Our Life

Tuesday, February 24, 2015


Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Takaatsur (Bermegah-megah)
Surah Makkiyyah; Surah ke 102: 8 ayat
“1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 2. sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), 4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 5. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 7. dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. 8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”  (at-Takaatsur: 1-8)
Allah Ta’ala berfirman, kalian terlalu disibukkan oleh kecintaan pada dunia, kenikmatan dan berbagai perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari dan mengejar kehidupan akhirat. Dan hal tersebut terus menimpa kalian sehingga kematian menjemput kalian, lalu kalian mendatangi kuburan dan menjadi salah satu dari penghuninya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Zaid bin Aslam dari ayahnya, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, dari ketaatan, sampai kamu masuk ke dalam kubur –sampai kematian menjemput kalian.”
Al-Hasan al-Basrhri mengatakan: alhaakumut takaatsur (“Bermegah-megahan  telah melalaikanmu.”) yakni dalam hal harta dan anak. Dan dalam kitab Shahih al-Bukhari mengenai ar-riqaaq (perbudakan), dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata: “Kami pernah melihat hal ini dari al-Qur’an sehingga turun: alhaakumut takaatsur (“Bermegah-megahan telah melalaikanmu.”) yakni seandainya anak Adam memiliki lembah emas.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Mithraf, yakni Ibnu ‘Abdillah bin asy Syikhir dari ayahnya, dia berkata: “Kami pernah sampai kepada Rasulullah saw. yang ketika itu beliau mengatakan: alhaakumut takaatsur (“Bermegah-megahan telah melalaikanmu.”) anak Adam mengatakan: hartaku, hartaku. Tidaklah kamu mendapatkan dari hartamu itu kecuali apa yang kamu makan, lalu habis atau kamu pakai lalu usang, atau kamu sedekahkan sehingga akan terus mengalir?” diriwayatkan oleh Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa-i.
Imam Bukhari meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga hal yang mengantarkan jenazah, lalu dua di antaranya masih kembali sedang satu lagi tetap bersamanya; jenazah itu diantar oleh keluarga, harta dan amalnya, lalu keluarga dan hartanya kembali pulang sedangkan amalnya tetap bersamanya.” Diriwayatkan oleh Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi saw. bersabda: “Anak Adam itu akan menjadi tua dan ada dua hal yang akan tetap bersamanya; ketamakan dan angan-angan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab Ash-Shahihain.
Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir menyebutkan di dalam biografi al-Ahnaf bin Qais dan namanya adalah adl-Dlahhak, bahwasannya dia pernah melihat uang dirham di tangan seseorang, lalu ia bertanya: “Milik siapa dirham ini?” lalu orang itu berkata kepadaku, dia mengatakan: “Uang itu akan menjadi milikmu jika engkau menginfakkannya, baik untuk memperoleh pahala maupun untuk mendapatkan rasa syukur.” Kemudian al-Ahnaf mengumandangkan ungkapan seorang penyair: “Engkau akan menjadi milik hartamu jika engkau menahannya, dan jika engkau menafkahkannya maka harta itu akan menjadi milikmu.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah mengenai firman-Nya, alhaakumut takaatsur, dia mengatakan: “Ayat ini turun berkenaan dengan dua dari beberapa kabilah Anshar pada Bani Haritsah dan Bani al-Harits. Mereka berbangga-bangga dan bermegah-megah. Kemudian salah satu dari kabilah itu berkata: ‘Apakah di antara kalian terdapat seperti si fulan dan fulan bin fulan?’ sedangkan yang lainnya mengatakan hal yang sama. Mereka membanggakan orang-orang yang masih hidup. Kemudian mereka berkata: ‘Mari ikut kami ke kuburan.’ Selanjutnya salah seorang dari kedua kabilah itu berkata: ‘Apakah di antara kalian terdapat orang seperti fulan ?’ dan kabilah yang lain mengatakan hal yang sama. Kemudian Allah menurunkan ayat: alhaakumut takaatsur hattaa zurtumul maqaabir (“Bermegah-megahan  telah melalaikanmu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.”) dan yang dimaksud dengan firman-Nya: hattaa zurtumul maqaabir (“sampai kamu masuk ke dalam kubur.”) yakni kalian akan berangkat menuju ke sana dan dimakamkan di dalamnya. Sebagai mana yang disebutkan dalam sebuah hadits shahih bahwa Rasulullah saw.  pernah masuk menemui seorang Badui untuk menjenguknya, beliau bersabda: “Tidak apa-apa, insya Allah akan menghapuskan  dosa-dosa.” Lalu dia berkata: “Aku katakana: ‘Dia Suci, tetapi ia adalah demam yang cukup parah yang menimpa orang tua yang telah mendekati kubur.” Beliau bersabda: “Benar, kalau begitu.”
