Our Life

Wednesday, September 25, 2013

Abu Bakar dan Umar bin Khatab berlomba lomba dalam kebaikan

Pada masa Khulafaur Rasyidin radhiallahu ‘anhum, para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para tabi’in berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan membantu orang yang membutuhkan dan menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhuma termasuk orang yang gigih bersaing di dalam amal kebaikan yang mulia ini, yang pelakunya mendapatkan kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat.
Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Pada saat itu Umar mengawasi apa yang dilakukan oleh Abu Bakar. Lalu dia melakukan dua kali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih dari Abu Bakar dalam hal kebaikan.
Suatu hari, Umar mengawasi Abu Bakar di waktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat itu Abu Bakar pergi ke pinggiran kota Madinah setelah shalat subuh. Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Umar mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakar kecuali rahasia urusan gubuk tersebut.
Hari-hari terus berjalan, Abu Bakar tetap mengunjungi gubuk kecil di pinggiran kota itu. Umar masih belum mengetahui apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Sampai akhirnya Umar memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya. Umar ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu dengan mata kepalanya sendiri. Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya di situ.
Manakala Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, Umar mendapatkan seorang nenek tua yang lemah tanpa bisa bergerak. Nenek itu juga buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu. Umar tercengang dengan apa yang dilihatnya, dia ingin mengetahui ada hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu.
Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini?” Nenek menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap pagi dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makanan untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara apapun denganku.”
Umar menekuk kedua lututnya dan kedua matanya basah oleh air mata. Dia mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Sungguh, engkau telah membuat lelah khalifah sesudahmu wahai Abu Bakar.”
Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf

Sunday, September 22, 2013

# Jangan Lupa Doakan Anak Anda! #

Hal penting yang perlu didengarkan oleh anak-anak kita pada zaman ini adalah do’a orang tua mereka untuk kemudahan dan kesuksesan putra putrinya. Ini adalah sebab datangnya taufik, ketenangan dan bertambahnya cinta dan kasih sayang anak pada orang tua.

~Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid~
Yaa Allah...takut...takut jadi orang munafik...astaghfirullah Al Azhiim...

# Orang Mukmin VS Orang Munafik #

Tujuan orang munafiq adalah mencari keridhoan makhluk sedangkan tujuan orang yang beriman adalah mencari kerelaan Al-Haqq

يَحْلِفُونَ بِاللَّـهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّـهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُوا مُؤْمِنِينَ
"Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mu’min." (at Taubah: 62)

~ Syaikh Abdul Aziz Tarefe~

Ngobrol-ngobrol sama kakak...

Kakak komen...."Ibu selalu posting tulisan tentang Islam di fesbuk...kan teman2 ibu gak semuanya muslimin...ibu seharusnya mikirin perasaan teman-teman ibu yang non muslimin," kata anak saya sing barep iki.
"Ibu mikirin kok....ibu kan gak posting artikel yang menghina atau menjelek-jelekan agama lain atau nonmuslimin...."
"Ok ya bu...tapi bagaimana perasaan mereka melihat ibu posting ttg Islam melulu...seandainya teman ibu posting ttg Kristen melulu...how do you feel?"
"Gak masalah...kakak aja yg ge er... siapa aja boleh baca dan boleh engga...gak ada paksaan...bisa jadi mereka gak mampir ke wall ibu...ibu juga gak minta disukain...hanya menyiarkan agama Allah, semoga ada manfaat bagi yang membacanya dan bisa menjadi hidayah bagi yang mencari hidayah karena ibu juga dapat manfaat dan hidayah melalui postingan2 Islami dari orang lain...alhamdulillah..."
"Tapi ibu tetap gak mikirin orang lain...orang-orang yang non muslimin..." kakak masih kekeh...
Ibunya juga kekeh....he he he...dasar keluarga kekeh...engga deh, berbeda-beda pendapat boleh tapi at the end, yuk kita satukan dengan Al Qur'an dan sunnah...balighu anni walau ayah...sampaikan walau satu ayah (dari Rasulullah saw) kata Rasulullah saw...Ibu juga berpandangan sebagaimana Al Qur'an bagimu agamamu dan bagiku agamaku...ibu tidak mencampuri dan mengganggu agama orang lain...kita masing-masing saja dalam beribadah...itu bukti ibu mikirin orang lain tapi kalau demi mikirin orang lain terus mengorbankan aqidah sendiri...a'udzubillahi min dzalik...semoga Allah menjaga ibu dari perbuatan ini...karena yang menolong ibu pada hari pembalasan bukanlah orang lain...tapi hanya Allah semata...

