Our Life

Wednesday, October 30, 2013

SEDIKIT CERITA

Banyak cerita tapi saya belum bisa menceritakannya...

Sedikit cerita saja, ada pertanyaan dari seorang teman pada murrobiyahnya dalam halaqah.
"Kenapa orang-orang Islam yang saya temui waktu tinggal di Jepang justru minum minuman keras?" Tambahan infonya, orang-orang Arab...pasti sebagian saja, tidak semua orang-orang Arab kan... Murrobiyah itu tidak langsung menjawabnya, dia mempersilahkan siapa saja yg ingin mencoba menjawab. Sebenarnya saya ingin menjawabnya tapi  bibir ini berat banget untuk bergerak dan bersuara....menurut saya (dalam hati) karena orang-orang yang dimaksud itu baru menjadi orang Islam atau muslimin....mereka belum beriman atau menjadi mukminin...kalau orang yang beriman, begitu tahu dari Al Qur'an ada larangan minum khamr atau diberitahu saudara sesama muslim bahwa minum minuman mengandung alkohol itu haram ia akan meninggalkan minuman itu, sebagaimana para sahabah meninggalkannya begitu turun ayat yang mengharamkan khamr...maksudnya meninggalkan apa yang telah dilarang Allah . Dan Allah tidak meninggikan bangsa Arab di atas bangsa lain atau bangsa lain di atas bangsa Arab. Yang terbaik dari mereka adalah orang yag bertakwa, yang mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Belakangan ini saya memilih tidak banyak bicara di luar. Sebaliknya cerewet di dalam rumah. Masih ingat cerita sebelum tidur saya untuk Muhammad. Tentang malaikat Jibril yang memerintahkan Rasulullah saw untuk membaca bahkan memaksa beliau...dalam surah Al Alaq. Sekarang saya melanjutkan lagi paksaan membaca Al Qur'an plus terjemahan dalam bahasa Indonesia minimal 1 ayah kepada Muhammad. Kemudian saya jelaskan maksud dan tafsirnya berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, buku pelajaran saya...

Masih ingat bagaimana saya menggendong Muhammad menuju mobil lalu membawanya ke mesjid untuk shalat subuh berjama'ah di pagi-pagi buta waktu di Saudi...jika ayahnya sedang tugas ke rig...saya mengenakan cadar, ikut shalat di mushola perempuan atau jika berhalangan saya menunggu di dalam mobil. Supaya Muhammad bersemangat, saya ajak dia memberi minuman susu untuk kucing-kucing di mesjid, selepas shalat subuh...apa yang ada dalam benak saya...mengikuti ummu Ahmad bin Hanbal...

Ingin rasanya bisa mendidik lebih mendalam seperti ummu Syafi'i ya ibunda dari imam Sayfi'i yang mengajarkan putranya menghapal Al Qur'an bahkan mengurungnya dalam kamar (saat belajar menghapal Qur'an) demi anaknya berhasil menjadi hafidz Qur'an dan maa syaa Allah beliau pun akhirnya menjadi imam besar, penghapal hadits, ahli fiqih. Semoga perjuangan saya dengan kemampuan minim atau terbatas ini bisa memberikan pengetahuan dasar baginya tentang agama dan Allah memberi taufik dan hidayah untuknya hingga ilmunya bertambah, berkembang, diamalkan dan bermanfaat bagi ummat...bukankah seorang ibu yang mendidik anak-anaknya...jika anak-anaknya berilmu dan bertakwa lalu bermanfaat di masyarakat...berati ibu itu berhasil mendidik satu generasi...Mudah-mudahan saya pun bisa demikian, turut bermanfaat bagi ummat dibalik layar...dibalik keberhasilan anak-anak dan juga suami.

