Our Life

Wednesday, July 13, 2022

Mama dan Papa







MAMA & PAPA

Aku ingat..bebeberapa bait lagu anak-anak yang musiknya menjadi ilustrasi di software anak cerdik milik Ansya
"Oh Tuhan...oh Tuhanku...dengarkanlah doaku...
Kasihanilah ayah dan ibu....
Dan ampunkanlah dosanya...."


Alhamdulillah guru di sekolah Ansya baik yang di TK Al-Husna, TPA maupun di sini selalu mengajarkan doa-doa kepada Ansya. Ansya sudah hapal beberapa surat pendek (Juz Amma) dan doa, termasuk doa untuk kedua orang tua.

Selain menjadi anak dari kedua orang tuaku, sekarang aku sudah menjadi orang tua. Barulah kusadari, betapa menjadi orang tua itu tidak mudah, maksud orang tua yang baik, mendidik anak menjadi anak yang baik sebaliknya dianggap terlalu mengekang oleh anak atau lebih ekstrim lagi, dianggap jahat oleh anak. Mungkin atau memang iya...aku pun pernah beranggapan begitu terhadap orang tuaku. Aku menyesali sekali, diusiaku yang sudah dewasa ini, aku berharap masih bisa menebus kesalahan dan dosaku pada mereka. Juga sebagai ungkapan rasa sayangku pada orang tua yang telah berbuat banyak untukku, inginku menyenangkan sekaligus berbakti kepada Mama dan Papa. Syukur Alhamdulillah keinginanku ini didukung suamiku, kalau bukan karena mas Morry...tidak mungkin Papa dan Mama ada bersama kami di KL. Walaupun hanya sebentar, tapi InsyaAllah berkesan buat mereka. Tapi kata mas Morry, semua itu karena Allah. Ya, Allah lah yang telah memberi kami banyak rezeki selama ini...

Sabtu, 24 September 2005

Mas Morry mengajak kami ke KLCC dan Twin Towers, menara kebanggaan bangsa Malaysia. Karena kami belum punya kereta, (mobil) terpaksa naik taxi. Perjalanannya hanya 10 menit dari apartement kami. Sampai di Twin Towers kami masuk ke gedung Tower 1 lalu turun ke basement untuk antri tiket percuma (gratis) mengunjungi skybridge di lantai 41. Kami mendapat giliran jam 2 siang. Sambil menunggu waktu masuk, mas Morry mengajak ke KLCC Park, di sana ada kolam buat anak-anak bermain air. Aku sudah menyiapkan baju renang Ansya, anakku senang sekali main air di sana, di bawah air pancuran dan berendam bersama anak-anak lainnya. Aku, Papa dan Mama duduk beristirahat di bangku taman di bawah pohon yang rindang. Rizky dipangku Mama. Mas Morry lebih banyak ngurusin Ansya, membersihkan badannya dengan shower, memakaikan baju dan setelah itu menemaninya bermain di playground. Kira-kira jam 12 an kami berjalan menuju KLCC dan makan di food courtnya di lantai 4. Abis makan, salat Zuhur dan...ke basement lagi. Menunggu giliran masuk, kami duduk di ruang tunggu yang disediakan, sambil nonton film dokumentasi tentang Twin Towers di TV screen.

Twin Towers dirancang oleh Cesar Peli, arsitek asal Amerika dan berdiri pada bulan Maret 1996. Awalnya merupakan menara tertinggi di dunia. Tingginya 452 meter dan terdiri dari 88 lantai. Menara pertama ditempati oleh perusahaan minyak negara Malaysia, Petronas. Kantor mas Morry, Petronas Carigali berada di lantai 22. Selain Petronas, kedua menara tersebut di tempati berbagai perusahan pendukung Petronas dan lain-lain. Antara menara 1 dan 2 dihubungkan dengan jembatan angkasa atau skybridge. Kami naik ke sana, jembatan bertingkat di lantai 41 dan 42. Tinggi skybridge diukur di atas tanah, 58,4 meter. Tampak dari kaca sepanjang pinggiran jembatan, pemandangan Kuala Lumpur City. Kira-kira 10 menit berada di skybridge, guide atau pemandu kami membawa kami dan pengunjung lainnya turun dengan lift lagi.


Minggu 1 Oktober 2005, tak terasa cepatnya waktu berlalu... setelah 2 minggu Papa dan Mama kembali ke Jakarta. Kebetulan dua hari kemudian awal bulan puasa, jadi Mama tidak bisa lama-lama karena harus buka toko kue dan panganan berbuka puasa di rumah. Kami merasa sedih sekali, Ansya menangis waktu mengantar eyangnya sampai airport KLIA. Rasanya aku belum bisa menyenangkan mereka... sebaliknya Papa Mama lagi yang telah banyak membantuku selama mereka berada di KL. Mereka ikut membersihkan tempat tinggal baru kami yang lama tak terurus karena selama mas Morry tinggali belum ada pembantu. Mama juga yang masak, momong Rizky, bahkan membantuku mencuci dan menyetrika pakaian. Kondisi kesehatan Papa Papa mulai menurun, tubuhnya kurus, pandangannya mulai tidak jelas... Aku khawatir dengan keadaan Papa sekarang. Seperti Ansya, airmataku mengalir saat melihat mereka telah melalui counter imigrasi dan masuk menuju boarding gate. Harapanku mereka sehat dan akan datang lagi...Begitu juga Bapak Ibu mertuaku, orang tua mas Morry. Amien...






0 Comments:

Post a Comment

<< Home