Our Life

Saturday, December 22, 2012

Bangkok Suvarnabhumi Airport Rail Link

Seorang teman menanyakan step-step naik train dari airport Survabhumi sampai statiun Saladaeng...stasiun terdekat hotel  Tawana. Bukan teman saya yang ingin naik train tapi teman-temannya dari Jakarta.

Seingat saya yang pernah sekali naik train dari airport...
Keluar dari kedatangan kami turun ke basement dimana airport rail  link berada.
Suami beli tiket untuknya, saya dan anak-anak dengan tujuan Phaya thai stasiun (stasiun terakhir dari airport rail  link). Belinya bisa di loket dan di ticket vending machine seharga 45 bath/org. Tiketnya berbentuk koin. Dia beli ticket train city line yang lebih murah dari express line.
Berhenti di phaya thai stasiun, kami harus menuruni tangga dan kalau bawa koper kecil dan sedang sih oke aja...tapii kalau besar dan berat...waduuuh...terus kami beli ticket di stasiun  bts phaya thai...()ini stasiun interchange bts) dengan tujuan bts stasiun Surasak. Tapi kami harus turun di Siam dan ganti train dari Silom line...naik train lagi sebentar terus sampe deh ke bts Surasak dan kembali ke kampung Jawa.

Naik train emang cepat, gak macet di jalanan kayak naik taxi...cuma harus kuat naik turun tangga dan jalan plus berdiri kalau bangku2 dlm train sudah penuh. Kalau aku dan anak-anak sangat menikmati naik train di Bangkok.

Charoen Krung

Waktu saya duduk-duduk di taman Lumpini Park sama anak-anak dan ibu mertua, datang seorang bapak memberitahu kami dlm bahasa inggris dan melayu (katanya dia muslim Thailand) bahwa ada kedai muslim dalam lumpini park ini yang menjual matabak dan teh tarik. Tapi sayang saya gak sempat nemuin kedai itu karena si kakak minta difotoin di jembatan di atas danau dan si adek minta naik perahu bebek di danau.

Malamnya alhamdulillah kami shalat maghrib di mesjid Haroon di soi Charoen Krung 36.


Habis shalat maghrib kami makan di rumah makan muslim kecil "Aminah Restaurant" di di soi Charoen Krung 38. Yang punya rumah makan ini sister Asma, wanita muda bercadar. Dia temannya Mariam juga. Makanannya lumayan enak...si mas pesan nasi, ikan goreng saus thai nanas, tom yam dan green curry.



Rencananya mau makan di Muslim Restaurant yang kabarnya rumah makan muslim tertua, lokasinya di Charoen Krung road. Gak jauh setelah pertigaan Charoen Krung dan Silom... lurus aja (gak usah belok ke Silom) posisinya di sebelah kiri jalan (ini kalau dari arah Sathorn Pier/Robinson lho...) tapi restaurant ini tutup. 

Thursday, December 20, 2012

Tips Belajar Menjadi Ibu Yang Penyabar


copas dari http://ummiummi.com/tips-belajar-menjadi-ibu-penyabar
Malam ini saya baru menyadari satu hal yang penting dalam peran kita sebagai ibu. Belajar sabar dan  lembut . Iya, jadi ibu itu ternyata banyak sekali saat-saat untuk belajar sabar dan dengan sabar, kelembutan itu lebih mudah dijalankan .
Bagaimana tidak belajar sabar?
Ketika kita sedang ingin asyik makan, ternyata buah hati ingin pup.
Ketika rumah baru selesai di pel, ternyata buah hati menumpahkan minuman/makanan.
Ketika ingin khusyuk sholat, ternyata buah hati pipis di celana.
Ketika baru hendak membaca Al-Qur’an, buah hati minta ASI (alias nenen).
Ketika baru merebahkan badan, buah hati minta dicebokin.
Ketika makanan telah terhidang dengan, buah hati tak mau membuka mulutnya.
Ketika….ketika…ketika…
Saat-saat mengajarkan mereka duduk, merangkak, berjalan, makan dan minum lalu berbicara
Saat-saat mengajarkan mereka mengenal Allah dan Rasul-Nya, mengenal agama Islam
Saat-saat mengenalkan mereka dengan surga dan neraka
Saat-saat mendidik mereka dengan adab-adab Islam
Saat-saat…saat-saat…

