Wednesday, May 28, 2014
Monday, May 26, 2014
Iseng Di Saat Kepala Puyeng...
Anak-anak sedang final exams. Semoga Allah memudahkan kalian dalam menjalani ujian ini, aamiin. Menanti adalah suatu yang penuh dengan harap-harap cemas...aku hanya bisa berdoa semoga Allah memudahkan suamiku dalam proses kepindahannya ini. Masih proses permohonan visa...belum ada kabar dari agent...inilah yang dibilang harap2 cemas...kata agent kurang lebih 2 minggu urusannya.
Senin depan akan genap 2 minggu...Setelah beres barulah suamiku resign.
Jumat ini in syaa Allah sekolah selesai...Sabtu ini kakak akan menggelar farewell party bersama teman-temannya. Barang-barang kami ternyata buanyaaaak yaa Allah...bagaimana bawanya?
Anak-anak senang, mereka menghitung hari hingga mereka kubawa pulang liburan ke Jakarta. Adek, masih inget gak? Sebulan lalu, adek jatuh di tangga pelataran swimming pool hingga salah satu gigi depan adek gompal (patah) yaa Allah, semoga Allah menjaga anak-anakku...kita harus lebih hati2 ya dek, semoga kita semua selamat.... (reminder for myself, hati2 ibu....)
Senin depan akan genap 2 minggu...Setelah beres barulah suamiku resign.
Jumat ini in syaa Allah sekolah selesai...Sabtu ini kakak akan menggelar farewell party bersama teman-temannya. Barang-barang kami ternyata buanyaaaak yaa Allah...bagaimana bawanya?
Anak-anak senang, mereka menghitung hari hingga mereka kubawa pulang liburan ke Jakarta. Adek, masih inget gak? Sebulan lalu, adek jatuh di tangga pelataran swimming pool hingga salah satu gigi depan adek gompal (patah) yaa Allah, semoga Allah menjaga anak-anakku...kita harus lebih hati2 ya dek, semoga kita semua selamat.... (reminder for myself, hati2 ibu....)
Mba Diah
Kangen sama mba Diah rahimahullah...
Kangen sekali...
Wallaikumsalam
Terima kasih untuk semangatnya, aku seneng banget.
Iya, semua terjadi pasti ada maksud dan hikmahnya jadi aku jalanin dan berbuat yang terbaik yang aku bisa.
Ci, anak kamu berapa?
Seru kali ya ngurus anak, kabar mama & papa gimana?
Mudah2an semua dalam keadaaan sehat.
Aku kangen deh sama kamu, aku belum bisa pulang sampe tahap I chemo selesai, jadi harus menahan rasa ini..he..he..he..
Salam buat semua dan kalo bosen email aku aja..
Love you
Diah Pitaloka
Aku lagi bosen...tapi gak bisa lagi ngimel mba Diah.
Semoga Allah menjagamu mba, tenang dalam qubur...
Kita seumuran ya mba, kalo gak salah mba lahir bulan Juni
Aku lahir bulan Agustus...
In syaa Allah umurku mau 40 tahun, mba...
Kangen sekali...
Wallaikumsalam
Terima kasih untuk semangatnya, aku seneng banget.
Iya, semua terjadi pasti ada maksud dan hikmahnya jadi aku jalanin dan berbuat yang terbaik yang aku bisa.
Ci, anak kamu berapa?
Seru kali ya ngurus anak, kabar mama & papa gimana?
Mudah2an semua dalam keadaaan sehat.
Aku kangen deh sama kamu, aku belum bisa pulang sampe tahap I chemo selesai, jadi harus menahan rasa ini..he..he..he..
Salam buat semua dan kalo bosen email aku aja..
Love you
Diah Pitaloka
Aku lagi bosen...tapi gak bisa lagi ngimel mba Diah.
Semoga Allah menjagamu mba, tenang dalam qubur...
Kita seumuran ya mba, kalo gak salah mba lahir bulan Juni
Aku lahir bulan Agustus...
In syaa Allah umurku mau 40 tahun, mba...
Sunday, May 25, 2014
Pembelajaran Selama di Bangkok 3
Kakak, sekarang kakak belum mengerti arti pengorbanan seseorang dalam menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Allah menginginkan kita sabar dalam menjalani hidup yang pasti diuji ini. Kakak bilang ibu tidak mau mengubah keadaan ibu, ibu lemah....kakak tidak mau seperti ibu. Suami orang-orang lain tidak seperti ayah. How can you control ayah if you can't control yourself! You have to change yourself. Be brave! Bukan ibu yang memegang peran kendali, nak...bukan...sebenarnya ibu dan ayah juga saling nasehat menasehati dalam kesabaran dan kebenaran. Mungkin kakak tidak tahu... Anakku, semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah-Nya selalu...Semoga Allah menggantikan akhlak buruk kita dengan akhlak yg baik...aamiin
Thursday, May 22, 2014
Pembelajaran Selama di Bangkok 2
Alhamdulillah masih ada steam fish kemaren...