Saya jarang bercerita tentang suami saya tercinta ya...bismillah saya akan bercerita sedikit tentang suami saya. Dia adalah guru saya sejak menjelang pernikahan kami sampai sekarang. Belakangan ini, setelah saya banyak membaca Al Qur'an, tafsir dan bulughul mahram...kemudian saya ceritakan padanya apa yang telah saya baca...sekedar berbagi info buatnya atau kalau ada yang saya kurang mengerti saya tanyakan dia...saya tidak secepat dia dalam memahami sesuatu. Maa syaa Allah suami saya bisa membantu mengatasi kekurangan saya ini. Tapi maa syaa Allah kadang-kadang info yang saya berikan juga bisa jadi inspirasi buatnya, misalnya dalam menulis statusnya yang bersifat dakwah di fesbuk (he he he kok contohnya fesbuk?). Gak sama plek sih tapi ada lah.. kata-kata saya yg dia kutip...ehh kata-kata dalam buku bacaan saya deh! Begitu lihat jumlah jempol like nya...subhanallah...banyak...semoga Allah pun menyukai status suami saya, bermanfaat buat si penulis, tidak hanya menulis tapi berusaha mengamalkannya dan istiqomah, juga buat saya, anak-anak dan siapa saja yang membacanya dan semoga menjadi pahala untuk kita semua apalagi kalau jadi pencerahan dan menggiring kita pada perubahaan berupa ketaatan pada Allah semata , aamiin. Itu hanya contoh kecil...yang lebih besar misalnya...in syaa Allah saya akan berusaha mengamalkan ilmu yang saya pelajari untuk menjadi istri yang shaliha untuk suami, mengurusnya, berbakti padanya, mendukungnya bekerja, beribadah, beramal shalih dan berusaha menjaga kehormatannya, hartanya...ini sedang dalam perjuangan, tidak mudah memang tapi saya yakin Allah tahu niat saya baik, semoga Allah memudahkannya...aamiin.

Bagaimana dengan kakak? Hmmm...saya ini cerewet banget...sama seperti kakak yang cerewet banget juga..alhamdulillah kakak sering bercerita sama saya tentang apa aja dan sekarang saya berusaha antusias mendengarkannya (belajar dari kesalahan saya padanya dulu) lalu menimpalinya sesuai hadits-hadits atau firman-firman Allah dalam Al Qur'an. Pernah suatu kali dia mengajak saya  mendengar lagu berjudul When You Believe di youTube. Lalu dia tanya komen saya tentang lyric lagu itu. Saya jawab,"Bagus lyric nya...berdoa, berusaha, yakin dan akan bisa...karena mukjizat dari Allah...itu semua ada kok di AlQur'an...yuk kita baca Al Qur'an juga!" Dia ignore aja, pura-pura gak denger..hi hi hi...
"Ibu...ibu suka suara Mariah Carey atau Whitney Houston?" tanyanya lagi.
"Suka suara Mishary Alafasy...."
Kakak langsung ketawa..." I know...I know you would say that...." katanya sambil ngakak...yaa dia udah tahu ibunya kayak gimana, jawabannya pasti gak nyambung..he he he...biarlah, semoga jika ibu sudah tiada nanti...cerewetnya ibu tentang Al Qur'an ke kakak jadi kenangan yang semoga dikenang kakak selalu ya...sebagai bekal menjalani hidup. Al Qur'an cahaya yang akan menyinari hidup kita, in syaa Allah kita tidak akan merasa kegelapan dan tersesat walau apa pun terjadi, sayang...

Ibu juga cerewet sama eyang, oma, bude Ita....pakde Bambang...sama aja...cerewet soal agama juga...itu karena ibu sayang sama keluarga. Rasulullah saw juga berdakwah ke keluarga dan kerabatnya dulu...baru ke masyarakat...ibu belum mampu dalam keluarga bagaimana mungkin langsung lompat ke masyarakat, mungkin ini kekurangan ibu. Memperbaiki diri dan mendidik kalian dulu ya...itu aja gak mudah makanya masih jauuuuh dari target...hiks..seringkali usaha ini diikuti derai airmata.