sabar2 300x225 Tips Belajar Menjadi Ibu PenyabarSayang sekali jika kemudian ternyata yang terjadi kita -secara tidak sadar- lebih banyak melatih diri untuk menjadi orang yang tidak sabar, pemarah (bahkan kepada sosok tidak berdaya yang memerlukan teladan dari sang ibu). Baru beberapa tahun memiliki anak, saya belajar beberapa hal yang dapat membantu kita untuk menjadi ibu yang lebih sabar dan lembut.
  1. Berdoa, tentu saja ini penting. Saat ini saya minta kepada anak-anak agar juga ikut berdoa agar saya dan juga anak-anak menjadi orang yang lembut dan sabar.
  2. Kenali kondisi fisik ibu.
    • Hindari lapar berlebihan. Seringkali lapar membuat seseorang lebih mudah emosi. Di sisi lain, seringkali pula seorang ibu dengan berbagai kesibukannya menunda atau tidak sempat untuk mengisi perut. Saat sudah merasakan gejala lapar berlebihan, hentikan semua aktifitas sesibuk apapun ibu. Duduk sejenak untuk mengisi perut lebih baik daripada buah hati terkena efek lapar berlebihan ini.
    • Hindari kantuk berlebihan. Kita sendiri tahu, bahwa anak yang mengantuk sering rewel dan seperti bingung ingin melakukan apa. Ternyata orang dewasa juga seperti ini disadari atau tidak. Saat kantuk ini menyerang, karena anak-anak masih kecil, biasanya saya mengajak anak-anak ke kamar dan menyediakan mainan. Saya katakan kepada mereka, “Ummi ngantuk. Ummi istirahat sebentar ya insyaAllah.” Jangan lupa ucapkan terimakah saat bangun ketika mereka telah membiarkan kita tidur sejenak.
    • Hindari dehidrasi. Saya khususkan hal ini, karena banyak juga orang yang lupa untuk minum. Padahal otak sangat membutuhkan cairan. Saat beberapa poin bukan sebagai pemicu emosi, maka kemungkinan terbesar kita sedang kekurangan cairan.
  3. Kenali kondisi fisik anak. Sama seperti poin-poin pada kondisi fisik ibu. Perhatikan kondisi fisik anak. Terkadang anak melakukan tingkah laku tertentu yang memancing emosi karena faktor-faktor di atas. Kalo untuk Ziyad, biasanya terutama karena dehidrasi. Makanya biasanya saya akan langsung bertanya, “Udah minum belum?” :D
Dengan kesabaran, saat menghadapi situasi-situasi yang bisa memancing emosi, ibu bisa memberikan reaksi “biasa saja” yang tidak membuat sedih anak dan merasa tidak disayangi. Dengan kesabaran, ibu bisa memberikan nasehat dan kata-kata bijak saat anak  melakukan hal yang kurang tepat dan bukan memberikan kata-kata tak sedap kepada anak. Dan bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh bahwa dengan kelembutan, dakwah akan lebih mudah diterima. Semoga ini pula yang terjadi dengan kelembutan kita, maka semoga kita mendapatkan hasil yang baik, yaitu anak yang sholih/sholihah. Aamiin.
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ، وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطَهُ، وَمَنْ يَتَّقِ الشَّرَّ يُوقَهُ» رواه الطبراني في الاوسط ( 2663 ) وحسنه الألباني .
Sesungguhnya ilmu itu dengan belajar, sesungguhnya sifat hilm (lemah lembut) dengan belajar berlemah lembut, barangsiapa yang mencari kebaikan, maka akan diberikan. Dan barangsiapa menjaga kejelekan, maka dia akan dilindungi.’ ” (HR. Thabrani di ‘Al-Ausath, 2663 dan dihasankan oleh Al-Albany)
Catatan penutup, jangan menganggap dengan saya menulis ini, saya telah menjadi ibu paling sabar dan lembut sedunia hehe…Saya juga masih belajar dan berusaha. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai ibu yang penyabar dan lembut ya bu ibu…Aamiin.