Dan firman Allah Ta’ala: Kallaa saufa ta’lamuuna tsumma kallaa saufa ta’lamuun (“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, kemudian janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui.”) Al-Hasan al-Bashri mengatakan: “Ini adalah ancaman  di atas ancaman.” Adl-Dlahhak berkata tentan firman Allah Ta’ala: kallaa saufa ta’lamuun (“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.”) yakni wahai orang-orang kafir. Tsumma kallaa saufa ta’lamuun (“Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.”) yakni wahai orang-orang yang beriman.
Dan firman Allah: kallaa lau ta’lamuuna ‘ilmal yaqiin (“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.”) maksudnya, seandainya kalian mengetahui dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian tidak akan dibuat lengah oleh sikap bermegah-megah dari mengejar kehidupan akhirat sampai akhirnya kalian masuk ke dalam kubur.
Lebih lanjut, firman Allah Ta’ala: latarawunnal jahiima tsumma latarawunahaa ‘ainal yaqiin (“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin”) hal ini merupakan penafsiran ancaman sebelumnya, yakni firman-Nya: Kallaa saufa ta’lamuuna tsumma kallaa saufa ta’lamuun (“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, kemudian janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui.”)
Allah telah mengancam mereka dengan keadaan seperti itu, yakni para penghuni neraka itu akan melihat saat api neraka bernafas dengan satu kali nafas, maka setiap malaikat Muqarabun (yang mendekatkan diri) dan Nabi yang diutus akan terseungkur di atas kedua lututnya, lantaran kehebatan, kedahsyatan, dan kengerian yang terlihat, seperti yang disebutkan oleh atsar yang diriwayatkan mengenai hal tersebut.
Firman Allah Ta’ala: tsumma latus-alunna yauma-idzin ‘anin na’iim (“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan.”) yakni selanjutnya pada hari itu kalian akan ditanya tentang rasa syukur  atas nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kalian, baik berupa kesehatan, keamanan, rizki, dan lain-lain yang demikian banyak jika kalian menerima nikmat-nikmat Allah dengan rasa syukur atasnya dan beribadah kepada-Nya.
Ibnu Jarir meriwayatkan, al-Husain bin ‘Ali ash-Shuda-I memberitahuku dari Abu Hurairah dia berkata: “Ketika Abu Bakr dan ‘Umar sedang duduk-duduk, tiba-tiba Nabi saw. mendatangi mereka dan bertanya: ‘Mengapa kalian duduk-duduk di sini?’ keduanya menjawab: ‘ Demi Rabb yang telah mengutus dirimu dengan kebenaran, tidak ada yang mengeluarkan diriku kecuali alasan yang sama (lapar).’ Kemudian mereka bertolak sehingga mendatangi rumah salah seorang kaum Anshar. Lalu mereka disambut oleh seorang wanita, maka Nabi saw. bertanya kepadanya: ‘Mana si fulan?’ wanita itu menjwab: ‘Pergi mencari air untuk kami.’ Setelah itu, shahabat itu datang dengan membawa qirbahnya (kendi dari kulit). Dia berkata: ‘Selamat datang. Tidak ada kunjungan seorang hamba yang lebih baik selain kunjungan seorang Nabi kepadaku pada hari ini.’ Kemudian  orang itu menggantungkan kendinya di dahan kurma. Kemudian dia pergi lagi dan datang dengan membawa anggur. Maka Nabi saw. berkata: ‘Mengapa engkau tidak memilahnya?’ orang itu menjawab: ‘Aku lebih suka kalian sendiri yang memilih sesuai dengan selera kalian.’ Kemudian dia mengambil pisau. Lalu Nabi berkata kepadanya: ‘Hindarilah olehmu perahan.’ Pada hari itu , dia juga menyembelihkan kambing untuk mereka. Maka merekapun memakannya. Selanjutnya Nabi saw. bersabda kepadanya: ‘Sesungguhnya engkau benar-benar akan ditanya mengenai hal ini pada hari kiamat kelak. Rasa lapar telah membuat kalian keluar rumah, lalu kalian tidak pulang sehingga kalian mendapatkan ini, dan ini adalah bagian dari kenikmatan.’” Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Ya’la, dan Ibnu Majah. Juga diriwayatkan oleh para penulis kitab as-Sunan.
Mujahid mengatakan (tentang kenikmatan dlam ayat di atas): “Dari setiap kelezatan-kelezatan dunia.” Sedangkan ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, tsumma latus-alunna yauma-idzin ‘anin na’iim (“Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.”) dia mengatakan: “Kenikmatan itu adalah kesehatan badan,  pendengaran, dan penglihatan. Allah akan menanyakan kepada semua hamba untuk apa semuanya itu mereka pergunakan. Dan dia lebih mengetahui hal tersebut  daripada mereka. Dan itulah firman-Nya: innas sam’a wal bashara wal fu-aada kullu ulaa-ika kaana ‘anhu mas-uula (“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS al-Israa’: 36).
Dan telah ditegaskan pula di dalam Shahih al-Bukhari, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa-i, dan Sunan Ibnu Majah, dari hadits ‘Abdullah bin Sa’id bin Abi Hindi dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Ada dua nikmat yang membuat banyak orang tertipu olehnya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Hal itu berarti bahwa mereka  terlalu sedikit mensyukuri kedua nikmat tersebut, dimana mereka tidak  menunaikan kewajiban yang dituntut keduanya. Dan orang yang tidak menunaikan hak yang telah diwajibkan atasnya berarti dia telah tertipu.

