terjadi dalam ruh seorang yang koma dimana fisiknya diam tak bergeming.

Kusadari aku akan mati juga. Mati adalah pasti...apa artinya segala sesuatu di dunia ini yg kita bela-belain utk meraihnya, apalagi diraih dgn cara yg tdk halal atau bertentangan dengan way of life, Islam...
Aku merenungi salah dan dosaku...Astaghfirullah...Allahuma dzunubi....
Orang yang sakit bisa jadi rahmat Allah karena dgn sakitnya, jika ia sabar dan tawakal pada Allah...maka dapat menghapus dosa hingga lebih bersih dari dosa ketika kembali padaNya....
Tapi kuatkah aku menghadapi rasa sakit yg demikian rupa...Yaa Allah, sakit di dunia pasti masih lebih baik daripada sakit karena azab kubur na udzubillahi min dzalik...karena dalam kubur sdh tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menebus dosa...
Akujadi menggigil ketakutan...selamatkanlah aku dari azab dunia, kubur dan jahanam.

Yaa Allah, sembuhkanlah ia dengan kesembuhan yg tdk meninggalkan sakit...mudahkanlah sakaratul mautnya dan matikanlah ia dalam keadaan beriman. Kata kak Rampai, suaminya memiliki 4 anak dari istri pertamanya...kuperhatikan hanya seorang anaknya yang ada bersama saudara-saudari kak Rampai di sana. Diantaranya kun Winai Dahlan dan kak Aminah yg baru kulihat sebelumnya hanya dengar namanya saja.
Semoga ia mendapat ridho dari orang-orang yg mungkin pernah disakitinya, Allahu a'lam...ini sesuatu yg manusiawi kan...yaa Allah ampunilah dosaku karena pernah berbuat zholim pada orang lain apalagi orgtua, suami dan anak-anakku dan kaum yang lemah...aku takut takut sekali...semoga orang-orang yg pernah kusakiti baik sengaja atau tdk sengaja mau memaafkanku dan semoga Allah mengampuni dosaku dan meridhoiku, amiin...

Kuingat mama dan papa...yaa Allah, berilah aku kesempatan berada disisi mereka di saat hembusan terakhir nafas mereka insyaAllah dan ijinkan aku mentalqinkan keduanya...Allahuma a'lam...karena hanya Allah yg Maha Mengetahui siapa yg akan kembali terlebih dahulu...

Wednesday, October 10, 2012

Harta dan Anak-anak

Ketika aku bangun dari tidur, mau salat tahajud...
Aku berkata ke suami...
Apa yang ada di kita ini bukan milik kita...
Harta, anak, semuanya milik Allah.
Kita hanya dipinjamkan dan diamanahi untuk menggunakannya di jalan lain...
anak juga bukan untuk dibangga-banggakan tapi untuk dijaga dan dididik sesuai aturan Allah
Kelak harta akan kita tinggalkan yang kita bawa adalah amalan dlm menggunakan harta tsb.
Anak juga akan kita tinggalkan atau meninggalkan dan kita harus mempertanggungjawabkan semuanya di hadapan Allah. Semoga kita bisa menjalankan amanah Allah sesuai kehendak-Nya, amiin.
Suamiku manggut-manggut...betul...commentnya.
Berat ya...smoga Allah meringankan yang terasa berat...
Memudahkan yang terasa berat dan menolongku...menolong kami...
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)" QS At-Taghabun:15
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." QS At-Tahrim:6

Monday, October 08, 2012

Sedikit Tentang Kampung Jawa

Tidak sulit mencari dimana Kampung Jawa. Kalau kita naik BTS, turun di stasiun BTS Surasak, keluar dari gate 2 turun tangga menuju pinggir jalan Sathorn, di depan Thai CC terdapat tuktuk atau tidak jauh dari situ ada pangkalan ojek. Beritahu tujuan kita "Kampung Yawa" (begitu org Thai menyebutnya) insyaAllah supir Tuktuk atau ojeksudah tahu.
Kampung ini seperti kampung-kampung dalam kota metropolitan Jakarta, yaitu daerah Setia Budi atau Palbatu...