Sunday, December 16, 2012

Bangkok's Arab neighbourhood, Nana, Sukhumvit

Blog kak Lynn

Tengok deh blog kak Lynn...subhanallah...kak Lynn yg membantu saya waktu pertama kali di Bangkok. By mobile and email dia terus kasih info dan jawab2 pertanyaan2 saya...sampai akhirnya kami memutuskan tinggal dekat mesjid Jawa di South Sathorn ini dan memasukkan anak-anak ke sekolah yang dia rekomendasikan Cresent International School. Ini blognya kak Lynn...semoga manfaat...
http://zlynn17.blogspot.com

Masjid Haroon copas dari http://papayapokpok.wordpress.com


Masjid Haroon: ternyata dibangun pedagang asal Pontianak

Sudah lama saya ingin menulis tentang masijd Haroon yang berlokasi di bantaran sungai Chao Phraya. Lokasinya dekat dengan kantor Bea Cukai tua yang kini sudah tidak dipakai sebagai Customs House lagi. Masjid unik ini juga dekat dengan kedutaan besar Prancis Bangkok di bilangan Charoen Krung, Bang Rak. Fakta bahwa pendiri masjid ini adalah orang Indonesia dan khutbah Jum’at dilakukan dalam dua bahasa membuat posting ini – bagi saya – mendapat tempat istimewa dalam blog ini.
Kalau Anda sudah kenal Bangkok, mari saya mulai dari lokasi pas masjid Haroon. Masjid ini bisa diakses dari jalan Charoen Krung, jalan yang membujur sejajar dengan salah satu lengkungan sungai Chao Phraya, di bagian timur sungai. Lokasi masjid ini masuk ke Charoen Krung soi (gang) 36. Paling mudah mencari kalau kita sudah menemukan kedutaan besar Prancis. Nah, masjid ini tidak jauh dari kedubes Prancis ini. Stasiunskytrain BTS yang terdekat adalah stasiun Saphan Taksin sedangkan dermaga terdekat adalah Oriental Pier. Deskripsi ini juga cukup jelas untuk pelancong yang baru kenal Bangkok.
Dahulu, sekitar tahun 1830-an, ada pedagang asal Pontianak (Pon Choe Nah di lidah orang Thai), Indonesia, yang berniaga jauh dari Indonesia hingga ke Malaysia dan Siam (kini disebut Thailand). Pada 1837, pedagang keturunan arab ini, Musa Bafadel, singgah di sebuah kampung bernama Ton Samrong di tepi sungai Chao Phraya.
Musa memutuskan untuk tinggal sementara di kampung yang sekarang adalah bagian tengah kota Bangkok dan memboyong tiga anak lelakinya: Haroon, Uthman, dan Ishaq.Setelah beberapa lama tinggal di sana, Uthman pergi ke Malaysia dan tinggal di sana, Ishaq berlayar ke Kamboja dan tinggal di sana, sedangkan Haroon tetap tinggal di dusun Ton Samrong di tepian sungai Chao Phraya. Setelah ayahnya meninggal, Haroon meneruskan bisnis ayahnya berdagang dan sering bepergian antara Bangkok dan Ayutthaya (sekarang menjadi kota dengan nama sama di utara kota Bangkok).
Semasa berbisnis di Siam, Haroon berjumpa dengan wanita Thai bernama Umdang Poomyang lalu dinikahinya. Mereka memiliki putra semata wayang yang diberi namaMuhammad Yusuf. Pada masa yang sama, Haroon membangun masjid di dusun Ton Samrong untuk keperluan ibadahnya dan komunitas kecil muslim saat itu. Awalnya masjid ini disebut ‘Masjid Ton samrong’, sesuai dusun di mana masjid ini didirikan.
Gang masuk ke Masjid Haroon (kredit: Syafnee)
Konstruksi masjid yang dibangun oleh tuan Haroon saat itu sangat sederhana. Seluruh bagian masjid yang hanya satu lantai itu dibuat dari kayu. Bagian lantainya ditinggikan. Disebutkan juga bahwa arsitektur awal masjid ini adalah perkawinan gaya Jawa dan Ayutthaya. Mungkin tuan Haroon pernah berkunjug ke Jawa dan terkesan dengan arsitektur Jawa.
Sembari membangun, kegiatan di masjid sudah mulai dijalankan Haroon bersama komunitas muslim di situ. Dia didapuk menjadi imam pertama masjid.
Setelah Haroon meninggal, putranya, Haji Muhammad Yusuf, menggantikan ayahnya menjadi imam masjid.