Ibu hanya usaha, nak...beramal...semoga diterima Allah sebagai amalan shalihan dan ibadah, aamiin. Bukankah dlm surah Ali Imroon:195 Allah berfirman:
"Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan,"
Dan ibu berharap sekali, ketika ibu tiada kelak, ada lah sesuatu yg bermanfaat buat orang lain  (paling tidak buat kakak, adekyg membacanya) bukankah postingan Islami lebih baik daripada sekedar keluhan, kebanggaan atau pameran foto tentang harta, suami dan anak-anak (segala perhiasan dunia ini sepatutnya sebagai sarana ibadah bukan utk dibangga-banggakan....). Semua itu bukan milik ibu, ibu hanya dipinjami Allah, itupun utk dijaga, diajari menauhidkan Allah Yang Menciptakan kalian, nak...kalaupun ada yang membanggakan dari kalian, hanya Allah yang pantas membanggakan kalian diantara makhluk ciptaanNya yg lain seperti malaikat...Allahu a'lam...ibu hanya diberi nikmat dari Allah melalui kalian agar ibu bersyukur dan makin mendekatkan diri pada Allah Yang Maha Pemurah.Apakah ibu berharap disukai karena kalian, misalnya dpt jempol atau like? Semoga Allah menjaga ibu dari sifat berharap selain dari padaNya, aamiin. Sungguh segala puji hanya milik Allah semesta alam.

Catatan ini ditulis sambil merenung, meluruskan niat dalam berfesbuk dan ngeblog serta memperbaiki diri yang penuuuhhhhhh kekurangan, kesalahan dan dosa...bismillah...

Friday, September 20, 2013

Perubahan...
Butuh proses untuk perubahan.
Tidak seperti memutar balikkan telapak tangan, langsung berubah warna...dari gelap ke yg lebih terang (warna kulit maksudnya...)
Bukan cepat atau hasil dari perubahan itu yang utama, melainkan prosesnya. Dalam proses berubah itu sepatutnya memperhatikan aturan-aturan Allah. Tidak menghalalkan yang haram. Meninggalkan yang syubhat lebih baik. Bukankah Allah hanya menerima yang baik-baik?

Hasilnya belum kelihatan? Teruslah, jangan pernah berhenti berusaha berubah baik...apalagi merasa putus asa. Allah tidak tidur...Allah Melihat...Allah Mendengar...Allah Maha Mengetahui ...Allah Maha Pengasih...Allah Maha Penyayang...Usaha, doa dan sabar adalah rangkaian yang tepat dalam proses perubahan...urusan hasil serahkanlah pada Allah...Allah pasti memberikan yang terbaik...yakin...

semoga ibu...kakak, adek juga ayah bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik menurut Allah...aamiin...

Yuk siapkan diri untuk menapaki jalan hidup berikutnya yang lebih tinggi, terjal dan berat...Insyaa Allah kehidupan kita akan berubah lagi karena bak kutu loncat, loncat ke negara lain lagi insyaa Allah. Yap, hidup di sini adalah latihannya...insyaa Allah dengan terbiasa hidup dgn keterbatasan dan  penuh tantangan, bisa menempa kakak menjadi pribadi yang kuat dan mampu menghadapi tingkatan hidup berikutnya. Manfaatkan waktu yang tersisa sebaik mungkin...nanti ibu tidak lagi mengubrak-gubrak kakak ngajak shalat subuh berjama'ah...adek tidak lagi usil mengganggu kakak setiap hari...karena akan akan masuk boarding school.

Bismillah...pesan ibu, teruskan kebiasaan shalat subuh atau maghrib dan isya berjama'ah ya kak...  ajak teman-teman seiman kakak untuk shalat berjama'ah di asrama insyaa Allah...setiap malam baca Al Qur'an malah kalau bisa hafal surah2 Al Qur'an ba'da shalat subuh. Bergaul dengan teman agama apa aja, boleh...tapi carilah sahabat, teman dekat yang seiman dan shaliha agar ada yang menasehati kakak karena Allah...dan kalian saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran...itulah saudara seiman diatas iman Islam...

Wednesday, September 18, 2013

Renungan malam...