Bismillah....saya mulai lagi ya Allah. Jadikanlah yang sulit ini menjadi mudah...aamiin...

Wednesday, October 23, 2013

Copas dari blog sebelah

Kini aku membuat detak waktu itu bergetar mundur. Mengenang masa dimana aku belajar  untuk mengerti arti keyakinan dan keteguhan. Aku merekamnya dalam latar suasana oranye di saat lembayung senja mengintip malu.
Sore itu manusia masih terbuai dengan kekhusuyu’an menghadap Rabb Yang Maha Hidup, Allah, satu – satunya Ilah yang berhak disembah. Meletakkan wajah di tanah  hanya untuk tuhan – tuhan palsu yang tidak mampu sekedar membunuh lalat yang hadir di depan batang hidungnya sendiri adalah bentuk ketidakadilan yang agung. Bagaimana dikatakan tidak adil? Sementara dia menghinakan dirinya sendiri untuk bersujud pada selain Allah, bersamaan dengan itu ia telah meletakkan ibadah yang sakral kepada yang tidak berhak mendapatkannya.
Hatiku tersenyum tenang karena Allah telah mengutus Rasulnya untuk membebaskan manusia dari peribadahan kepada makhluk menuju peribadahan kepada Allah Sang Khalik. Hingga aku kini bisa melihat manusia berbondong – bondong berdo’a, meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah.
Sore itu aku selesai memandu acara Kajian Fiqih Wanita tentang pernikahan dan cinta. Aku tidak tahu bagaimana kondisi remaja berumur 15 tahun seperti diriku menanggapi masalah cinta, tetapi setidaknya aku sudah cukup dewasa untuk sekedar menyerap ilmu tentang pernikahan kala itu. Meskipun aku sebenarnya masih berusaha memahami perasaan – perasaan kakak – kakakku yang sedang kasmaran, serta bagaimana wajahnya bersemu merah saat mendengar kata “khitbah”.
Terlepas dari itu, tugasku sebagai MC pun sudah selesai. Aku termasuk salah satu anggota pengurus sebuah masjid di kawasan Jakarta Selatan. Dulunya aku belajar mengaji disana, ketika umurku sedikit membesar aku dipersilahkan membimbing adik – adikku yang lain. Secara terencana kami mengadakan Kajian Fiqih itu pada tanggal 23 Mei 2012. Ketika itu aku sudah mulai mengenakan secarik kain untuk menutup wajahku. Tak ada motif aneh – aneh, hanya  ingin membuktikan kepada Rabbku bahwa aku mencintai rasulnya dan ingin mendapatkan cinta Rabbku. Meskipun sebenarnya cintaku pada nabiku pun belum seberapa. Seperempat atom pun tidak, mungkin. Aku tak mampu menebak hatiku, dia berada diantara dua jemari Allah. Mudah bagi Allah untuk mengubahnya nanti atau saat ini. Ya Rabb, teguhkan aku diatas agamamu.
Aku memang sudah berencana menggunakan cadar sejak merangkak ke kelas 3 SMP. Tetapi baru terealisasi saat aku hendak hengkang dari sekolahku tercinta menuju sebuah pesantren yang menuntunku untuk memahami sunnah nabiku dengan lebih baik. Kala itu kekaguman menyelimuti hatiku saat melihat muslimah mengenakan cadar. Dalam benakku mereka terlihat sangat anggun sekali. Bajunya itu seperti gaun indah dari surga. Mereka terlihat begitu mempesona dan berharga. Tentunya hanya Allah yang dapat membeli mereka, bukan dengan rupiah. Tapi dengan surga, insya Allah.