Pada 1899, zaman Raja Rama V bertahta, pemerintah kota Bangkok menilai bahwa lokasi di mana masjid Ton Samrong berdiri cocok didirikan kantor bea cukai. Pemerintah telah menyiapkan sebidang tanah untuk masjid Ton Samrong dan menawarkan ke Muhammad Yusuf untuk memindahkan masjid tersebut di sebidang tanah tadi. Lokasi tanah tidak jauh dari lokasi awal tetapi lebih masuk ke darat menjauhi sungai Chao Phraya. Haji Muhammad Yusuf sepakat lalu membongkar struktur kayu masjid dan memindahkannya ke lokasi baru.
Kondisi masjid yang telah dibangun di lokasi baru tersebut makin lama makin memburuk. Kayu-kayu mulai lapuk. Untuk menyelamatkan masjid dari kehancuran total, pada tahun 1934, masjid dibongkar dan kayu-kayu yang masih baik diselamatkan. Dengan uang sendiri, terutama dari uang hasil penjualan tanah milik keluarganya di jalan Silom, dan sumbangan dari muslim asli Thai dan pedagang-pedagang India, Haji Muhammad membangun kembali masjid dengan batu bata dan batu kapur. Kayu-kayu bekas masjid lama masih dipergunakan di beberapa bagian masjid baru, misal bagian lantai dan tiang-tiangnya.
Masjid itu lalu dinamai – yang dalam bahasa Thai berarti – ‘Masjid Belakang Kantor Bea Cukai’ karena lokasinya memang di belakang kantor Bea Cukai lama yang ‘tukar guling’ dengan masjid Tong Samrong. Ada pula yang menyebutnya ‘Masjid Wat Muang Khae’. Nama ini disematkan karena lokasi masjid yang juga dekat dengan kuil Buda Muang Kare, di jalan Charoen Krung, gang nomor 34.
Dikabarkan juga dalam sejarah singkat masjid ini bahwa ukiran-ukiran tulisan arab di dinding masjid adalah karya Haji Said yang juga berasal dari Pontianak. Namun, tidak jelas apa hubungan Haji Said dengan keluarga Bafadel.
Tahun 1947, di bawah undang-undang kerajaan Thailand yang mengatur tempat ibadah umat Islam di Thailand, masjid ini didaftarkan dengan nama ‘Masjid Wat Muang Khae’. Namun kemudian namanya diganti menjadi ‘Masjid Haroon’, untuk mengenang jasa tuan Haroon Bafadel bin Musa Bafadel, sang pendiri dan imam pertama masjid. Nama ini digunakan hingga kini.
Pintu masuk masjid (kredit: nileguide.com)
Suatu kali di hari Jum’at, saya berkesempatan untuk sholat Jum’at di masjid Haroon. Saat ini masjid Haroon berlantai dua. Jemaah, yang saya lihat dari fisiknya, tampaknya berasal dari beragam etnis dan negara. Kawasan sekitar, terutama di sepanjang jalan Charoen Krung dan di gang-gangnya, adalah kawasan bisnis, kedutaan, dan hotel-hotel berbintang. Pantas saja kalau jemaah juga terlihat berasal dari berbagai negara.
Itulah juga kiranya, khutbah disampaikan dalam dua bahasa: bahasa thai dan inggris. Selama saya tinggal di Thailand, baru kali itu saya bersholat Jum’at di masjid yang khutbahnya bilingual. Mungkin ada juga masjid-masjid lain di Bangkok di kawasan ramai pendatang asing yang menggunakan bahasa Thai dan Inggris. Mungkin masjid di kawasan soi Nana juga demikian (saya pernah sholat shubuh tapi belum pernah sholat Jumat di sana). Seperti sebagian pembaca tahu,soi Nana di jalan Sukhumvit adalah kawasan yang dipenuhi pebisnis dan pelancong dari Timur Tengah dan Afrika. Kalau kita sedang berada di soi Nana, kita berfikir bahwa kita sudah bukan di Bangkok/Thailand lagi.
Begitu dulu, ya, posting kali ini. Saya nanti juga akan bercerita sedikit tentang restoran halal yang berada dekat dengan masjid Haroon ini. Jangan lewatkan posting itu nanti, ya!
Wassalam.
**Catatan unik: orang Thai akan mengucapkan nama ‘Bafadel’ menjadi ‘Bafaden’. Dalam khasanah bahasa Thai, kata-kata yang berakhiran huruf ‘L’ sering diucapkan ‘N’. Misalnya yang sering saya dengar dari rekan-rekan Thai saya, kata ‘football’ akan terucapkan ‘fut-bon’. Tentu saja tidak semua orang thai begitu, ya..