Ditambah ikan goreng pemberian dari Sulaiman, org yg tgl di mesjid Jawa yang baik sekali, suka memberi makanan pada adek dan ayah di mesjid. Semoga Alah membalasnya kenikmatan di Surga,aamiin...
Ada fish tofu halal yg kemaren kubeli di pasar...
Ada sambel terasi dari ma Yeni Wilkinson.
Nikmat apalagi yang kamu dustakan, Yessy?
Kakak ingin suatu hari nanti aku masak dan ngundang orang2 untuk makan di rumah...
Wednesday, May 21, 2014
Pembelajaran Selama Di Bangkok 1
Semalam aku tersentuh dengan pertanyaan adek..."Ibu kalau kita hafal Al Qur'an dikasih apa sama Allah?" Aku tidak tahu...yang baru kutahu hanyalah orangtua yang anaknya membawa Al Qur'an ( membaca, mengamalkan dan menghapal Al Qur'an) kelak akan diberi mahkota dan pakaian kebesaran yang tak pernah didapat di dunia oleh Allah Ta'ala di akherat kelak. Hingga mereka bertanya, kenapa mereka diberikan semua itu dan ternyata karena anaknya ya g membawa Al Qur'an...
Anakku, ibu tidak bisa memberikan yang terbaik untuk orangtua ibu dan ibu ingin sekali memberikan yang terbaik buat orangtua ibu di akherat kelak bi idznillah...yuk, kita sama2 ikhtiar...dalam membawa dan menjaga Al Qur'an...dan berdoa, doa ibu pun menyertaimu, nak...Ketika aku tanya, adek mau jadi hafidz Qur'an...jawab adek lirih,"Mau..." ooh yaa Allah sejuk hati ini mendengarnya semoga yaa Rabb...Kau mudahkan kami juga Kau mudahkan suamiku dan kakak bersama-sama kami membawa dan menjaga Al Qur'an...aamiin.
Lalu pagi tadi aku tersentuh dengan cerita kakak tentang nasib pekerja gedung-gedung indah di Dubai. Diantara mereka ada org2 Bangladesh yang tertipu dgn iming2 upah 400 euro dgn bekerja di sana. Demi harapan peningkatan kesejahteraan keluarga mereka terpaksa jual rumah untuk modal, paspor,visa, tiket pesawat...aku hampir menangis, ini tidak adil untuk mereka yang sdh miskin, bodoh dikerjain agent-agent yang sok kaya dan pintar seperti itu. Lalu kakak bercerita lagi, ternyata di Dubai paspor mereka diambil oleh agentnya. Mereka diberi upah 90 euro dan bisa kurang dari segitu. Mereka menolak kerja tapi tdk bisa pulang karena paspor ditahan...Bukankah ini merupakan perbudakan dengan kemasan baru di zaman ini? Orang meraup keuntungan diatas penderitaan orang lain... Pikirku dalam hati. "Mereka hidup susah, ibu...", tambah kakak. "Tidur di tempat yang tidak layak, kepanasan, berdesak-desakan. Kalau summer mereka tidur di atap rumah sewaan mereka sudah tidak kepanasan."
"Mungkin keluarga mereka berpikir bahwa mereka sudah melupakan anak dan istri padahal tidak...mereka tidak punya cukup uang untuk pulang, untuk kirim uang..."
Kakak, krn keringat dan air mata org2 itu kita bisa tinggal di gedung indah...karena sakit, perih, pedih, terik panas matahari, luka, dahaga mereka maka taman-taman di saudi Aramco indah...karena tukang sampah maka sampah-sampah kita diangkut dan lingkungan kita bersih...tapi kita tidak menghargai mereka, kita tidak memuliakan mereka, sebaliknya ada di antara kita merasa jijik pada mereka padahal mereka orang lemah, tidak punya pilihan selain menerima ujian dari Allah berupa pekerjaan dan rezeki yang terbatas itu...semoga mereka sabar dan mendekatkan diri pada Allah. Semoga orang-orang yang diberi nikmat kesenangan yang lebih, bersyukur dengan mendekatkan diri pada Allah agar tidak dzalim dan memuliakan anak yatim, memberi makan orang miskin, berbuat yang haq dan adil serta mengutamakan kesenangan di akherat...
Aku ingat beberapa ayat pada surah Al Fajr yang begitu dalam maknanya
15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku."