Disebut kampung Jawa karena konon merupakan pemukiman pekerja landscape untuk Grande Palace yang didatangkan dari Jawa, Indonesia. Sekarang yang tinggal adalah generasi kelima dari para pekerja-pekerja tersebut. Kebanyakan sudah tidak bisa berbahasa Jawa lagi tapi masih ada eyang-eyang yang masih bisa berbahasa Jawa seperti Haji Slamet (muadzin Mesjid Jawa) dan khun Muslim (imam Mesjid Indonesia) yang tinggal di kampung Jawa. Khun Muslim ini rajin ikut halaqah atau pengajian bersama bapak-bapak dari MMIT (Msyarakat Muslim Indonesia di Thailand) pada hari Ahad bergiliran di beberapa Mesjid diantaranya Mesjid Jawa, Mesjid Indonesia dan Islamic Center, Ramkangheng. Masyarakat kampung Jawa juga ada yang bekerja sebagai local staff di KBRI, diantaranya ibu Nara dan ibu Hafsah yang saya kenal...ada lagi seorang ibu tapi saya lupa namanya...juga kedua kakak perempuan kak Walida Dahlan...(kak Rampai (sdh pensiun) dan kak Aminah). Ada juga eyang Mon, nenek berusia 79th ini juga tidak bisa berbahasa Jawa apalagi Indonesia tapi dia fasih bahasa Inggris karena pernah bekerja sbg chef di American Embassy. Beliau suka sekali bercerita padaku ttg almarhum ayahnya yang berasal dari Kendal dan menikahi wanita Thai.

Aku betah tinggal di sini, tinggal di pavilion keluarga besar alm Irfan Dhahlan, bersama suami dan anak-anak tercinta.
Rasanya aman buat wanita bercadar seperti aku dlm lingkungan muslim. Alhamdulillah banyak yg berjilbab di sini, meskipun masih belum menutup aurat secara benar seperti lengan bajunya masih pendek tapi semoga Allah memberikan taufik dan hidayah pada kita semua...aamiin. Subhanallah ada wanita bertudung penjual majalah dan koran itu menjajakan majalah laki-laki dewasa yang covernya photo wanita mengumbar aurat...semoga ada orang alim di sini yang mengingatkannya (amar ma'ruf nahi munkar)...aamiin...Banyak penjual makanan halal...kalau kita belanja pada mereka, mereka biasanya mengucapkan, jazaakallah....ada tukang cukur setengah baya yang aku perhatikan kalau lagi gak ada customer, dia membaca Qur'an...masyaAllah...Anak-anak laki-laki kecil rame-rame ke mesjid pakai peci dan sarung untuk shalat dan mengaji di Mesjid kalau malam...dan kalau bertemu saling mengucapkan salam, Assalamu'alaikum...Alhamdulillah...Ada juga kuburan muslim di seberang Mesjid...Alhamdulillah bisa tinggal di tempat ini....

Yuk liat foto2nya...







Kampung dan Masjid Jawa – Sathorn, Bangkok (bahasa)