Halal Restaurant Sinthorn, Ramkhamhaeng

Mau makan makanan halal? Coba deh Halal Restaurant Sinthorn di Ramkhamhaeng. Dari Sathorn (setelah perempatan Surasak Silom, sesudah bts stasiun Surasak) kami naik bis no 115 jurusan Ramkhamhaeng (bis ngetem di halte bis ini lama banget hampir 30 menit). Kami naik bis, perjalanannya panjang, di jalan raya Ramkhamheng, setelah melewati hotel Alexander, show room Honda terus kami turun dari bis...
Dipojok jalan (di bawah tangga penyeberangan) terdapat toko muslim yang menjual daging sapi dan ayam halal dan produk makanan halal lainnya seperti biscuit dsb. Di atas pintu kacanya terpajang gambar daging, sosis, bakso dengan tulisan halal di atasnya.

Restaurantnya ada di tengah2 gerbang rumah makan halal ini. Restaurant outdoor yang menyajikan makanan prasmanan seperti phatay, green curry, papaya salad dsb, aneka dessert seperti es campur ala thai, ketan dan kolak duren, ketan dan mangga dan yang special adalah rebus-rebusan sayur dan bakar bakaran daging...daging sapi, ayam, sosis, bakso...Ini all you can eat, per orang kena charge 195/adult dan /child.

Ada juga restaurant ala carte...yang menyajikan steak di sebelahnya (agak ke depan/pinggir jalan).Namanya "Steak House" Restaurant. Yang ini indoor restaurant. Tapi kami belum pernah nyobain. Di lantai dua, diatas steak house ada mushola perempuan dan laki-laki, terpisah. Mushola perempuan didalam ruangan yang biasa disewa untuk acara pesta. Hanya di sekat dengan pintu lipat. Di dalam mushola disediakan mukenah.

Mau beli buku agama? Karpet? Kerudung? Busana muslim? Di sekeliling outdoor restaurant Sinthorn ini banyak toko-toko...oya restaurant buka jam 5 sore sampe malam. Suasananya enak...banyak lampu2....rame...makanannya prasmananya lumayan enak tapi bagian yang kami senangi...bakar-bakaran dan rebus-rebusannya itu.

Ini websitenya....http://www.sinthornsteakhouse.com/en/

Oya, di Ramkhamhaeng juga terdapat Islamic Center. Dari Sinthorn restaurant masih jauh tuk mencapai Islamic Center. Dan ada juga restaurant muslim Sophia di soi Ramkhamhaeng 5...Ala carte juga...macam2 makanan thai dan steak...kami sudah nyobain tapi gak sempat foto. Makanan enak....








Jalan-Jalan

Sabtu pagi saya mengajak suami dan anak-anak jalan-jalan. Ya, kami jalan kaki dari rumah menuju Sathorn pier dekat SaphaTaksin BTS skytrain station. Kami naik boat yang berbendera orange, menyusuri sungai Chao Pharaya lalu berhenti di Monument Bridge pier, ngikuti arahan ayahnya anak-anak. Dekat pier tersebut    ada pasar bunga. Kebanyakan orang menjual bunga krisan kuning untuk sesajenan tapi ada juga bunga-bunga lain seperti rose, lavender, orchid...bagus-bagus deh! Sempat bingung...mau naik bis ke arah mana ya..kalau kita mau ke lumpini park.?
Sejarah orang-orang jawa hijrah dan mukim di Bangkok, awalnya karena Raja Chulalongkorn mengunjungi Yogyakarta dan tertarik dengan taman istana di sana lalu Raja ingin membuat taman istana seperti itu di Bangkok. Maka direkrutlah orang-orang Jawa untuk bekerja di Bangkok, membuat taman di sana. Kata kak Walida, kakek dari ibunya (Haji Muhammad Sholeh) orang Jogjakarta yang juga direkrut utk project landscape di istana Raja Chulalongkorn ini. Haji Sholeh juga yang mewakafkan tanahnya untuk mesjid Jawa di sini. Taman yang dibuat orang-orang Jawa adalah taman grande palace.  Kalau info dari kun Ramsang kata suami saya, lumpini park juga dibuat oleh orang-orang Jawa makanya di daerah Wittayu ada kampung Jawa juga, disana ada mesjid yang dikenal dengan mesjid Indonesia.