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, "Tuhanku menghinakanku."
17. Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.
18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin.
19. Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal danyang bathil),
20. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
Yaa Rabbana jadikanlah kami, keluarga kami orang-orang yang Kau berikan rasa syukur dan sabar.
Semoga kami Kau beri taufik dan hidayah serta istiqomah di Jalan-Mu yaa Rabbana...
Tuesday, May 20, 2014
Bangkok Akan Menjadi Kota Kenangan....Bi idznillah...
Ketika aku beli ikan di pasar Bang Rak, ada beberapa bule dipandu seorang Thai belanja di pasar yang sama. Kemungkinan mereka sedang belajar memasak makanan Thai. Sebelum praktek...belanja dulu...mungkin ya...Seorang laki-laki dari mereka keluar dari rombongan lalu buru-buru menjepret kamera ke arahku dan tukang ikan. Aku lama-lama terbiasa jadi objek foto wisatawan di Bangkok...kalau bisa aku menghindar kalau tidak bisa ya apa boleh buat.
Bangkok akan menjadi tempat kenangan kami...Orang-orang Thai yang cuek dengan penampilanku, berhijab syar'i lengkap dengan niqob yang kubawa dari Saudi. Aku bermuamalah dengan baik dengan mereka...alhamdulillah...Mereka bisa menerimaku dengan baik. Semoga nanti jika aku sekeluarga kembali ke Indonesia...saudara-saudariku yang seiman bisa menerimaku juga. Seharusnya kita yang saudara/i seiman lebih baik pada orang-orang yang mengerjakan sunnah Nabi saw...ya seharusnya...
Aku foto sepeda ayah yang dipakai dan adek untuk pulang pergi ke mesjid Jawa atau mesjid Mirasudin (Silom) untuk shalat jama'ah. Aku akan merindukan Bangkok...pasti kakak juga...kakak sudah banyak teman di sini tapi kakak juga kekeh ingin meninggalkan Bangkok. Adek tidak punya banyak teman di sini, temannya ya ayahnya itu...kemana-mana berdua sama ayah...
Yaa Allah, segala puji atas semua nikmat-Mu. Idzinkan kami meninggalkan kota yang inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun penuh dengan berhala ini, dengan baik-baik. Segalanya terjadi atas kehendak-Mu, kami banyak mengambil hikmahnya Yaa Rabb..subhanallah..tak ada yang sia-sia..Alhamdulillah...
Bangkok akan menjadi tempat kenangan kami...Orang-orang Thai yang cuek dengan penampilanku, berhijab syar'i lengkap dengan niqob yang kubawa dari Saudi. Aku bermuamalah dengan baik dengan mereka...alhamdulillah...Mereka bisa menerimaku dengan baik. Semoga nanti jika aku sekeluarga kembali ke Indonesia...saudara-saudariku yang seiman bisa menerimaku juga. Seharusnya kita yang saudara/i seiman lebih baik pada orang-orang yang mengerjakan sunnah Nabi saw...ya seharusnya...
Aku foto sepeda ayah yang dipakai dan adek untuk pulang pergi ke mesjid Jawa atau mesjid Mirasudin (Silom) untuk shalat jama'ah. Aku akan merindukan Bangkok...pasti kakak juga...kakak sudah banyak teman di sini tapi kakak juga kekeh ingin meninggalkan Bangkok. Adek tidak punya banyak teman di sini, temannya ya ayahnya itu...kemana-mana berdua sama ayah...
Yaa Allah, segala puji atas semua nikmat-Mu. Idzinkan kami meninggalkan kota yang inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun penuh dengan berhala ini, dengan baik-baik. Segalanya terjadi atas kehendak-Mu, kami banyak mengambil hikmahnya Yaa Rabb..subhanallah..tak ada yang sia-sia..Alhamdulillah...
What “martial law” in Thailand really means—censorship, selfies, and uncertainty
BANGKOK—The political discord that has shaken Thailand for months entered an uncertain new phase at dawn today, as the country’s military declared martial law (paywall), granting itself broad powers to “suppress unrest” and take control of the country’s public security.
+
What does martial law look like?
There
hasn’t been any violence in the streets, and life in Bangkok is
proceeding normally for most people. The military has deployed armed
soldiers at key intersections, shopping malls, protest sites, and TV
stations, but the mood is calm, with bystanders taking pictures at
the barricades.
+
AP Photo/Kiko Rosario
The
armed forces have claimed the authority to enforce curfews, take up
arms against rioters, censor information, prohibit public gatherings,
and arrest and detain people for up to seven days, among other powers.
+
The
military has flexed its muscles so far by encircling a group of
supporters of the populist government (known as red shirts) on the
outskirts of Bangkok, evicting a group of anti-government protesters who
had been occupying government offices, and shutting down about a dozen
ideologically-based satellite TV channels and community radio stations
on both sides.