Sebelum – sebelumnya, aku juga memiliki presepsi aneh dengan mereka yang bercadar. Aku termakan oleh isu media. Dan aku sedikit meremehkan mereka : Ekstrim, golongan fanatik, atau istri teroris. Siapa yang menjamin media dapat bersikap objektif dalam melihat persoalan? Sampai suatu ketika Allah menakdirkanku untuk mengikuti Daurah tentang Manhaj Ahlu Sunnah di bogor. Satu hal yang membuatku terpikat adalah keramahan dan senyum manisnya yang menyejukkan untuk saudarinya. Aku kemudian membandingkannya dengan wanita – wanita lain yang mengumbar kecantikannya , awalnya kupikir itu keren, setelah ini aku melihat wanita yang menjaga kecantikannya untuk keluarga dan saudarinya lebih terhormat.
Sepenggal Kisah Tentang Cadar“Kakak… Kenapa bercadar?” kataku penasaran di sebuah ruangan yang mereka sebut sebagai kamar, tetapi lebih terlihat seperti ruang kelas. Kupikir aku makhluk terkecil dalam komunitas ini, oleh sebab itu sekalian saja kupanggil semuanya dengan sebutan “Kakak”
“Dulu, sahabat – sahabat wanita Nabi saat turun ayat Hijab (Al – Ahzab ayat 59) mereka merobek kain yang ada di rumah mereka untuk dipakai menjadi jilbab.” Kira – kira begitulah jawaban kakak itu.
Aku tidak begitu mengingat secara jelas obrolan kami ketika itu. Tetapi kupikir kakak itu menjelaskan hadis dari Ibunda Orang Mukmin, Aisyah Radiallahu ‘anha ini “Mudah-mudahan Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama-tama, ketika turun ayat ini: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. Al Ahzab: 31), mereka merobek selimut mereka lalu mereka berkerudung dengannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Jarir, dan lainnya). Kemudian Ibnu Hajar menjelaskan : “Perkataan : lalu mereka berkerudung dengannya” maksudnya mereka menutupi wajah mereka.
Mulai saat itu, hancurlah karang paradigma aneh yang bersemayam di otakku. Ternyata mereka tidaklah fanatik! Tampaknya, kita terburu – buru mengambil kesimpulan sebelum meneliti dan menimbang. Itulah mengapa, Allah, dalam surat Al-Hujurot ayat 6, menyuruh kita untuk memahami sebuah persoalan terlebih dahulu baru mengambil sikap.
 “Wahai orang – orang yang beriman, jika ada seorang fasiq datang kepadamu dengan membawa berita, maka carilah berita itu supaya kamu (tidak) menimpakan tuduhan kepada suatu kaum dengan kebodohan, akibatnya kamu akan menyesal terhadap apa yang kamu perbuat.”
Mengenakan cadar bagiku merupakan hadiah terindah dari sekian hadiah terindah lainnya yang Allah berikan padaku. Karena saat aku mengungkapkan niatku kepada ibuku, aku tidak mendapatkan penolakkan berarti. Aku beruntung memiliki ibu yang bersikap toleran seperti dirinya. Aku lebih beruntung dari saudari – saudariku yang lain ketika hendak mengenakan hijab ini. Itulah mengapa aku begitu percaya diri dan menganggap bagiku ini perkara mudah. Tak pernah terbesit di pikiranku bahwa kain mungil ini akan membawa presepsi salah pada masyarakat sekitarku, khususnya adik – adik TPA yang aku ajari.
Mereka berteriak “TERORIS… TERORIS… TERORIS…!”
Tentu saja aku tersentak kaget. Aku masih ingat saat aku ikut bermain lompat tali dan tertawa menikmati masa kecil bersama mereka. Masih tersimpan manis di memori ingatanku saat aku merayunya agar ia mau mengerjakan sholat dengan baik. Juga kenakalan mereka yang membuatku tersenyum dan menahan sabar. Aku masih ingat itu! Benar, mereka adik –adikku yang telah kudidik dengan kasih sayang, ku berikan nasehat – nasehat tentang Keesan Tuhan, kini melontarkan perkataan itu. Dadaku terasa panas, air mataku ingin keluar. Tak ingin dibilang cengeng, aku menahannya.