Sebelum mengunjungi Grande Palace saya ingin mengajak anak-anak jalan-jalan ke Lumpini Park dulu tapi qadarAllah gak ketemu bis ke arah sana dan anak-anak kecape'an jalan akhirnya kami mampir di sebuah taman, istirahat sebentar sambil makan bekal yang kusiapkan dari pagi, risoles dan roti isi coklat nutela. Dalam taman saya lihat ada dua group , satu khusus gadis-gadis berjilbab dengan t-shirt sewarna dan grup lainnya khusus laki-laki...sepertinya mereka mahasiswa/mahasiswi...dan sedang ada kegiatan seperti tim building...subhanallah...bahagia hati ini setiap kali menemukan kumpulan muslim/muslimah di Bangkok. Ingin juga cari tahu awal mula berkembangnya Islam di Bangkok.



Akhirnya kami sepakat pulang ke rumah, di tengah jalan kami bertemu laki-laki Miyanmar...dia menanyakan tujuan kami ke suami saya, lalu dia mengajak naik bis bareng karena tujuannya sama...ke Charoeng Krung (kembali ke area dekat Sathorn pier aja). Melihat penampilan suami saya berpeci putih dan baju gamis ala bangladesh/pakistan dia mengira suami saya jamaah dakwah tablik dan sedang dakwah, apalagi saya juga mengenakan cadar. Orang itu juga muslim, dia membayari ongkos bis kami. Semoga Allah membalasnya dengan lebih baik dan banyak,amiin. Di jalan Charong Krung saya temui seorang wanita bercadar dan abaya hitam berjalan di 'pedestrian' dan ada juga dua wanita bercadar dan abaya hitam2 naik motor berboncengan. Jamah dakwah tablik tampaknya cukup lumayan di Bangkok ini...tapi yang Islam seperti kebanyakan orang Jawa jelas lebih banyak di sini..hampir tiap hari di mesjid ada tahlilan atau kenduri...dan wanita-wanitanya kurang mengenakan jilbab. Saya juga sempat melihat dari jendela bis, seorang laki-laki berdiri di pedestrian sambil memengang tongkat dgn spanduk bertuliskan "If you the one who believes in Jessus...Jesus's blood cleans human's sins." leher dan badannya mencangklong tape (pakai tali) dengan loud speaker yang bersuarakan orang ceramah...

Thursday, December 13, 2012

Mengajak Diriku dan Kedua temanku


Alhamdulillah kemaren (Kamis) saya jadi juga menjamu kedua teman saya di rumah, Israt dan Aisyah. Sesama ibu2 yg anak2nya sekolah di Cresent International School.
Sebelum makan siang saya mengajak mereka untuk mentadaburi surah Al Ashr. Israt yang membaca surah tersebut beserta artinya lalu saya terangkan sedikit tafsiran surah tersebut berdasarkan tafsir ibn katsir. Pada akhirnya saya mengajak mereka untuk menyempatkan waktu insyaAllah sebulan sekali atau dua minggu sekali untuk mengkaji Al Qur'an dan Sunnah bersama-sama lalu kita saling menasehat-nasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Masing-masing kita mendapat kesempatan untuk bicara dan yang lain mendengarkan lalu berdiskusi dan tanya jawab untuk insyaAllah mengambil manfaat darinya. Sebaiknya apa yg kita bicarakan berdasarkan Al Qur'an dan As sunnah dan menggali kisah2 para sahabat, tabiin dan tabiut  yang mennginspirasikan kita dalam memperbaiki diri, keluarga dan lingkungan yang penuh fitnah zaman, terutama sunnah Rasulullah saw sebagai sebaik-baik tauladan.

Alhamdulillah Israt bersedia ketempatan karena rumahnya yang paling dekat dengan sekolah. Alhamdulillah insyaAllah tahun depan kami akan memulai halaqoh, semoga Allah meridhoi ikhtiar kami dan mengabulkan doa-doa kami di akhir kajian itu. Halaqoh ini terbuka buat ibu2 yang anaknya di CIS. Bahasa pengantarnya juga bahasa Inggris. Subhanallah...semoga Allah Azza wa Jalla meridhoi niat dan ikhtiar ini...amiin.