Makin merasa saya ini gak ada apa-apanya...
Saya ini kecil...
Ilmu saya minim sekali...apalagi amalannya...astaghfirullah...
Apa yang dibanggakan...apa yang disombongkan?
Emang gak ada....di atas langit ada langit....subhanallah teman-teman saya jauh lebih mumpuni ilmunya...dan lebih banyak amalan shalihanya...
Sombong hanyalah sifat Allah semata...
Tapi tetap semangat....cari ilmu...bismillah...niatkan hanya mengharap ridho Allah semata...
Semoga Allah mengampuni saya yang dhoif ini...aamiin...

Monday, September 16, 2013

Mengenang Pengajian dulu...

Saya jadi ingat...24th yg lalu...
Waktu itu saya kelas 3 smp
Saya diajak Ika (teman smp) tuk ngaji bareng, kata Ika ada mahasiswi dari sekolah tinggi Islam... (hmmm nama sekolahnya apa ya? Saya gak tahu...) yg ingin belajar ngajar kajian Al Qur'an.Terus saya ajak Virgitha (teman sebangku) dan kita sama2 ngajak sahabat masing2...saya ngajak Rani dan Githa ngajak Anti (Rani sama Anti juga sebangku tapi lain kelas sama saya) Ika juga ngajak Elsi, teman dekat Ika.
Jadilah kita berenam, tiap seminggu sekali, abis sekolah langsung ngaji...tempatnya gantian, dari rumah ke rumah diantara kita...Yaa Allah, saya pelupa amat ya...nama murobiyyah (pembimbing) kita itu siapa ya? Kalo gak salah, mba Wati...(plis koreksi ya temans...)

Mba Wati ngajarnya enak...kita membaca ayat-ayat dari surah2 Al Qur'an yg beliau tentukan (sesuai topik yg  dikuasainya). Kita juga membaca artinya terus beliau nerangin maksudnya, asbabun nuzulnya, tafsirnya dan hikmah ayat2 tersebut untuk kita dengan bahasa yg mudah dimengerti anak2 seumur kita..subhanallah...mba Wati ini tdk mau menerima sepeser pun uang dari kita, tidak juga sekedar untuk uang transport. Semoga Allah merahmatinya, aamiin. Semoga beliau mendapat balasan lebih baik dan lebih byk dari Allah, aamiin. Semoga pahala atas ilmu bermanfaat yg beliau bagikan terus mengalir sekalipun beliau meninggal dunia,aamiin. Apalagi beliau benat-benar menjaga hatinya untuk ikhlas, mengajar Al Qur'an hanya mengharap balasan dari Allah semata.

Saya berusaha mengingat wajahnya tapi ga sanggup....saya lupa...yg saya ingat adalah kesan dirinya yang bersahaja, baik, tidak banyak bicara tapi murah senyum...semoga Allah menjaganya dan menjaga teman-teman mengaji saya dulu....Ika, Elsi, Virgitha, Anti dan Rani....aamiin...

Love u all, girls...,
Yessy Setiorini

Sunday, September 15, 2013

Masih tentang Ikhlas....

Kebanyakan orang ingin tampil. Mereka beramal shalih karena mengharap ridha Allah tapi jugaa mengharapkan pengakuan dari orang lain. Kadar keikhlasan itu beda-beda dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui isi hati hanba-Nya. Masyaa Allah saya tahu beberapa orang yang tidak ingin dikenal padahal jasanya subhanallah...banyak...mereka tidak butuh publikasi...ketika orang lain menikmati buah dari usahanya dengan bahagia...mereka berlalu seperti tak pernah berbuat apa-apa.

Apa yang ada dalam hati orang seperti mereka? Bahagiakah ia karena bisa membuat orang lain bahagia? Atau bahagiakah dia karena orang lain itu membuatnya bahagia, bisa beramal shalih? Atau bersyukurkah ia karena orang lain jadi bersyukur pada Allah atas nikmat Allah? Atau bersyukurkah ia karena orang lain itu membuat ia makin bersyukur pada AllaH karena hidupnya bermanfaat? Allahu'alam...Allah yang mengetahui...saya perhatikan, mereka diam, bersikap biasa saja tanpa ada pengumuman seperti ini...hallo semuanya, btw dia bisa begitu karena saya lho...contoh aja...semoga Allah membalas mereka-mereka dengan yang lebih baik dan banyak, aamiin.

Jadi malu...melihat diri sendiri...yang...aduuh, malu tuk dituliskan disini...
Jujur, iman saya belum benar-benar tertanam dalam qalbu. Lantas kapan mau naik ke stage berikutnya, "Ihsan" ? Semoga Allah mengampuni saya yang ilmunya sedikit, amalnya sedikit tapi koar-koarnya yang banyak...astaghfirullah....Ampuni hamba Yaa Allah dan bantulah hamba!u yg dhoif ini dalam bebenah diri...aamiin.