“Idih, lebay banget, dah! Kakak – kakak yang lain aja nggak pake kayak gituan, tuh!”
“Bukannya di Indonesia dilarang pakai cadar, ya?”
“Kakak kayak kuntilanak!” (Seketika aku berpikir bahwa kunti itu bajunya putih bukan ungu!)
“Kayak Ninja…! Hahah.”
“Kakak kayak orang gila, dah!”
Itu adalah ungkapan jujur yang jika saja Allah tidak merahmatiku, mungkin akan membuatku tersungkur dengan mata terbelalak. Tetapi aku berusaha tersenyum di balik cadarku. Meskipun mereka tidak melihat bahwa aku tersenyum, setidaknya mataku menyiratkan hal demikian.
Setelah kejadian itu aku menuliskan surat untuk adik – adikku tercinta. Yang sampai saat ini belum ku berikan. Entah, aku hanya mampu mengucapkan, “Cadar itu sunnah nabi, sayang. Kalau kita menggunakan cadar mendapat pahala jika tidak juga tak apa – apa. Tapi yang pasti menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan adalah wajib.”
Tetapi ku rasa, inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan kegalauanku pada mereka. Semoga mereka membacanya.
“Teruntuk adik – adikku tersayang….
“Siapa yang membenci sunnahku, maka dia bukan golonganku” itulah saba Rasul kita.
Aku tidak memaksa kalian untuk berhenti mengolok – olokku. Apalah hargaku ini. Aku hanyalah manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.  Tetapi, aku benar – benar takut saat engkau mengolok – olok sunnah nabimu sendiri. Aku takut itu akan membawa petaka bagimu.
Adikku, apa yang kakakmu kenakan saat ini bukanlah ajang memamerkan diri, menganggap diri sok suci, bukan! Semua ini kakak lakukan karena Allah semata dan berusaha mencintai sunnah nabi yang suci. Dan dengan ini kakak ingin kalian juga terbiasa untuk mencintai Nabi kalian sendiri sehingga kita bisa dicinta oleh Allah.
Adikku, jika kalian ingin mengejekku itu terserah kalian. Tetapi yang perlu kalian ingat bahwa setiap apa yang kita perbuat dicatat oleh malaikat untuk dilaporkan kepada Allah, hakim yang paling adil. Entah itu kebaikan atau keburukan.
Tetapi yang kakak mohon kepada kalian, tolong hargai sunnah nabi kalian. Karena jika tidak, kakak takut perkataan yang menurut kalian sepele itu membuat kalian keluar dari agama yang lurus ini.
Semoga Allah mengampuni dosaku yang tak terhitung dan merhamati kita semua. Amin”
Tiba – tiba saja, ustadzah yang mengisi kajian Fiqih Wanita mengelus pundakku setelah shalat magrib selesai dilaksanakan. “Sing istiqamah ya, ndok…” Kata- kata itu masih terngiang – ngiang dalam benakku bersamaan dengan menghitamnya awa
Istiqamah dan perputaran waktu seperti sebuah garis yang berbanding terbalik. Semakin sering jarum jam mengulang putarannya, semakin sulit mempertahankan keistiqamahan agar tidak terus mengempis dan terus mengempis.  Berapa banyak orang yang keluar dari lingkaran keimanannya karena tak sanggup memegang bara kesitiqamahan di tangannya.  Sungguh tidak ada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Allah. Entahlah! Aku sendiri masih ragu, mungkinkah aku dapat melakukannya?n dan bergulirnya malam.
Mungkin! Jika niat karena Allah Ta’ala.