+
Here’s the full list of martial powers, which can only be rescinded by a royal decree from King Bhumibol Adulyadej, the world’s longest-serving monarch.
+
Coup? What coup?
The
army insisted that its actions did not constitute a coup d’état. “This
is definitely not a coup. This is only to provide safety to the people
and the people can still carry on their lives as normal,” one military
official told the AP.
+
Yet
the caretaker government of acting Prime Minister Niwatthamrong
Boonsongphaisan—aligned with the rural faction based in northern
Thailand that is at odds with much of the country’s establishment
elite—said it had no forewarning of the army’s action. One government
aide called it “half a coup d’état,” adding: “We have to watch and see if the army chief honors his declaration of impartiality.”
+
Who’s in charge?
Reuters/Chaiwat Subprasom
That
would be Royal Thai Army chief Prayuth Chan-ocha. In a televised speech
early on Tuesday morning, he told Thais that the army “intends to bring
peace to the beloved country of all Thais as soon as possible.”
+
Supporters
of the populist government have reason to question Prayuth’s claim of
impartiality. He has a reputation as a fierce opponent of Thaksin
Shinawatra—the exiled former prime minister and leader of the red
shirts—and was “the leading proponent of using force” against them
during bloody protests in 2010. Prayuth is due to retire later this year.
+
Did anyone see this coming?
Military
interventions are relatively commonplace in Thailand. The armed
forces have attempted 18 coups since the end of the absolute monarchy in
1932—an average of one every four and a half years.
+
Until
now, Thailand’s military has tried to stay on the sidelines during the
unrest of the last few months, which saw large anti-government protests
paralyze Bangkok and the ouster of prime minister Yingluck Shinawatra,
Thaksin’s sister. But intervention by the armed forces was always a
distinct possibility, especially with an escalating body count due to
violence at protest sites.
+
In January, asked about rumors of an imminent coup, Prayath said—in either a veiled warning or slip of the tongue—“people are scared of something that hasn’t taken place yet.”
+
How will Thailand’s opposing factions respond?
Calmly,
thus far. The United Front for Democracy against Dictatorship, as the
red shirts are officially known, said on Twitter that its members would
wait and see whether the army tried to replace the caretaker government
before deciding how to respond.
+
Despite
the red-shirt gathering on the outskirts of Bangkok being encircled by
the army, people are allowed to come and go as they please.
+
Thaksin,
in his first tweet in months, said martial law was expected, but he
hoped it would not “lead to the repression of human rights and
undermining of democracy, since it might worsen Thailand’s image in the
eyes of the world,” according to a translation by Asian Correspondent.
+
Meanwhile,
the military evicted demonstrators from the People’s Democratic Reform
Committee, the main anti-government protest group, from the government
buildings they have been occupying on-and-off for the last few months.
PDRC leader Suthep Thaugsuban said his group would cancel a march
planned for today but will maintain its protest site in Bangkok.
+
What will happen next?
The
big question is whether the army will allow elections scheduled for
July 20 to proceed, which would almost certainly result in another
victory for the pro-Thaksinites, or will back the appointment of an
unelected prime minister who is more acceptable to the Thai
establishment. Given Prayath’s background, the former course is hard to
imagine, and the latter would create a volatile stand-off with the red
shirts.
+
“We
think the main reason for the declaration of martial law is to ensure
the situation remains under control when the Senate appoints a new PM,”
Nomura analyst Nithi Wanikpun wrote in a note to clients.
+
What will this do to the Thai economy?
Thailand
has weathered many political upheavals and natural disasters, earning
it the sobriquet “Teflon Thailand,” but as Quartz has reported, the
nonstick surface is showing some heavy scratches: GDP fell 0.6% in the first quarter as
consumer confidence and foreign investment plummeted. It’s unclear
whether the declaration of martial law will exacerbate those fears, or
create a stable starting point for the country to move forward.
+
“The
imposition of martial law is not, in itself, negative for Thailand’s
ratings, although clearly we are keeping the situation under close
review,” said Fitch Ratings analyst Andrew Colquhoun in a note to
clients. “It may even help to break Thailand out of the political
deadlock of the past six months, by which the two sides have failed to
agree on arrangements for new elections.”
+
The
country’s tourism industry will likely take an additional hit from
martial law declaration—the carefree image of Thailand’s sunny beaches
tends to clash with soldiers with automatic weaponry—though the impact
may be muted because it is currently the low season for tourists.
+
Petunjuk dan Pengingat dari Allah...