Sunday, February 22, 2015


Thursday, February 19, 2015

Mengunjungi Teman di Ras Tanura

Aku menyusuri trotoir di depan taman-taman rumah yang dihiasi bunga cantik berwarna warni. Rumah-rumah yang nyaman dalam lingkungan yang tenang dan damai dimana aku sekeluarga pernah menjadi penghuni satu dari rumah-rumah di sana beberapa tahun silam.
Aku menikmati perjalananku, bertegur sapa dengan siapa saja yang kutemui...memandang burung-burung liar dan mendengar kicaunya yang merdu...bertemu petugas kebersihan/sampah dengan truknya. Sampai tidak terasa sampailah aku di depan rumah teman yang ingin kukunjungi.
Qadarullah dia dan suaminya sedang membawa kedua anaknya ke klinik. Dia menelponku menyuruhku langsung masuk saja ke rumahnya, "The door is open, Yessy....", katanya. Subhanallah...masuk ke rumah kosong, aku langsung duduk di sofa ruang tamunya. TV dibiarkan menyala oleh temanku tapi aku tak ingin menonton. Akhirnya kubuka ayat-ayat suci Al Qur'an di HP ku..perlahan kubacakan surah Al Baqaroh. Bukankah syeitan lari dari rumah yang dibacakan surah Al Baqaroh.

Ahhh...RT...di tempat inilah anak-anakku tumbuh selama 4 tahun. Anak-anakku masih merasakan bahwa disanalah rumah mereka. Begitu juga aku...
Setelah bertemu temanku dan keluarganya...mendoakan bayinya yang baru lahir sebulan yang lalu, ngobrol beberapa saat kemudian aku pamit pulang. Aku menolak diantar ke bus shelter dengan mobilnya. Aku ingin jalan menyusuri pantai lalu belok ke jalan menuju lokasi bus shelter dekat commisary.
Subhanallah...RT...pantainya yang indah dan tenang, warna airnya biru...subhanallah indahnya...kuingat di sini dulu anak-anakku kubawa tuk bermain...disini juga aku berdiam, duduk di bangku yag menghadap pantai sambil membaca Al Qur'an.
Yaa Allah segala sesuatu ada batasnya...aku tetap mensyukuri nikmatMu sekarang...tinggal di Dhahran Tower...malu aku kalau berkeluh kesah...karena nikmatMu begitu besar maa syaa Allah laa quwwatta illah billah...aku tak mampu tuk menghitungnya. Alhamdulillah...
Subhanallah...Kau berikan kami nikmat bukan karena amal shalih kami yg sedikit ini...yang aku khawatir tidak semurni yang seharusnya...Kau berikan kami nikmat ini karena rahmah dan kemurahan-Mu. Karena doa kedua orangtua kami, doa orang2 yang mendoakan kami, karena adanya orang2 miskin di sekitar kami...bukan karena hebatnya kami...subhanallah bukan sama sekali.
Karenanya gak ada yang perlu ibu banggakan, anak-anakku.Tidak ada kekuatan kita, anak-anakku. Karenanya bersyukurlah pada Allah, anak-anakku. Bertambah taatlah kita padaNya, bertambah amalan-amalan shalih kita...ambil untuk kita secukupnya saja, ingatlah pada yang lain, anak-anakku.
Berbagilah, anak-anakku....