Sunday, October 20, 2013

Niqab women in Thailand :- Bangkok muslim

Wednesday, October 16, 2013

HARI RAYA IDUL ADHA 1434H

Monday, October 07, 2013


Sunday, October 06, 2013

Obrolan sambil memandang kuburan...

Mesjid Jawa dan kuburan muslim di seberangnya gak kelihatan dari balkon apartement kami, karena ketutupan gedung Thai CC yang tinggi. Tapi di belakang hotel GreatEastern, persisnya belakang sebelah kiri dari hotel itu, nampak sebagian kuburan  cina . Setiap kali kulihat kuburan itu...selalu sepi...Kalo malam, dari hotel itu tampak kilauan cahaya lampu juga gedung atau rumah sekitarnya...tapi tidak dengan kuburan itu...gelap gulita.
Ahli kubur memang hidup dalam keterasingan dan kegelapan....
Di dalam kubur pun ahli kubur tidak bisa lari dari azab Allah...
Azab kubur bukan karena dosa-dosa besar melainkan dosa-dosa kecil
misalnya tidak menyucikan diri setelah buang air kecil...
mencari-cari aib orang lalu membicarakannya bahkan mengadu domba...
Na udzubillahi min dzalik...
Dan salah satu penghalang langkah kita setelah mati adalah hutang-hutang yang belum terbayarkan.
"Bagaimana jika orang yang dihutangi telah merelakan hutang tersebut, yaa zauji?"
"Semoga Allah memberi pahala pada orang yang merelakan piutang orang yang sudah meninggal tapi bertakwalah, segeralah membayar hutang sebelum maut tiba-tiba datang dan hutang kita masih tergantung..."
"Doakanlah keluarga kita, orangtua, saudara, kerabat, tetangga, sahabat, teman dan saudara saudari seiman kita...semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka, dan mengampuni dosa-dosa kita...sesungguhnya tidak ada yang pasti kecuali mati...maka beramal lah sebelum maut datang dan kita tidak mampu beramal lagi..."

Saturday, October 05, 2013



Langit di senja hari


Thursday, October 03, 2013

..........................

Ira rahimahullah...aku selalu ingat Ira jika mengingat kematian...
Aku ingin pulang dalam perjalanan yang lurus seperti dirimu, sahabat...
Memenuhi panggilan Allah ...yaa Ira pulang ke rahmatullah dalam perjalanan menuju baitullah untuk umrah.
Aku tidak sanggup ilaa maa syaa Allah (kecuali atas kehendak Allah) jika suamiku yang mendahuluiku. Biarlah aku yang pulang lebih dulu...pulang dalam keadaan selamat yaa Allah.
Setiap pagi kulepas suami dan anak-anakku dengan doa. Suamiku meninggalkanku untuk mencari nafkah...anak-anakku meninggalkanku untuk mencari ilmu...
Selama ini kalian yang meninggalkan ibu sendiri di rumah...tapi subhanallah ibu tidak merasa sepi, ibu bisa akrab dengan kalam Allah Al Qur'an...obat, penawar, penghibur hati ibu selain tuntunan hidup manusia...hudalinnas...
Semoga kalian selamat di dunia dan akherat, sayang....
Jika ibu yang harus meninggalkan kalian untuk pulang ke rahmatullah...
Doakan juga ibu, nak...doakan juga aku, mas....
Semoga Allah merahmati ibu, dengan rahmatNya mengampuni dosa-dosa ibu serta menerima amalan ibu di dunia sebagai ibadah, aamiin. Semoga kelak Allah mengumpulkan kita di akherat dalam Jannah...aamiin.