Postingan Kamal (sepupu suami) ttg seorang istri yang menulis perbuatan buruk suami yang menyakitinya pada pasir serta mengukir tulisan perbuatan baik suaminya di atas batu menyentuh hati ini yang belakangan ini kembali rapuh....
Kalau menulis pada pasir ketika angin berhembus maka hapuslah tulisan itu sedangkan ukiran di atas batu akan terus menghiasi batu tsb. Berati perbuatan buruk suami seharusnya terhapus dengan perbuatan baik suami...dan biar perbuatan baik suami yang kita kenang dan yang buruk maafkan dan lupakan...
Semoga Allah memudahkanku semudahnya merangkai kata dalam blog ini.
Jazaakallahu khairan Kamal....
Kalau menulis pada pasir ketika angin berhembus maka hapuslah tulisan itu sedangkan ukiran di atas batu akan terus menghiasi batu tsb. Berati perbuatan buruk suami seharusnya terhapus dengan perbuatan baik suami...dan biar perbuatan baik suami yang kita kenang dan yang buruk maafkan dan lupakan...
Semoga Allah memudahkanku semudahnya merangkai kata dalam blog ini.
Jazaakallahu khairan Kamal....
Monday, May 19, 2014
Sunday, May 18, 2014
Suami yang Pemarah
Pertanyaan:Suamiku –semoga Allah memaafkannya– meski selalu membiasakan diri dengan akhlak-akhlak yang baik dan takut kepada Allah, namun tidak begitu menaruh perhatian dan menganggap penting diriku di dalam rumah, ia selalu bermuka masam dan sempit dada. Mungkin Anda berkomentar bahwa akulah penyebabnya. Tetapi Allah tahu bahwa aku – alhamdulillah – selalu menunaikan hak-haknya, berusaha memberikan ketenangan dan kedamaian untuknya, menjauhkan segala hal yang membuatnya susah, dan bersabar atas segala perlakuannya terhadapku.
Setiap kali aku menanyakan suatu hal atau bicara kepadanya mengenai suatu urusan, ia mudah marah dan naik pitam, sambil mengatakan bahwa itu pembicaraan yang remeh dan tidak pantas; walaupun aku tahu bahwa ia selalu bermuka ceria saat bersama teman-teman dan koleganya. Sedangkan aku hanya mendapat hinaan dan perlakuan yang buruk darinya.
Perlakuannya itu menyakitkan dan ia banyak menyiksaku, sehingga aku beberapa kali merasa bimbang untuk meninggalkan rumah. Alhamdulillah, aku adalah seorang wanita yang cukup berpendidikan dan selalu menunaikan apa yang diwajibkan Allah atas diriku.
Apakah aku berdosa bila meninggalkan rumah, lalu mendidik anak-anakku dan memikul kesulitan hidup sendirian? Ataukah aku harus tetap bersamanya dengan kondisi demikian dan menahan diri dari membicarakan, turut campur, dan mengetahui masalah-masalahnya?
Jawaban:
Tidak ragu lagi bahwa wajib atas pasangan suami-istri untuk bergaul dengan baik, saling menghadapkan wajah yang penuh cinta dan akhlak yang utama, disertai akhlak yang baik dan keceriaan; berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla:
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.”
Dan firman-Nya
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 228)
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Al-Birr (kebajikan) adalah akhlak yang baik.”
Dan sabda beliau ‘alaihish shalatu was salam,
“Jangan meremehkan kebaikan sedikit pun, walaupun hanya menyambut saudaramu dengan wajah yang ceria.”
Kedua hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya.
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik kepada istriku.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Dan masih banyak hadis lain yang menunjukan hasungan untuk berakhlak baik, menberikan sambutan yang baik, dan bergaul dengan baik saat bersama kebanyakan kaum muslimin; maka bagaimanakah bila itu antara suami-istri dan kerabat?
Anda telah memaksimalkan kesabaran Anda dan menerima segala akibat yang ditimbulkan oleh kekasaran dan akhlak yang buruk dari suami Anda. Aku menasihati Anda untuk menambah kesabaran dan tidak meninggalkan rumah, karena banyak kebaikan dalam tindakan tersebut, insya Allah, serta akibat yang baik; berdasarkan firman-Nya:
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Dan firman-Nya ‘Azza wa Jalla,
“Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 90)
Dan fimrman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 39)
Juga firman-Nya ‘Azza wa Jalla:
“Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Hud: 49)
Tidak ada larangan bersenda gurau serta berbicara kepadanya dengan kata-kata yang melunakkan hati, membuat ia berwajah ceria kepada Anda dan mengetahui hak-hak Anda. Jauhilah meminta kebutuhan-kebutuhan duniawi, selama ia terus menunaikan urusan-urusan penting yang wajib, hingga hatinya terasa longgar dan dadanya terasa lapang menerima tuntutan-tuntutan anda yang rasional. Insya Allah Anda akan mensyukuri hasil akhirnya.