Unik. Sebuah komunitas keturunan Jawa (Indonesia) Muslim telah menjadi bagian dari masyarakat Bangkok selama kurang lebih 70 tahun. Generasi awal masyarakat kampung Jawa di Bangkok ini datang pada masa perang dunia II, terutama karena tentara Jepang yang membawa mereka untuk dipekerjakan di perkebunan atau proyek Jepang lainnya di masa itu. Kultur Jawa masih terasa di kampung ini, bahkan masjidnya pun diberi nama ‘Jawa Mosque’. Posting berikut adalah artikel yang dimuat di Kaltimpost online tentang kampung Jawa Sathorn, Bangkok.
PENGAJIAN DISEDIAKAN LONTONG, AKAD NIKAH PAKAI BATIK
Menengok Aktivitas Masjid Jawa di Kota Bangkok
Di tengah beragamnya etnis di pusat kota Bangkok, Thailand, ternyata terselip komunitas masyarakat Indonesia keturunan Jawa muslim. Mereka juga memiliki masjid yang diberi nama Masjid Jawa. Bagaimana situasinya? Naufal Widi AR, Bangkok
TAK sulit mencari Masjid Jawa di kota Bangkok. Cukup pergi menuju ke distrik Sathorn, lalu tanyakan ke penduduk setempat di mana letaknya. Lalu dengan menyebut kata “surau” atau “hong lamat muslim”, telunjuk penduduk langsung menunjuk ke sebuah bangunan di Jalan 707 Soi Rangnamkeang, Yanawa. Seperti dengan namanya, Masjid Jawa masih mencerminkan bangunan klasik masjid di tanah Jawa.
Bangunan utamanya berbentuk segiempat ukuran 12 x 12 meter dengan empat pilar di tengah yang menjadi penyangga. Selain sisi arah kiblat, di tiga sisi lainnya terdapat masing-masing tiga pintu kayu. Di luar bangunan utama, terdapat serambi dengan empat pintu yang terbuat dari jeruji besi. Di bagian depan (pengimaman), terdapat sebuah mimbar kayu yang dilengkapi tangga.
Di kanan dan kirinya terdapat dua buah jam lonceng, juga terbuat dari kayu. Sebuah bedug kayu kokoh berdiri di salah satu sudut serambi masjid. Lantas mengapa bernama Masjid Jawa? Masjid itu memang terletak di wilayah yang dikenal dengan kampung Jawa. Penduduknya juga memiliki keturunan darah Jawa. Seperti Abdussamad, bilal Masjid Jawa yang memiliki kakek berasal dari Kendal, sebelah barat kota Semarang, Jawa Tengah.
“Wes salat (sudah salat, Red),” sapa Abdussamad dengan logat khas Thailand begitu mengetahui wartawan koran ini berasal dari Jawa. Kebetulan harian ini datang ketika Abdussamad yang masih memakai sarung baru saja menyelesaikan salat Asar berjamaah. Meski lahir dan dibesarkan di Thailand, dia mengaku mengetahui beberapa kosakata Jawa yang umum digunakan. “Aku wong Jowo ning Thailand (saya orang Jawa yang tinggal di Thailand, Red),” katanya lantas tertawa.
Dia tidak mengetahui persis bagaimana kakeknya yang bernama Muhammad Toyib bisa berada di Bangkok. Namun dari cerita, saat perang dunia kedua, banyak penduduk Jawa yang merantau ke Thailand dan bekerja di perkebunan. Hampir separo dari sekitar seribu penduduk di kampung Jawa, kata dia, memiliki leluhur di tanah Jawa. Meski rata-rata sudah generasi ketiga, kata Abdussamad, beberapa tradisi Jawa masih dilakukan di Masjid Jawa.
Misalnya, pekan depan akan diadakan pengajian Maulid Nabi. Makanan khas disediakan, seperti mi lontong dan sate. “Besok (hari ini, Red) ada acara akad nikah. Wong mantu (pernikahan). Nanti ada yang seperti Jawa, pakai songkok dan batik,” urai pria 43 tahun itu. Tidak hanya itu, jika bulan Ramadan tiba, budaya buka bersama dengan takjil makanan khas juga tersedia.
Menurut Abdussamad, beberapa jajanan disediakan misalnya kue cucur dan es cao. Tentang sejarah Masjid Jawa, Abdussamad lantas menunjukkan prasasti tentang Masjid Jawa yang terletak dinding sebelah kiri bangunan utama. Dari dokumen yang ada disebutkan, masjid ini didirikan antara bulan Juni – September di Era Rathanakosin (Periode Rama V) tahun 2440, di tahun ular atau bertepatan pada Muharam 1326 H.
Masjid ini didirikan oleh orang Jawa dengan luas 14 x 12 asta. Tanahnya merupakan wakaf dari Almarhum Haji Muhammad Shaleh. Akad wakaf tercatat pada 16 Juni 2440 diberikan pada masyarakat muslim pada umumnya. Ameen Mudpongtua, imam Masjid Jawa menjelaskan, masjid itu terbuka bagi siapa saja meski berada di tengah-tengah kampung Jawa.
Bahkan Ameen sendiri merupakan keturunan melayu. “Melayu boleh, Indonesia juga boleh. Dari mana saja,” katanya dalam bahasa Thailand yang diterjemahkan seorang takmir masjid. Ameen yang berusia 74 tahun telah menjadi imam masjid sejak lima tahun silam. Buktinya adalah seorang warga Pakistan Zahoor Ahmed, yang juga ikut menemani perbicangan dengan harian ini.
Mahasiswa tingkat delapan di Islamabad University itu sudah setahun tinggal di Bangkok. “Saya sedang bisnis garmen di Thailand. Saya suka tinggal di sini. Penduduknya ramah-ramah,” katanya. Kegiatan di Masjid Jawa, tidak berbeda dengan masjid pada umumnya. Selain ibadah wajib, seperti salat lima waktu dan salat Jumat, juga ada pengajian dan pembagian zakat.
Setiap hari selepas salat Magrib, giliran anak-anak yang belajar mengaji. “Di sini, semuanya gratis,” kata imam yang hafal Alquran itu. Untuk belajar agama, lanjut Ameen, di depan masjid terdapat sebuah madrasah. Bangunannya berlantai dua dengan ruangan terbuka. Biasanya, waktu belajar dari jam 19.00 hingga 20.00. Pesertanya adalah anak-anak dan remaja.
Selain itu, di seberang jalan, terdapat area pemakaman yang cukup luas dan mampu menampung sekitar seribu makam. “Itu kuburan muslim,” jelas Ameen yang juga pemimpin upacara-upacara keagamaan, seperti memandikan jenazah dan memakamkan. Masjid Jawa memang khas Jawa. Selain bangunan dan beberapa perangkatnya yang identik, rumah-rumah yang ada di sekitarnya juga mirip perkampungan Kauman yang biasanya terletak di sekitar masjid besar di Jawa.
Jarak antar rumah rapat dengan gang yang sempit. Umumnya, rumah memiliki pagar yang cukup tinggi dengan halaman yang cukup luas juga. Selain keturunan Jawa, di perkampungan itu juga terdapat penduduk asli Thailand yang juga muslim. Yang menarik, di perkampungan itu juga tinggal salah satu keluarga besar dari KH Ahmad Dahlan. Dia adalah tokoh pembaharu Islam asal Jogja yang mendirikan Muhammadiyah, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia.
Dia adalah Walidah Dahlan yang merupakan anak dari almarhum Irfan Dahlan, anak kelima KH Ahmad Dahlan. Walidah menceritakan, ayahnya yang lahir tahun 1907 sejak muda sudah belajar di luar negeri, yakni di Lahore, Pakistan. Kemudian, Irfan menetap di Bangkok hingga meninggal pada 1967. Di ibu kota Negeri Gajah Putih itu, Irfan berprofesi sebagai guru dan mubaligh.
Dari pernikahannya dengan Zahara, Irfan memiliki sepuluh anak. “Kami bangga menjadi cucu pendiri Muhammadiyah,” kata Walidah yang merupakan anak ke-9. Karena itu, anak-anak Irfan juga mencantumkan nama Dahlan di belakang nama mereka. Meski belum pernah ke tanah leluhurnya di Jawa, dia mengetahui beberapa daerah di kota Jogja. Walidah lantas menyebut rumah sakit PKU Muhammadiyah yang terletak di Jalan Ahmad Dahlan.
Dia berharap, suatu saat nanti bisa sampai ke kota gudeg itu. “Insya Allah bisa ke sana,” harapnya. Tinggal di perkampungan Jawa membuat Walidah juga bisa berbahasa Jawa. Dia mengaku bisa menggunakan kosakata Jawa meski terbatas. Misalnya menyebut amben (tempat tidur) dan dingklik (kursi kecil). Demikian juga dengan beberapa masakan khas seperti sambel goreng dan tumpeng yang diketahuinya. “Ada lagi kata-kata Jawa, duit ora ono (tidak ada uang, Red),” canda ibu dari Elvila itu.(*)
Sumber