Sekali lagi...tentang putriku...

Allah Azza wa Jalla yg mempertemukan aku dengan saudari-saudari seiman yang menunjukkan padaku tentang petunjukMu, Alhamdulillah menjadi pencerahan bagiku yang dilema...
Ketika ilmu sudah kuketahui (walaupun sedikit) 
Namun mengamalkan satu saja yang haq dibutuhkan kekuatan yang besar.
Aku memang lemah, kekuatanku adalah doa...
A,u berdoa pada-Mu yaa Allah.
Karena hanya Engkau yang mampu menolongku...
Engkau yang menciptakanku dan mereka..
Engkau yang membolak balikkan hati kami.
Aku mohon teguhkanlah hatiku, mereka dan kami hanya di jalan-Mu.
Sesuai tuntunan-Mu...
Sesuai kehendak-Mu...
Agar Engkau ridho pada kami.

Putriku, ibu berdoa, semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu dan agamamu. Ibu selalu mencintaimu karena Allah, sayang...selalu....

Qolbun syakiruun itu menerima apa adanya...apa adanya itu sederhana....



Thursday, February 05, 2015

Penggalan sejarah hidup kita

Kembali ke Saudi Aramco in syaa Allah menjadi bagian dari sejarah hidup kita, anak-anakku. Ibu teringat ucapan kakak bahwa Mekkah adalah kota yang tidak terdengar suara musik. Subhanallah...benar kak, kecuali orang-orang yang menyetel musik di dalam mobil-mobil mereka atau dalam rumah-rumah mereka. Allahu a'lam...kita tidak mengetahuinya. Subhanallah kota Mekkah dan Madinah tidak dimasuki orang-orang non muslim..karena itu yang terbaik, semoga Allah menjaga kedua kota suci ini...amiin.

Tempat tinggal kita dan kota-kota lain di Saudi termasuk Jeddah ditinggali tidak hanya oleh muslimin, banyak juga orang-orang non muslim tinggal di sini. Diantaranya bahkan ada yang jadi memeluk agama Islam seperti pekerja-pekerja dari Philipina. Yang tetap dengan agamanya alhamdulillah...mereka, orang2 Amerika, Eropa dsb hidup tenang dan damai di sini. Mereka bebas membawa budaya dan kebiasaan mereka....mereka tidak sepenuhnya mengajak...tapi gaya hidup mereka, iklan-iklan mereka yang mengajak....karena semua itu bisnis, perdagangan, ekonomi....dan apa yang muslim lakukan? Mereka mengikutinya tanpa memikirkan apakah sesuai dgn Al Qur'an dan As sunnah...Tidak semuanya, ya..sebagian dari mereka.

Ibu berdoa semoga ibu, kalian dan kita seklg tidak termasuk di dalamnya anak-anakku.
Ibu sedih ketika melihat pohon natal di tengah-tengah lobby apartement kita, Dhahran Tower.
Ibu menangis ketika bbrp pegawai wanita muslimah berbangsa Arab melepas abayanya dan bekerja dengan pakaian ala wanita non muslimah, tidak menutupi rambutnya bahkan menunjukkan keindahan dadanya...subhanallah... Fitnah dunia ini begitu besar yaa Allah..

Walaupun dakwah sunnah gencar di negeri ini. Buku-buku  Islam dibagi-bagikan gratis. Tapi tetap tidak semua orang mau menerima hidayahNya. Atau mungkin sebagian dari kita melambat-lambatkan amalan shalih dengan dalih bersenang-senang dulu sampai puas barulah menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.? Tapi bukankah kita tidak bisa menjamin kita masih ada umur untuk itu? Bukankah kematian bisa datang kapan saja?  Sungguh pelajaran terindah dalam hidupku....orang-orang disekitarku adalah guru bagiku...Semoga kita ikhlas dan ittiba anakku, biarlah dunia bagaikan neraka bagi kita asalkan kita taqwa. Balasan Allah di akherat lebih baik daripada dunia dan segala keindahannya.