Semoga Allah memberi Anda taufik untuk menambah segala kebaikan, memperbaiki keadaan suami Anda, mengilhamkan keinsyafan kepadanya, serta menganugerahinya akhlak yang baik, keceriaan, dan kemauan untuk menjaga berbagai hak. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Dzat yang dimintai dan Pemberi petunjuk menuju jalan yang lurus.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Kitab ad-Da’wah
Sumber: Setiap Problem Suami-Istri Ada Solusinya, Solusi atas 500 Problem Istri dan 300 Problem Suami oleh Sekelompok Ulama: Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Syaikh bin Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Syaikh Abdullah bin Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll, Mitra Pustaka, 2008
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Tuesday, May 13, 2014
Friday, May 09, 2014
Renungan Menjelang Tidur....
Ma syaa Allah tukar pikiran dengan kakak terasa menyenangkan. Opini kakak tentang kasus yg ibu ungkapkan sebenarnya agak naif. Kakak belum banyak pengalaman tapi prinsip hidup kakak ma syaa Allah cukup kuat, semoga Allah senantiasa memberimu petunjuk, kak. Dulu ibu juga sepertimu, kak tapi sekarang berubah...ilmu agama yang ibu dapat menjadi pencerahan buat ibu. Yang diajarkan Rasulullah saw adalah haq, shahih...ibu akui belum mampu mengikuti ajaran beliau saw seluruhnya...mustahil...tapi ibu harus mengamalkan ilmu yang ibu dapat, harus...mulai dari diri sendiri dan sedikit demi sedikit semoga bisa terus bertambah dan istiqomah...aamiin...Yaa Rabb, kuatkanlah hamba...jalan-Mu tidak mudah untuk ditempuh..tidak mudah...aku juga teruji, merasa sedih dan susah namun Allah memerintahkan aku dan kita hamba-hamba-Nya untuk sabar dalam ujian. Semua kita pasti diuji, siapakan yang tetap di jalan-Nya atau memilih jalan lain. Janji Allah pasti benar, di penghujung jalan-Nya yang lurus terdapat taman-taman Surga dimana terdapat banyak rahmat Allah di sana...rahmat yang kita rasakan di dunia hanyalah satu dari seratus rahmat Allah dimana yang ke 99 disimpan-Nya di akherat...selain itu nikmat di dunia ini diibaratkan jari yang kita celupkan ke dalam air laut kemudian jari tersebut kita angkat...tetesan air dari jari tersebut itulah nikmat kehidupan di dunia sedangkan nikmat kehidupan di akherat banyaknya bagaikan seluruh air dalam lautan...subhanallah....kalau membayangkan hadits-hadits itu, rasanya ibu semangat lagi....Yaa Rabb, aku berlindung pada-Mu dari godaan syeitan dan hawa nafsuku. Jadikanlah aku, hamba-Mu yang sabar...sabar menahan rasa ini yang kadang semakin terasa sesak ingin terlepaskan...a'udzubillahi min dzalik...kuatkanlah hamba untuk senantiasa berhati lapang, cukup dan amat bersyukur dengan segala nikmat-Mu yang Kau limpahkan padaku, yang Kau pinjamkan padaku, yang Kau percayakan padaku Yaa Rabb....kisah Asiyah menghibur hatiku, Allah Ta'ala merahmatiku, segala puji bagi Allah yang merahmatiku, melebihkanku dengan suami yang ma syaa Allah laa hawla quwwata illah billah, beriman, bertanggung jawab dan setia. Kekurangannya tak seberapa dibandingkan kelebihannya (sisi positifnya yang aku lihat agar aku tidak kufur nikmat...astaghfirullah) Malah aku yang banyak kekurangannya...alhamdulillah ala kulli hal...mungkin kalau aku banyak kelebihannya nanti sombong dan Allah lebih mengetahui...Wallahu a'lam. Alhamdulillah...hati ini terasa lebih tenang...terima kasih yaa Rabb...Engkaulah sandaran hatiku yang sesungguhnya...dan Allah Ta'ala telah mengirimkan seorang suami padaku, dialah imamku...bukan yang lainnya yang haram bagiku...Feeling blessed...Alhamdulillahiladzi bi ni'matihi tatimush sholohaat....