Meninggalkan...


Rasanya kasian ninggalin suami sendirian di rumah..
Padahal belum tentu suami sedih ya..
Mungkin suami saya lebih bahagia kalau saya dan anak-anak gak ada...
Selama ini saya dan anak-anak bikin susah suami...
Di mata suami saya banyak kekurangan dan kelemahan
Anak-anak juga berisik, susah diatur...
Saya rasa suami lebih suka kerja shif 28-28 di rig daripada kumpul setiap hari begini...
InsyaAllah saya akan ikhlaskan suami...jika itu keinginannya...
Saya ingin dia bahagia...
Semoga Allah memudahkan urusan sekolah anak-anak di Indonesia jika kami harus kembali ke Indonesia...amiin

Sunday, October 07, 2012

Kepergian yang tak disangka-sangka...Allahu a'lam...

Kepergian Ira begitu tragis...karena kecelakaan mobil yang dikendarai suaminya ketika hendak umrah ramadan dan idul fitri di masjidil haram, Mekkah...Ira, suaminya dan satu dari lima anaknya, adek Akhtar tewas dalam kecelakaan tersebut. Kondisi anak-anak yg masih hidup pun memprihatinkan...Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun....
Kepergian om Bowo 4 hari yg lalu....setelah sakit, stroke beberapa tahun...akhirnya Allah Ta'ala memanggilnya pulang, menyusul om Yanto rahimahullah yg telah meninggalkan kami 12 tahun yg lalu.

Semuanya membuat aku menyesal, aku tidak sempat bertemu Ira sebelum pindah...sampai Ira yg kirim message ke inbox fesbukku...Aku juga gak sempat nengokin om Bowo ketika pulang kemaren bahkan ketika lebaran tahun lalu pun aku tidak ketemu om Bowo di rumah om Hari. Qadarullah...