Wednesday, February 04, 2015


Bacaan Dzikir Petang


Sebelumnya Rumaysho.com telah memaparkan mengenai bacaan dzikir pagi. Sebagai sambungan dari tulisan sebelumnya, berikut kami paparkan dzikir sore. Moga dengan dzikir ini, Allah semakin menguatkan aktivitas kita di sore hari.
Dzikir Dibaca di Waktu Petang
(Setelah matahari tenggelam hingga pertengahan malam)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)(Dibaca 1 x)[2]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada- Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6)(Dibaca 3 x)[3]
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.
“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.Ya Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Ya Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (Dibaca 1 x)[4]
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca 1 x)[5]
Membaca Sayyidul Istighfar
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan, pen) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa pahala). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”  (Dibaca 1 x)[6]
اللَّهُمَّ إِنِّي أَمْسَيْتُ أَُشْهِدُكَ، وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلَائِكَتَكَ، وَجَمِيعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُكَ.
“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu sore ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 x)[7]
اللَّهُمَّ مَا أَمْسَى بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ اشُّكْرُ.
“Ya Allah, nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di antara makhluk-Mu di sore ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala puji dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu).” (Dibaca 1 x)[8]
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkan tubuhku (dari penyakit dan yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau sesuatu yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan penglihatanku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Engkau.” (Dibaca 3 x)[9]
حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhanku), tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Dia, kepadaNya aku bertawakal. Dia-lah Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung.” (Dibaca 7 x)[10]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau bumi pecah yang membuat aku jatuh dan lain-lain).” (Dibaca 1 x)[11]
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ.
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya, dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.”(Dibaca 1 x)[12]
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)[13]
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Aku ridho Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca 3 x)[14]
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ.
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x)[15]
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ فَتْحَهَا، وَنَصْرَهَا، وَنُورَهَا، وَبَرَكَتَهَا، وَهُدَاهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا.
”Kami memasuki waktu sore, sedang kerajaan hanya milik Allah, Rabb seluruh alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu agar memperoleh kebaikan, pembuka (rahmat), pertolongan (atas musuh), cahaya (di atas ilmu dan amal), berkah (rizki yang halal) dan petunjuk (untuk mengikuti kebenaran dan menyelisihi hawa nafsu) di malam ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.”  (Dibaca 1 x)[16]
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
“Di waktu سخقث kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (Dibaca 1 x)[17]
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Maha suci Allah, aku memujiNya.” (Dibaca 100 x)[18]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 1o x[19] atau 1 x[20] jika dalam keadaan malas)
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.” (Dibaca 3 x pada petang hari)[21]
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.”(Dibaca 10 x)[22]

KONTINU DALAM BERAMAL
Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [23]
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah mengatakan, “Allah Ta’ala telah menjelaskan di dalam Al Quran Al Karim dalam beberapa ayat bahwa kedua ujung siang adalah waktu dzikir pagi dan petang, di antaranya firman Allah,
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (QS. Qaaf: 39). Dari sini menunjukkan bahwa waktu dzikir pagi adalah ketika ibkar dan ghuduw yaitu setelah shalat subuh dan sebelum terbit matahari, dan waktu dzikir petang adalah ketika ‘asyiyy dan al-aashal yaitu setelah shalat ashar sebelum tenggelam matahari. Namun waktunya sebenarnya luas, terutama bagi orang yang memiliki kesibukan (sehingga luput dari dzikir), walhamdulilllah”.[24]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna

Riyadh-KSA, 23 Rabi’uts Tsani 1432 H (28/03/2011)