Ella's Cake

Kak Walida Dhahlan bikin bakery sekarang...alhamdulillah...kata kak Walida, ini punya Ella....(putrinya)
tapi kok belum ada sertifikat halalnya ya....
Ini websitenya Ella...www.facebook.com/ellachocorang







Sunday, December 02, 2012

Keindahan dilihat dari kacamata yang lain


Semoga Allah menjaga saya dari sifat riya...saya menulis disini sebagai kenangan dan semoga bermanfaat buat kakak dan adek dan juga suami tercinta (kalau mau baca blog ini...he hehe...). MasyaAllah laa quwwata illah billah...Alhamdulillah saya jadi juga buat mie ayam bangka buat suami dan teman-teman halaqohnya di mesjid Jawa. Untuk gelas-gelas dan teko air Alhamdulillah penjaga mesjid meminjamkan barang-barang inventaris mesjid ke kami. Kebetulan bu dokter dari Surabaya yang akan ada training di Chulalongkorn hospital silaturahim ke rumah. Sementara suaminya ikutan mengaji, dia jadi bantuin saya menyiapkan mie2 di dapur. Kak Maryam juga datang dan bantu-bantu sebentar. Sebelum kak Maryam datang, Yasmin datang ke rumah bersama ibunya, ibunya pamitan mau pulang ke kampungnya. Ibu Yasmin meluk aku, aku terharu dengan kedatangannya ke rumah. Semoga Allah Ta'ala memberinya hidayah untuk memeluk Islam, amiin.

Kak Walidah yang diberitahu Maryam bahwa saya sedang menyiapkan makanan untuk jamaah taklim di mesjid, terus dia datang ke rumah dan memberi kue-kue bikinannya...cookies, brownies dan coklat cake untuk disedekahkan kepada jamaah taklim, subhanallah. Semoga orang-orang yang baik ini mendapat balasan yang baik dan banyak dari Allah Azza wa Jalla, amiin. Semoga kita semua diberkahi Allah begitu juga orangtua, anak-anak dan saudara kita...amiin Allahumma amiin...

Indahnya ukhuwah Islamiyah kita....makanya berat  kalau harus ninggalin kampung Jawa ini dan pindah ke condominium dimana kakak boleh jadi happy tapi banyak yang harus kami korbankan, shalat jamaah di mesjid buat ayah dan adek, kesempatan memakmurkan mesjid dan berhubungan dekat dengan orang-orang kecil namun mulia seperti tukang sampah, tukang sapu jalan (walaupun mereka beragama Budha), tukang bersih-bersih kamar mandi mesjid dsb, banyak mengingat mati dan berkumpul bersama orang-orang sholihin.

Kami dan anak-anak kami

Kakak masih merasa tidak nyaman, sedih, resah dan gelisah. Terutama setiap pagi mau berangkat ke sekolah.  Dia suka nangis dan bilang,"Ansya cuma mau disini setahun...Ansya gak suka tinggal di Bangkok."
Aku tidak tahu harus berkata apa...aku justru bersyukur tinggal di sini karena kakak bisa belajar agama, Al Qur'an, menghapal Qur'an dan Arabic walaupun sekolahnya International...justru di Bangkok.
Semoga kakak diberi Allah Ta'ala teman yang sholeha/sholeh sehingga kakak betah di sini. Muhammad alhamdulillah di sini ada teman shalat di masjid Jawa dan semalam anak itu main ke rumah sambil  bimbing Muhammad ngapalin surah An Naziat, namanya Abdurrahman. Aku bersyukur, Alhamdulillah. Semoga Allah Ta'ala memberkahi Muhammad dan Aburrahman (anak-anak ini).



InsyaAllah pelajaran agama di sekolah sejalan dengan yang kami ajarkan di rumah sekalipun masih jauh dari harapan namun aku amat syukuri Alhamdulillah. Aku dan suami prihatin melihat anak-anak middle school di Aramco yang berenang bercampur laki-laki dan perempuan di pantai Ras Tanura dalam video yang ditunjukkan kakak kemaren. Semoga Allah menjauhkan kami dan anak-anak kami dari akhlak, amal dan hawa yang munkar.

Yaa Allah, Engkau Yang Maha Tahu Yang Terbaik untuk suamiku, anak-anakku, diriku dan orang-orang di sekitar kami. Berilah kami petunjukMu dan berilah kami kesabaran dalam menjalankannya...amiin.