Menelpon di Hari Jum'at

Seperti biasa hari Jum'at aku telpon papa...
Aku doakan semoga Allah memberikan papa kekuatan dan kemudahan untuk beribadah (shalat Jum'at)
Mungkin aku terlalu keras dan memaksakan kehendakpada papa, pada kedua orangtuaku...ampunilah hamba jika hamba tidak berbuat baik kepada kedua orangtua yaa Allah...
Engkau tahu, aku hanya berusaha mengingatkan dan mendoakan mereka, memohon semoga Allah melimpahkan taufik dan hidayah pada mama dan papa, aamiin.
Setiap langkah perjalanan menuju mesjid in syaa Allah menghapus satu dosa dan langkah yg lain mendatangkan kebaikan,begitu seterusnya...apalagi jika sambil tasbih, dzikir dan  berdoa sepanjang jalan...alhamdulillah banyaknya rahmah Allah di hari akbar ini..doa yang diijabah...
Tidak mengapa naik kendaraan jika tidak mampu, pa...Amir bin Abdullah rahimahullah pun dalam keadaan sakit parah tapi begitu beliau mendengar adzan, beliau minta dipapah menuju mesjid padahal sudah diingatkan bahwa beliau sedang sakit parah...namun beliau ingin memenuhi panggilan Allah...dan inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun...setelah satu rakaat shalat bersama imam di mesjid, beliau akhirnya meninggal dalam keadaan khusnul khatimah...

Maafkan anakmu ini, pa...yang hanya mampu menelpon, mengingatkan dari jauh dan mendoakan papa mama dalam sujudku...
aku tidak mampu membawa papa mama jalan-jalan lagi, ke Bangkok dimana kami tinggal sekarang...tapi aku ingin..yaa Allah ingin sekali membawa papa ke surga...juga mama...semoga Engkau memudahkan jalannya yaa Allah, aamiin...sebagaimana dulu Engkau telah berikan aku sekeluarga kesempatan tinggal di Saudi Arabia sehingga bisa membawa mama papa umrah ke Baitullah....

Tuesday, October 01, 2013

Ganjaran Mendidikan Anak Perempuan





Ganjaran Memelihara dan Mendidik Anak Perempuan

Kategori: Keluarga
12 Komentar // 14 November 2012
Kehadiran anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki. Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan aib dan dianggap bencana. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan. Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.
Al Imam Muslim rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab shahihnya dengan judul (باب فَضْلِ الإِحْسَانِ إِلَى الْبَنَاتِ) “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadits sebagai berikut :
Pertama. Hadits dari  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, 
جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ »
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu  aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Faedah Hadits
Hadits-hadits di atas mengandung beberapa faedah :
1. Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan anak-anak perempuan dalam agama Islam. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka“
2. Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira ketika memiliki anak laki-laki. Oleh karena itu kehadiran anak-anak perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa’ (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka”. Hal ini juga sebagaimana Allah Ta’ala firmankan :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَ سَاء مَا يَحْكُمُونَ
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah , Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu “ (An Nahl:58)
3. Yang dimaksud mengayomi anak perempuan adalah menunaikan hak-hak mereka seperti makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud (عَالَ) adalah menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya”.
4. Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita keturunan yang shalih dan shalihah. Wallahul musta’an. 

Referensi : Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah.

Penulis : dr. Adika M.
Artikel Muslim.Or.Id
==========

Kehadiran anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki. Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan aib dan dianggap bencana. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan. Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.
Al Imam Muslim rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab shahihnya dengan judul (باب فَضْلِ الإِحْسَانِ إِلَى الْبَنَاتِ) “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadits sebagai berikut :
Pertama. Hadits dari  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, 
جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ »
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu  aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Faedah Hadits
Hadits-hadits di atas mengandung beberapa faedah :
1. Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan anak-anak perempuan dalam agama Islam. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka“
2. Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira ketika memiliki anak laki-laki. Oleh karena itu kehadiran anak-anak perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa’ (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka”. Hal ini juga sebagaimana Allah Ta’ala firmankan :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَ سَاء مَا يَحْكُمُونَ
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah , Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu “ (An Nahl:58)
3. Yang dimaksud mengayomi anak perempuan adalah menunaikan hak-hak mereka seperti makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud (عَالَ) adalah menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya”.
4. Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita keturunan yang shalih dan shalihah. Wallahul musta’an. 