[1] HR. Abu Daud no. 3667. Syaikh Al Albani menghasankan hadits tersebut. Lihat Shahih Abu Daud (2/698).
[2] HR. Al Hakim (1/562). Syaikh Al Albani menshahihkan hadits tersebut dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/273, no. 655). Dikuatkan lagi dengan riwayat An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 960, Ath Thobroni dalam Al Kabir no. 541. Beliau katakan bahwa sanad Ath Thobroni jayyid.
[3] Dalam hadits dari ‘Abdullah bin Khubaib disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan surat tersebut masing-masing sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari,  maka itu akan mencukupinya dari segala sesuatu. (HR. Abu Daud (4/322, no. 5082), Tirmidzi (5/567, no. 3575). Lihat Shahih At Tirmidzi (3/182))
[4] HR. Muslim (4/2088, no. 2723)
[5] HR. Tirmidzi (5/466, no. 3391). Lihat Shahih At Tirmidzi (3/142).
[6] Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari (7/150, no. 6306))
[7] Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini ketika shubuh dan sore hari sebanyak empat kali, maka Allah akan membebaskan dirinya dari siksa neraka.” (HR. Abu Daud (4/317, no. 5069), Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 1201. An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 9 dan Ibnus Sunni no. 70. Syaikh Ibnu Baz menyatakan bahwa sanad An Nasai dan Abu Daud hasan sebagaimana dalam Tuhfatul Akhyar hal. 23)
[8] Dalam hadits dari ‘Abdullah bin Ghonnam radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini di shubuh hari, maka ia berarti telah menunaikan syukur di hari itu. Dan barangsiapa yang mengucapkan semisal itu pula di sore hari, maka ia berarti telah menunaikan syukur di malam itu. (HR. Abu Daud (4/318, no. 5073), An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 7 dan Ibnus Sunni no. 41, Ibnu Hibban (Mawarid) no. 2361. Syaikh Ibnu Baz menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan sebagaimana dalam Tuhfatul Akhyar hal. 24)
[9] HR. Abu Daud (4/324, no. 5090), Ahmad (5/42), An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 22, Ibnus Sunni no. 69, Al Bukhari dalam Adabul Mufrod. Syaikh Ibnu Baz menghasankan hadits ini sebagaimana dalam Tuhfatul Akhyar hal. 26.
[10] Dalam hadits dari Abu Ad Darda’ radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di shubuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya. (HR. Ibnus Sunni no. 71 secara marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), Abu Daud secara mauquf (sampai pada sahabat) (4/321, no. 5081). Syaikh Syu’aib dan ‘Abdul Qodir Al Arnauth menyatakan sanad hadits ini shahih dalam Zaadul Ma’ad (2/376))
[11] HR. Abu Daud no. 5074, Ibnu Majah no. 3871. Lihat Shahih Ibnu Majah 2/332.
[12] HR. At Tirmidzi no. 3392, Abu Daud no. 5067. Lihat Shahih At Tirmidzi 3/142.
[13] Dalam hadits ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di shubuh hari dan tiga kali di sore hari, maka tidak akan ada yang memudhorotkannya. (HR. Abu Daud (4/323, no. 5088, 5089), At Tirmidzi (5/465, no. 3388), Ibnu Majah no. 3869, Ahmad (1/72). Lihat Shahih Ibnu Majah (2/332). Syaikh Ibnu Baz menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39)
[14] Dalam hadits Tsauban bin Bujdud radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan hadits ini sebanyak tiga kali di shubuh hari dan tiga kali di sore hari, maka pantas baginya mendapatkan ridho Allah di hari kiamat. (HR. Ahmad (4/337), An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 4, Ibnus Sunni no. 68, Abu Daud (4/318, no. 5072), At Tirmidzi (5/465, no. 3389). Syaikh Ibnu Baz menghasankan hadits ini dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39)
[15] HR. Al Hakim dan beliau menshahihkannya, Adz Dzahabi pun menyetujui hal itu (1/545). Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/273, no. 654)
[16] HR. Abu Daud (4/322, no. 5084). Syaikh Syu’aib dan ‘Abdul Qodir Al Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan dalam tahqiq Zaadul Ma’ad (2/273).
[17] HR. Ahmad (3/406,407), Ibnus Sunni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah no. 34. Lihat Shahih Al Jaami’ (4/209, no. 4674)
[18] Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan sore hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang mengucapkan semisal atau lebih dari itu.” (HR. Muslim (4/2071, no. 2692))
[19] HR. An Nasai dalam ‘Amal Yaum wal Lailah no. 24 dari hadits Abu Ayyub Al Anshori radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang menyebutkan dzikir tersebut sebanyak 10 x, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan pahala semisal memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan, dan jika ia mengucapkannya di sore hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/272, no. 650), Tuhfatul Akhyar – Syaikh Ibnu Baz (hal. 55).
[20] HR. Abu Daud (4/319, no. 5077), Ibnu Majah no. 3867, Ahmad 4/60. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/270), Shahih Abu Daud (3/957), Shahih Ibnu Majah (2/331), Zaadul Ma’ad (2/377) dan dalamnya ada lafazh “10 x”.
[21] Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini di sore hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan mendapat bahaya racun di malam tersebut. (HR. Ahmad 2/290, An Nasai dalam ‘Amal Al Yaum wal Lailah no. 590 dan Ibnus Sunni no. 68. Lihat Shahih At Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266, dan Tuhfatul Akhyar hal. 45)
[22] Dari Abu Darda’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali di pagi dan sore hari, maka ia akan mendapatkan syafa’atku di hari kiamat nanti.”  (HR. Thobroni melalui dua isnad, keduanya jayyid. Lihat Majma’ Az Zawaid (10/120) dan Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/273, no. 656))
[23] HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.
[24] Tash-hih Ad Du’a’, hal. 337
Print Friendly