Rasulullah saw sebagai suri tauladan


Apalah saya ini? Manusia yang jauh dari sempurna. Tak ada manusia yang sebaik Rasulullah saw. Beliaulah suri tauladan terbaik. Dan generasi di zamannya adalah generasi terbaik. Amalan para sahabah/sahabiyah mengikuti amalan Rasulullah saw. Setelah beliau wafat, generasi para tabiin yang belajar dari para sahabah bagaimana sunnah Rasulullah saw. Lalu generasi berikutnya, tabi'ut mempelajari sunnah Rasulullah saw dari para tabiin. Subhanallah tiga generasi inilah generasi terbaik dalam pandangan Allah Azza wa Jalla.

Zaman sekarang...saya hanya mampu mengikuti sunnah Rasulullah saw dari para ulama dan buku-buku yang ditulis para ulama. Kami semua jauh dari sempurna. Mungkin baik di sini namun buruk di sana atau sebaliknya baik di sana buruk di sini. Saya masih belum sempurna dalam beribadah wajib padahal ibadah wajib yang dilanggar maka tercela. InsyaAllah saya akan memperbaiki ibadah wajib saya dulu jangan sampai saya membicarakan yang wajib namun tidak mengamalkan apa yang dibicarakan tersebut. Juga jika saya  membicarakan yang haram namun mengerjakan yang haram maka tercela. InsyaAllah saya mengamalkan ibadah sunnah tapi tidak akan mencela seseorang yang tidak mampu mengerjakan ibadah sunnah karena  tidak tercela menurut Islam. Allah juga tidak membebankan dosa kepada hamba jika tidak mampu mengerjakan sesuatu yang hukumnya sunnah.  Kecuali hal-hal yang telah ditetapkan dalam syariah sebagai yang wajib.

Saturday, December 01, 2012

Hari Ini


Hikmah apa yang saya dapat hari ini?
Hari ini ada acara international day di sekolah anak-anak...
Kakak dan teman-temannya di year 7 kecewa karena mereka sudah latihan nyanyi tapi penampilan mereka tidak lulus seleksi. Katanya teacher "M" dan teacher "D" yang memutuskan karena khawatir penampilan mereka di panggung tidak bagus dengan nyanyi 'live'. Kedua teacher tersebut lebih memilih tari dengan lagu dari tape/CD player. Maaf ya kak, kekecewaan kakak sebaliknya kelegaan ibu karena kakak terhindar dari perbuatan yg tidak manfaat...nyanyi...nari...ditonton orang banyak lagi...Alhamdulillah qadarAllah, kak. Allah tahu ini yang lebih baik buat kakak.

Nikmat apa yang saya dapat hari ini? Alhamdulillah meski saya tidak banyak kerja dalam dekorasi booth kemaren tapi saya diberi Allah kemampuan dan kesempatan untuk membantu. Dan hari ini bisa menghadiri acara tersebut hingga selesai. Sorenya kak Maryam datang ke rumah bersama Husni putrinya...masyaAllah saya sdh mengenal Siti Hawa...dia wanita yang cantik dan sholeha...dan masyaAllah adiknya Husni pun cantik dan sholeha. Saya senang dapat teman baru lagi. Kakak juga saya ajak kenalan dengan Husni.Malamnya Alhamdulillah Allah menolong saya, memberi kemudahan dalam menyiapkan makanan buat pengajian teman-teman pengajian suami besok. Saya hanya mampu masak mie ayam bakso pangsit ala mie bangka....baksonya beli...pangsitnya juga pesan di tetangga...Alhamdulillah semoga Allah membalas orang-orang yg menolong saya dengan balasan yang  lebih baik.

Pelajaran apa yang saya dapat hari ini? Subhanallah kata kak Maryam ada saudaranya yang baru memeluk agama Islam. Kak Maryam dan saudara/i seiman lainnya akan mengadakan syukuran dan memberi hadiah kepada mualaf dan mengajak saya ikut memberi hadiah supaya menambah keimanannya. Allahu akbar...saya    ikut bersyukur...Allahu akbar....Allahu akbar...

Tapi hari ini saya kurang punya waktu buat adek...maafkan ibu ya sayang...InsyaAllah besok setelah ibu free ibu akan menemani adek lagi...


Kakak berpose di dalam rumah antik









Melongok rumah keluarga besar Irfan Dahlan