Aku ingin pulang...aku ingin nengok mama papa...ibu bapak mertua, om dan tante...aku ingin pulang bersama anak-anakku liburan idul adha ini...suamiku tidak bisa menemani karena harus bekerja...kasian juga sih...dia sendirian...semoga Allah menjaganya, amiin...tapi insyaAllah safar ini tidak sampai seharian hanya 3 jam dgn pesawat dan ditambah sejam/2 jam menunggu di ruang tunggu...insyaAllah aku akan minta jemput mas Roy di airport Jakarta. Aku ingin pulang, ma...aku juga kangen tante Yetty dan tante Nur..aku ingin takziah ke kelg alm om Bowo, menemui tante Yuti..... I kangen mama dan papa

Hampir setiap malam aku bangun ma, shalat tahajud...mendoakan mama dan papa dan semua orang2 tercinta sekaligus seluruh ummat Islam....setiap malam juga aku mendengar suara ambulan karena kami tinggal tidak jauh dari Saint Louis Hospital....suara itu mengingatkanku bahwa setiap saat terjadi kecelakaan, musibah dan bisa merengut nyawa...malaikat maut setiap saat mengintai kita...mengecek apakah sdh waktunya kita untuk meninggalkan dunia...

Suami kak Rampai Dhahlan (kakak tertua kak Walidah Dahlan) tengah terbaring koma di rumah sakit, usianya sudah 87 tahun dan sakitnya sudah lama...sedangkan istri kun Achmad Dahlan (mas nya kak Walidah) sehat bugar namun tak disangka-sangka saat ia dan suaminya dalam perjalanan mobil dari Song Kla menuju Bangkok untuk mengunjungi ketiga anak-anaknya yang menetap di Bangkok, qadarullah mobil yang kun Dhahlan kendarai menabrak pohon (kecelakaan tunggal) dan istrinya meninggal dunia di tempat kejadian. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun...

Hampir setiap hari aku melewati kuburan muslimin depan masji..d Jawa. Mengikuti sunnah Rasulullah saw aku memandang hamparan kuburan dan mengucapkan shalat pada ahli kubur. Tinggal dekat kuburan muslimin di kampung Jawa, Bangkok mengingatkanku pada kematian. Yaa Allah, aku tdk tahu siapakah yg mendahului tapi ijinkanlah aku untuk berbakti pada mama papa...disamping berbakti pada suami dan mendidik anak-anakku...ijinkanlah aku berada di sisi kedua orangtuaku di saat-saat terakhir mereka...aamiin....bersama mereka bersaksi:
Laa illaha ilallah...

Bacalah Notes Ibu Ini, Putriku......

Untuk putri kecilku yang cantik masyaAllah laa quwwata illah billah...
Alhamdulillahiladzi bi ni'matihi tatimmush shalihaat...
Kau karuniakan aku nikmat, perhiasan dunia sekaligus ujian.
Mudahkanlah aku mendidik putriku untuk kembali pada Al Qur'an dan Assunnah...
Sebagaimana ayahnya yang selama ini membimbingku kembali pada yang haq dari yang bathil, jahil dan kegelapan...
Setelah beberapa lama kubiarkan ia terbuai mimpi dan hidup dalam gaya kebarat-baratan...sekulerisme...
maafkan, ibu harus menarikmu, nak...
maafka,n ibu membawamu untuk hidup sederhana di Bangkok, kita sama-sama belajar hidup zuhud ya nak...
Alhamdulillah kita masih bisa bersama-sama sekeluarga...
masih ada tempat untuk berteduh, makanan untuk hari ini, pakaian...dan sekolah Islam yang kamu belum sukai, ini sebenarnya adalah berkah buatmu, buat adek, ayah dan ibu dan insyaAllah dgn apa yg kamu dapatkan di sini kelak menjadi berkah bagi keluargamu dan ummat Islam kelak, amiin.
Sungguh, semua itu nikmat yang tak terhingga.
Ibu tidak apa-apa dengan kemarahan, kekesalanmu pada ibu...semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita berdua dan memberi taufik dan hidayah padamu dan ibu. Ini bagian dari balasan yang ibu harus terima atas kesalahan dan dosa-dosa ibu pada eyang uti sewaktu ibu kecil dan remaja dulu. Ampunilah dosa-dosaku yaa Allah...
Ibu sangat menyayangi eyang uti sekarang...dan ibu juga sangat menyayangimu, nak...
Alhamdulillah...ibu juga sangata menyayangi nenek, ibunda tercintanya ayah. Dan juga menyayangi eyang kung dan gaek...semuanya orangtua ibu...