Saturday, September 14, 2013




Wednesday, September 11, 2013

Doa orangtua untuk anaknya

Ketika anak telah baligh...
Dia mulai mencintai lawan jenis...
Alhamdulillah, karena ini alami, biasa...
Sebagai orangtua saya hanya ingin membimbingnya dalam bergaul dengan lawan jenis...
Seharusnya ada jarak...
Malu untuk mendekati...apalagi berbicara terang-terangan...
Sibukkan diri dengan belajar termasuk belajar agama kalau perlu aktif di kegiatan muslimah.
Idealnya begitu...tapi saya belum bisa membimbingnya mencari teman-teman perempuan yang shaliha untuk anakku. Ya Allah, tolonglah diri yang lemah ini supaya mampu mendekatinya, mendengarkannya, mengarahkannya, membimbingnya kepada jalan yang benar...
Sambil berusaha, saya memohon pada Allah...Sang pemilik anak yang dititipkan pada rahim saya dulu...semoga Engkau menjaganya, semoga anakku bisa sabar dan menjaga kehormatannya hingga waktunya tiba, karuanikanlah laki2 terbaik dalam pandangan Allah, yang bisa melanjutkan stick estafet dari orangtuanya untuk mengarahkan anak kamia menjadi sebaik2 perhiasan...wanita shaliha...aamiin...

Para nabi saja ada anaknya yang mengingkarinya. Yaa Allah kami berlindung padaMu dari cobaan itu...bagaimana dgn kami yang bukan manusia semulia nabi dan di zaman yg memang jauh dari agama Allah..semoga kami bisa menjadi orangtua yang baik dalam pandangan Allah, bisa istiqomah dan anak-anak bisa belajar kebaikan dari kami, aamiin. Sayangnya saya dan suami...punya byk keburukan...Yaa Allah, tolonglah kami...kenapa saya khawatir ...saya benar-benar mohon pertolonganMu Yaa Allah....tolong kami dalam mendidik anak-anak kami teguh diatas jalanMu...
Bukan kebebasan dan harta yang ibu tanamkan pada kalian. Melainkan ketaatan menjauhi larangan Allah dan mengerjakan perintahNya. Biarkan orang lain bilang kita aneh...asal jangan sampai Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang memberi kita peringatan atas perbuatan kita yang melampaui batas...semoga kita bisa lurus dijalanNya dan selamat di dunia dan di akherat...aamiin.

Tuesday, September 10, 2013



Monday, September 09, 2013


Sunday, September 08, 2013

Suami, ayah sekaligus imam keluarga

Hari ini aku bercerita ttg si akang....suami, ayah,sekaligus  imam keluarga atau pemimpin dlm rumah kami. Kesempurnaan hanya milik Allah. Sebagai suami, ayah dan imam akang tetaplah manusia biasa yg mempunyai kelemahan dan kekurangan. Sama seperti istri dan anak-anaknya...

Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu ya kang, penolongku dan anak-anak juga. Ayuk atuh, para istri raihlah tangan pemimpin kita (suami2 kita...), nasihati baik-baik secara personal. Berlemah lembutlah wahai istri....bangunlah pada 1/3 malam terakhir, bermunajatlah pada Allah memohon pertolonganNya. Ya Allah duhai pemilik hati, lembutkanlah hati kami untuk mampu menahan nafsu amarah. Ambillah sifat sifat buruk kami, gantikanlah dengan akhlak yang mulia.Jadikanlah kami hamba-hambaMu yang penyayang, pengasih, adil, bijaksana dan sabar....terutama pada ahli keluarga kami yaitu orang-orang terdekat yang kami sayangi. Bukankah Rasulullah saw adalah org yg paling baik pada istri-istrinya, anak-anaknya dan mengayomi anak-anak yatim dgn baik....Rasulullah saw sangat menyayangi Fatimah Az zahra putri beliau...bentuk kasih sayang beliau pada Fatimah tidak berupa harta namun nasihat dan bekal kekuatan yaitu dzikrullah...semoga Allah melembutkan hati pemimpin kita di rumah wahai para istri....aamiin...

