Our Life

Saturday, June 30, 2012

Edisi Mengenang Sahabat Sholihah

copas dari ukhti fillah ummu salman:


 selsai mengerjakan pekerjaan rumah,tiba2 aku ingin mengenang seorang teman yg menurutku luar biasa,. darinya aku belajar bersabar,bertahan dan ikhlas..setiap kali aq mengingatnya sll keluar dari bibirku subhanallah..subhanallah...krn mengenangnya seperti mengenang para istri di zaman Nabi.  dy berasal dari satu negara bernama rusia yg kemudian memisahkan diri dan merdeka. menjadi sebuah negra bernama kazakstan.
       Awal aq mengenalnya di satu markaz (institute) BHS arab di Cairo. disana aq melihat keberagaman etnis dan negara,hampir semua warga negara ada disana,kecuali indonesia mngkn juga asia saat itu,karena kebanyakan mereka dr eropa,tp belakangan aq melihat ada satu student dr malaysia dan kamboja alhamdulillah.mungkin hanya aq satu2nya warga negara indonesia di markaz.
      ktk aq melihatnya serasa ada teman,kupikir mngkn dy dari cina atw korea,setidaknya temen seasia,dan ternyata kami satu kelas..alhamdulillah..tp ternyata dy dari kazakstan.dan kamipun semakin akrab dan akrab..dan dy mengenalkan aq pd bbrp temen deketnya satu negara tp beda kelas,kamipun semakin akrab.aq tidak mrs sendiri di markaz saat itu.krn sblmnya setiapkali aq menoleh klo tidak student berkulit hitam pasti bule dan sdh bisa ditebak drmana mrk berasal.bukannya aku rasial tp pengen aja punya temen satu kultur.
      suatu hari aku bertemu dngnya di jalan stlh usai kuliah,..akhirnya kusapa,walaupun aq sedikit sangsi apakah itu dy krn dy memakai cadar yg menutupi semua wajahnya.  dan ternyata mmg dy. lalu dy mengajakku kerumahnya,akhirnya aq mengiyakan,krn katanya rumahnya dekat dng tempat kami bertemu.
tp hingga 1jam berlalu blm jg sampai..subhanallah ..aq sampai bekali2 bertanya tp dy hanya tersenyum dan berkata "isbiri ya ukhty insyaAllah qariiiban sanasil"bersabar ya ukhti insyaAllah sebentar lg sampai.akhirnya setelah 1.1/2 jam kita sampai di depan sebuah bangunan berlantai7,alhamdulillah akhirnya kita sampai.tp ternyata dugaanku meleset aq masih harus menaiki tangga demi tangga sampai ke lantai7...la haula walaquwwata illa billah..ternyata tdk ada lift ya ilahi..saat itu perasaanku beraduk2,ingin marah marah pd siapa,ya akhinya dng hati setengah kesel dan sabar aq pun naik dr tangga ke tangga smp lantai7.
         sampai di apartemennya yg besar,aq tdk melihat ada kursi apalagi TV..hanya ada 2lembar karpet dan whiteboar besar yg masih kulihat tbertuliskan pohon nahwu..setelah istirahat dan sholat asr,ia pun mengajaku makan siang. sambil menguguhkan makanan ia berkata "afwan ya ukh hanya ini yg kami punya dari rizki Allah hari ini,alhamdulillah mudah2an,dngn nya kita bisa tambah besyukur. dy menghidangkan kentang kukus dan cingcang daun bawang..aq bener2 kaget dalam hati..seingatku aq blm pernah makan hanya kentang saja apalagi dgn daun bawang mentah...tp gmn lg aq lapar setelah jalan berjam2.
          Alhamdulillah aq makan dengan lahap,bahkan aq jg makan bawang mentah,mngkn itu pertama kali seumur hidup aq makan bawang daun mentah..tp semuanya terasa nikmat subhanallah..karena kenilmatan itu dari Allah.dan mungkn krn keikhlasannya yg membuat makanan sederhana menjadi terasa nikmat.
         selsai makan dan minum teh kamipun berbinjang2...subhanallah banyak sekali kejutan yg aq dapat darinya. ktk ia memutuskan untuk hijrah tak ada yg mengirimkannya uang kecuali seseorang yg mengontrak rumah di negaranya setiap bulan sebanyak $200, keluarganya tdk membantu krn mrp non islam meskipun ada kerabatnya moslim tp mrk tdk praktis islam,bahkan tdk solat.maka dengan uang sebesar itu  hrs cukup untuk hidup di cairo dgn 2 anaknya.
      ternyata ia dan anaknya (14.thn,sama2 belajar di markaz)harus berjalan kaki setiap hari ke markaz yg jaraknya lumayan jauh.mrk harus berangkat sekitar pukul 5.30 pagi krn pelajaran di mulai pukul 7.30 .untuk menghemat pengeluaran.ketika aq tanya kenapa ia mau bersusah2 tinggal dicairo dng kondisi sprt ini.jawabnya..aq ingin anaku belajar bhs arab sehingga mrk memahami Al-qur'an..aq ingin mrk punya bekal untuk dunia dan akherat.aq ingin mereka mengenal agamanya dan tinggal di negara muslim.aq ingin mereka menjadi anak soleh dan mendoakanku ktk aq mati.aq tak perduli seberapa kerasnya aq hidup di dunia asal Allah bersamaku,dan ridho atas apa yg aq lakukan.aq bahagia dgn keadaanku..ya ukhty bekal hidup itu hanya ada 2 bersabar dan bersyukur...jika anti bisa melakukan itu maka insyaAllah anti akan berbahagia di dunia
subhanallah  uhibbuki fillahi ya ukhty wa istaqtu ilaiki katsiiiran.
Nassau 29 june-2012
· · Share

Saturday, June 23, 2012

Kisah tentang Sabar dan Syukur Yang Menyentuh


Pernah suatu hari saya merasa tidak berdaya, lemah sekali...
Hampir saja saya mengajak ngobrol saudari seiman yang biasa mengingatkan saya dalam kebenaran dan kesabaran meski hanya lewat telepon atau fesbuk.
Terlebih dahulu saya buka notes saudari seiman saya yang lain. Catatan itu berjudul kisah tentang sabar dan syukur. Menceritakan abu Qilabah yg kedua tangan dan kakinya buntung, pendengarannya lemah dan matanya rabun yang masih baik adalah lisannya. Dia berkata atau berdoa:
“Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”
MasyaAllah laa quwwata illah billah...kalau orang yang demikian tetap bersyukur bagaimana dengan saya yang alhamdulillah...Allah ciptakan lengkap subhanallah...kenapa lisan ini tak kugunakan saja untuk memuji Allah daripada curhat pada seseorang yang bisa jadi saya menggangunya,sebaiknya berdoa kepadaNya dengan penuh keikhlasan...Allah akan mengirimkan solusinya. Segala sesuatu yg terasa tdk mengenakkan ini hanyalah cobaan dan ujian Allah semata. Apakah saya menjadi kufur nikmat atau tetap bersyukur dengan nikmat yang ada serta sabar dalam ikhtiar dan doa.... InsyaAllah apa yang saya lakukan ini, meski dalam ketidak berdayaan ini,  tetap karena ketaatan saya pada Allah Ta'ala.

Semoga Allah memberkahimu saudariku, ummu Salman yang telah mengingatkanku dalam catatanmu untuk sabar dan syukur.