Referensi : Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah.

Penulis : dr. Adika M.
Artikel Muslim.Or.Id
Kehadiran anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki. Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan aib dan dianggap bencana. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan. Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.
Al Imam Muslim rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab shahihnya dengan judul (باب فَضْلِ الإِحْسَانِ إِلَى الْبَنَاتِ) “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadits sebagai berikut :
Pertama. Hadits dari  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, 
جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ »
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)
Kedua. Diriwayatkan juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu  aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630)
Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata  bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
Faedah Hadits
Hadits-hadits di atas mengandung beberapa faedah :
1. Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan anak-anak perempuan dalam agama Islam. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits-hadits di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka“
2. Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira ketika memiliki anak laki-laki. Oleh karena itu kehadiran anak-anak perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa’ (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka”. Hal ini juga sebagaimana Allah Ta’ala firmankan :
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَ سَاء مَا يَحْكُمُونَ
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah , Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu “ (An Nahl:58)
3. Yang dimaksud mengayomi anak perempuan adalah menunaikan hak-hak mereka seperti makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud (عَالَ) adalah menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya”.
4. Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita keturunan yang shalih dan shalihah. Wallahul musta’an. 

Referensi : Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah.

Penulis : dr. Adika M.
Artikel Muslim.Or.Id

Living in Bangkok....

Badan rasanya pegel banget...minggu lalu aku telpon pee Maryam (kak Maryam) minta tolong dipanggilkan tukang pijat. Alhamdulillah hari ini pee Ruqayah (tukang pijat) bisa datang ke kampung Jawa. Aku pergi ke rumah kak pee Maryam dan dipijat di sana. Ada Yasmin di sana, dia bantuin jualin dagangan chicken burgernya pee Maryam. Kak Warida juga dateng ke rumah pee Maryam, beli chicken burger buat sarapannya.Subhanallah berada diantara teman-teman Thai di Bangkok...aku gak bisa bahasa Thai tapi aku merasa mereka adalah orang-orang baik maa syaa Allah yang tidak suka gosip atau busy body. Aku merasa hangat diantara mereka, dalam rumah-rumah mereka yang sederhana...dalam rumah pee Maryam yang tidak ada kursi meja tamu...kami duduk lesehan di atas tikar...dalam rumah Yasmin yang hanya sekamar...aku senang tinggal di Bangkok, banyak pelajaran yang kudapat...kebeningan hati orang-orang kampung Jawa, ramah, tulus, suka memberi, menolong, menjaga hubungan silaturahim...tidak mau minta-minta tapi mereka berusaha mencari rezeki dulu...mereka kreatif dalam bekerja...insyaa Allah jika Allah menghendaki kami pindah...aku akan meninggalkan mereka tapi kenangan indah, kekeluargaan diantara kita tidak mungkin aku lupakan...

Aku pernah hidup dalam suasana kekeluargaan di camp Aramco tapi disini beda...disini aku hidup diantara orang-orang sederhana bahkan kehidupan mereka pas-pasan tapi diantara mereka punya hati yang qona'ah bersyukur dengan seberapa pun rezeki yang diberikan Allah. Hidup mereka sederhana, sekedar untuk tempat tinggal, makan, berpakaian dan menyekolahkan anak-anak...kehidupanku pun mirip dengan mereka...aku tidak banyak bergaul selain untuk halaqah dan mengunjungi teman sakit atau mengirim makanan utk teman sebagai hadiah semampuku dan menjamu tamu...selebihnya mengurus keperluan suami dan anak-anak dan mengurus rumah. Itu pun yaa Allah, penat ye but alhamdulillah...he he he...tak de lah waktu nak hang out...hang out pun macam mane...pakaian dah rapat macam ni...he he he...

Jazaakumullahu khairan katsiroo...pee Maryam, pee Warida dan Yasmin...I'll miss you so much...