Semoga Allah menjadikan kita,  istri dan anak-anak yang menyenangkan mata dan hati suami, ayah. Dan jadikanlah suami, ayah, sebagai imam yang bertakwa, dibawah pimpinannya semoga kita menjadi orang-orang yang bertakwa...aamiin...suamiku tercinta doakanlah aku dan anak-anak terutama dlm sujudmu, sayang...Rabbana hab lanaa min azwaajina wa dzurriyaatinaa qurrota a'yun, waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.
"ya Tuhan kami, anigerahkanlah kepada kami isyri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al Furqoon:74)

Thursday, September 05, 2013

Saatnya Hidayah Menyapa Rumahku

Penulis: Syaikh Muhammad bin Fahd bin Abdullah al-Jifan
*Pengantar Syaikh Fauzan*
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Saya telah membaca risalah yang berjudul “Ihyaud Dakwah Fil Bait” karya Muhammad bin Fahd bin Abdullah Al-Jifan, sebuah karya yang sangat berbobot dan layak untuk disebarkan kepada masyarakat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memebari manfaat atas terbitnya buku ini dan memberi pahala bagi penulisnya. Saya mengajak kepada semua kaum muslimin untuk membaca dan merenungkan serta mengamalkan kebenaran yang ada di dalam buku ini. Semoga Allah ‘azza wa jalla memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para shahabanya.
“Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan”
*Pengantar Penulis*
Nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang paling agung yang dikaruniakan kepada hamba-Nya adalah nikmat hidayah kepada agama hanif dan sampai kepada jalan yang lurus, sehingga nanti di hari kiamat meraih kemuliaan dan surga yang penuh dengan kenikmatan. Di antara ayat yang menjelaskan tentang agungnya kerunia hidayah dan demikian, hanya taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah tentang orang-orang mukmin yang mengakui keagungan nikmat tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: ‘Segala sesuatu bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran’. Dan diserukan kepada mereka: ‘Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (Q.S. Al-A’raf: 43)
Imam Ibnu Katsir[1] ketika menafsirkan ayat ini menukil sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap penghuni surga menyaksikan tempatnya di neraka lalu berkata: ‘Jikalau Allah tidak memberi hidayah kepada kami, niscaya kami akan celaka, maka bagi-Nya syukur.”
Hidayah memiliki peran penting dan kedudukan agung. Dan tidak ada yang mampu menghargai nilai hidayah kecuali orang yang telah merasakannya, dan tidak ada yang mengetahui cahaya hidayah kecuali orang yang telah mencicipi pahitnya kesesatan.
Apalagi ketika mereka melihat orang-orang yang tersesat dan tidak meraih taufik kepada jalan yang lurus, sehingga mereka merugi di hari akhirat, dan masing-masing mengungkapkan penyesalan mereka sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Atau supaya jangan ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Az-Zumar: 57)
Jika hidayah suatu perkara yang sangat penting, dan jalan yang harus ditempuh oleh semua hamba yang ingin sukses dan selamat di perkampungan abadi, yang penuh kenikmatan dan aman dari seluruh perkara yang menakutkan, apalagi ketika menyaksikan orang yang tersesat dan menjauh dari jalan Allah subhanahu wa ta’ala, maka nikmat tersebut semakin perlu kita syukuri, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Termasuk bagian syukur terhadap hidayah adalah memelihara dan meyebarkan kepada semua hamba Allah. Bahkan menaruh perhatian serius seperti yang dilakukan para nabi dan generasi salafush shalih, serta orang-orang yang mengikuti (mereka) secara baik. Sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Asy-syura: 52)
Menjadikan ayat di atas sebagai motivator dalam menempuh jalan hidupnya. Yang demikian itu tidak ada pertentangan dengan firman Allah:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Q.S. Al-Qashash: 56)
Sebab, maksud hidayah dalam ayat pertama[2] adalah hidayah dakwah, irsyad (memberi pengarahan) dan al-bayan (memberi penjelasan). Adapun ayat kedua, adalah hidayah taufik yang merupakan bentuk nikmat yang paling agung yang diberikan kepada manusia, dan hidayah ini termasuk kekhususan Allah subhanahu wa ta’ala.
Sesungguhnya hidayah yang bersifat pengarahan dan penjelasan merupakan tugas utama para rasul dan para pengikut mereka, serta orang-orang yang meniti jalan hidup mereka. Maka, hendaknya para da’i melakukan tugas dakwah dengan baik dab bagus.
Kita sangat kagum dengan kesungguhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam melaksanakan tugas dakwah dan mengajak orang kepada kebenaran, hingga Allah subhanahu wa ta’ala memberi teguran kepada beliau karena sangat bersemangat dalam mengajak kepada Islam, sebagaimana firman Allah:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).” (Q.S. Al-Kahfi: 6)
Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?” (Q.S. Yunus: 99)
Di antara ayat yang menunjukkan kesungguhan beliau dalam mengajak hamba Allah kembali kepada kebenaran sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At-Taubah: 128)
Begitu juga Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyifati dirinya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir radliallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Perumpamaan bagi kalian seperti seorang yang menyalakan api lalu kutu-kutu dan kupu-kupu berjatuhan ke dalamnya, sementara orang terseut menyingkirkannya dari api tersebut dan saya memegang kendali kalian agar tidak terjatuh ke dalam api namun kalian lepas dari tanganku.” [3]
((Disalin dari Buku Saatnya Hidayah Menyapa Rumahku hal. xv-xxi, judul asli Ihyaud Dakwah Fil Bait, karya Muhammad bin Fahd bin Abdullah al-Jifan. Penerjemah: Zaenal Abidin Syamsudin, Lc.. Penerbit: Pustaka Imam Abu Hanifah, Jakarta))