Sang Ratu Mesir
Sebagian wanita ada yang mengukir sejarah istimewa yang terkadang hal ini tidak sanggup dilakukan oleh kaum pria. Termasuk di antara mereka adalah Asiyah istri Fira’un, Ratu Mesir. Dia merelakan jiwanya mati untuk Allah, berpisah dengan dunia, dan sabar dari siksaan suaminya hingga kembali ruhnya kepada Sang Pencipta. Bagaimanakah kisahnya?! Berikut ini sebagian kisah hidup sang ratu.Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya Fir’aun mengikat istrinya pada empat pasak; di kedua tangannya dan kedua kakinya. Apabila mereka pergi meninggalkannya, malaikat menaunginya, maka istri Fir’aun berdoa, ‘Ya Rab-ku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.’ Maka Allah memperlihatkan rumahnya di surga.”
Syaikh Al-Albani mencantumkan hadis ini daam Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah (6:35 no. 2507) beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh Abu Ya’la dalam Musnad-nya. (4:1521-1522) secara mauquf sampai Abu Hurairah, tetapi hadis ini dihukumi marfu’ (sampai kepada Nabi) karena Abu Hurairah tidak mungkin berbicara menurut pendapat pribadi semata walaupun mengandung kemungkinan dari israiliyat.
Sanad hadis ini shahih, sesuai dengan syarat muslim, As-Suyuthi membawakannya dalam Ad-Durrur Mantsur, 6:245 secara mauquf seraya mengatakan, “Diriwayatkan Abu Ya’la dan Baihaqi dengan sanad shahih.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Al-Matholib Aliyah (3:390) shahih mauquf.
KISAH SECARA GLOBAL
Sudah menjadi sunatullah bila Allah menyingkap kesalahan hamba-Nya tatkala hamba tersebut melalaikan hukum-hukum-Nya, khususnya menentang rubbubiyah Allah dan uluhiyah-Nya, di antaranya apa yang terjadi pada seorang thaghut Mesir yang mengaku mempunyai sifat uluhiyah (ketuhanan) dan rububiyah (pengatur alam). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyingkapnya pada kejadian-kejadian yang banayk sekali, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengakhirkan kehancurannya dan kehancuran bala tentaranya dengan ditenggelamkan di laut.Di antaranya dia mencari anak kecil laki-laki karena mendapat wangsit dari dukunnya bahwa ada seorang anaka yang kelak akan menghancurkan kekuasaannya. Namun Allah justru mengirim anak kecil itu ke istananya, melalui kecintaan hati sang ratu, dia diasuh di istina Fir’aun, Fir’aun pun ikut memelihara serta menjaganya dan memberi harta kepada ibunya sebagai imbalan atas persusuannya.
Termasuk di antranya keimanan istri Fir’aun kepada Allah dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa ‘alaihissalam, sehingga dia disiksa dengan siksaan yang sangat, dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala keselamatan dari siksa. Allah berfirman,
وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِينَ ءَامَنُوا امْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِينَ
“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika itu berkata: “Ya Robbku, bangunkanlah untukku sebuah
rumah di sisi-Mu, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya,
dan selamatkanlah aku dari kaum zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11)Tatkala Fir’aun mendapati keimanan istrinya, dia mengikatnya dengan empat pasak di kedua tanganya dan kedua kakinya. Ini termasuk siksaan yang menyakitkan lagi pedih. Oleh karena itu, dia berdoa kepada Rab-nya agar selamat dari Fir’aun serta perbuatannya dan diselamatkan dari kaum yang zhalim dengan membawanya ke tempat tinggal yang kekal dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.
Allah Ta’ala memberikan perlindungan kepada wainta shalihah lagi mulia tersebut dengan mengirim malaikat yang menaunginya tatkala dia ditinggal pergi oleh tentara Fir’aun yang menyiksanya. Malaikat itu juga menghibur hatinya dengan memperlihatkan rumahnya di surga ketika dia disiksa.
Wanita ini telah membuktikan kepada Fir’aun akan kehinaan sang raja yang zhalim tersebut. Dia telah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Ilah dan Rabb. Dia mengingkari uluhiyah dan rububiyah Fir’aun. Seandainya dia adalah Ilah sebagaimana pengakuannya, tentunya istrinya tidak akan keluar dari ketaatannya, dan dia pasti bisa mengembalikan istrinya agar mengikuti kemauannya. Namun ternyata istrinya memilih beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inilah kisah wanita shalihah zaman dahulu yang hidup di sebuah istana raja tetapi bisa membuahkan ibrah (pelajaran) yang banyak untuk umat sesudahnya. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati Asiyah istri Fir’aun termasuk wanita yang sempurna.