[1] Tafsir Ibnu Katsir – Abi Al-Fida’ Ismail bin Katsir -188, Ibnu Katsir berkata dari hadits riwayat An-Nasa’i dan Ibnu Marwadeh dan lafadz dari beliau. Dan hadits di atas dihasankan Albani di dalam Shahih Jami’ no. 4514.
[2] Taisirul ‘Azizil Hamid Syarah Kitab Tauhid, Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab, hal. 299, Maktab Turats Islamy.
[3] H.R. Muslim, Kitabul Fadhail, Bab Syafaqatun Naby ‘Ala Ummatihi.

Tuesday, September 03, 2013

Dua Guru Mudaku

Aku yang dengan segala keterbatasan ini ingin sekali menjalankan sunnah Rasulullah saw...diantaranya menjamu tamu...terutama musafir...alhamdulillah di mesjid darul amman aku dan kakak berkenalan dgn 3 mahasiswi, seorg ambil jurusan farmasi dan yg dua ambil jrusan kesehatan gigi, pada dua universitas negeri di Indonesia. Mereka baru selesai mengikuti konferensi kesehatan di Patayya dan ingin tinggal beberapa hari di Bangkok hingga pulang, kembali ke Indonesia. Dengan idzin suami, kuajak mereka nginap di rumah kami. Tapi karena yg satu akan terbang besoknya jadi mereka mau mengantar temannya dulu ke airport baru nginap di rumahku mereka ingin nginap di masjid dulu...aku gak bisa memaksa tapi tawaranku terbuka kapan saja,insyaAllah bisa membantu mereka...hamdulillah setelah mengantar temannya barulah yg dua datang ke rumah kami.

Aku dan kakak belajar dari mereka...keduanya mahasiswi muslimah yang pintar dan berprestasi. Yg satu, orangnya ceria dan supel, tipikal menyenangkan. Yang seorang lagi, sederhana, tidak banyak bicara namun banyak ibadah...rajin shalat sunnah, termasuk dhuha (yang aku lihat), puasa syawal dan dia tinggal di pondok pesantren Dharus sholihaat, MasyaAllah laa quwwata illah billah...mahasiswi ini juga mengajar ngaji ibu2 di Yogya. Aku malu....jangankan dulu sewaktu aku masih kuliah, sekarang aja aku belum bisa mengajar seperti dia, mengajar anak-anak saja masih banyak kekurangan dan kelemahan. Dan makin belajar makin sadar ternyata sedikit sekali ilmuku...begitu luasnya ilmu Allah. Subhanallah guru mudaku ini bercerita ttg ketaatannya pada Allah justru tumbuh di luar lingkungan rumah. Katanya sejak smp sudah merantau. Dia mengharap ridho orangtuanya untuk menuntut ilmu. MasyaAllah ia sukses dalam studi dan ternyata sumber kekuatannya adalah ketaatannya pada Allah,melalui Al Qur'an, belajar dan mengajar Al Qur'an itu.

Jazaakillahu khairan katsiroo, adikku...teringat kisah Musa as yang mengambil ilmu dan hikmah dari Khidir, orang yang berilmu dan bijaksana (surah Al Kahfi). Aku akan terus belajar...belajar dari siapa pun, tua, muda yang berilmu, bijaksana dan taat pada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah saw bi idznillah...