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Laki-laki yang sempurna banyak jumlahnya, dan tidak ada yang sempurna dari wanita kecuali Asiyah istri Fira’un dan Maryam binti Imran. Keutamaan Asiyah dibandingkan wanita lainnya seperti keutamaan bubur tsarid dibanding semua makanan.” (HR. Bukhari, no.5418 dan Muslim, no.2431)
MUTIARA KISAH
Dari kisah di atas dapat kita petik beberapa pelajaran berharga, di antaranya:
- Besarnya pengaruh keimanan dalam menghadapi siksaan serta kehinaan yang ditimpakan oleh orang-orang zhalim kepada orang-orang mukmin, sampai-sampai wanita yang lembut dan hidup dalam kesenangan, dia bersabar atas siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah dan rahmat-Nya serta surga-Nya.
- Kedengkian orang-orang kafir kepada orang-orang beriman sangat besar, dimana Fir’aun tidak memperdulikan hak untuk istrinya, bahkan istrinya harus merasakan pedihnya siksaannya. Fir’aun juga tidak menghargai kelemahan seorang wanita.
- Penjagaan Allah kepada hamba-Nya yang beriman tatkala mereka tertimpa bencana, Allah mengirimkan kepada Asiyah istri Fir’aun beberapa malaikat untuk menaunginya ketika dia dalam keadaan dipasak. Allah juga memberikan kabar gembira dengan memperlihatkan sebuah rumah yang disiapkan di surga yang penuh kenikmatan untuknya. Hal itu untuk keteguhan imannya.
- Pilihan sebagian hamba Allah atas kenikmatan akhirat di atas kenikmatan dunia sekalipun mereka memperoleh ketinggian martabat, karena Asiyah adalah wanita pertama di istana kerajaan Fir’aun.
- Keagungan kelembutan Allah, andaikan Allah berkehendak agar Asiyah terlepas dari cobaannya, dan kehancuran Fir’aun dan prajuritnya tentu hal itu tidak sulit bagi-Nya, tetapi Dia Maha Lembut, memperlambat dan tidak membiarkan agar Fir’aun mengambil pelajaran.
- Cobaan Allah kepada hemba-Nya untuk menguji keimanannya, sebagaimana firman-Nya:
- Hubungan antara mukmin dan kafir tidaklah membahayakan sedikitpun apabila dia memisahkan diri dari kekufuran dan perbuatan orang-orang kafir tersebut. Kemaksiatan orang bermaksiat tidaklah membahayakan sedikitpun bagi orang yang taat di akhiratnya, walaupun mungkin memadharatkan pada saat orang beriman berada di dunia. Istri Fir’aun tidak termadharati karena hubungannya dengan Fir’aun orang yang paling kafir.
- Keutamaan Asiyah istri Fir’aun, karena dia memilih meninggal dunia di tangan raja, serta memilih siksaan di dunia daripada gelimang kenikmatan istana yang ia dapatkan. Sungguh firasatnya pada Nabi Musa ‘alaihissalam benar tatkala Asiyah berkata,
Sebuah catatan:
Ada sebuah hadis yang berkaitan dengan kisah di atas,
“Barangsiapa yang bersabar atau kejelekan ahlak istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti apa yang diberikan Ayub atas bala’nya dan barang siapa yang bersabar atau kejelekan suaminya Allah akan memberinya pahala seperti pahala Asiyah istri Fir’aun.”
Hadis ini tidak ada asalnya. (Silsilah Ahadis ad-Dha’ifah, Al-Albani, juz: 2 Hal. 90 hadis no. 627)
Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 9 Tahun 6, Robi’uts Tsani 1428 H
Artikel www.KisahMuslim.com
Subhanallah...
Jangan remehkan perbuatan dosa kecil
Karena dosa besar merupakan kumpulan dosa kecil.
Perbuatan dosa ini mematikan hati, menghilangkan rasa malu, menjauhkan dari Allah hingga perbuatan dosa mudah terulang lagi tanpa kendali
Malu untuk berbuat dosa itu baik karena malu itu sebagian dari iman. Semua malu adalah baik...
Apalagi malu pada Allah Ta'ala yang terus mengawasi...
Malu pada malaikat di kanan dan kiri kita...
Yaa Allah....takut..takut pada-Mu
Takut pada kitab catatan amal yang terbuka kelak fii yaumil akhir...
Tak ada satu pun yang luput dari seluruh amal manusia di dunia dalam kitab catatan amal tersebut.
Allah Azza wa Jalla tidak mendzalimi, malaikat pencatat pun tidak dzalim
Tapi manusia lah yang dzalim bahkan pada dirinya sendiri.
Yaa Rabb Astaghfirullah...Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil adzim...
Yaa Rabb ampunilah hamba yang berdosa ini...Aku kembali pada-Mu Yaa Rabb...
Jangan remehkan perbuatan dosa kecil
Karena dosa besar merupakan kumpulan dosa kecil.
Perbuatan dosa ini mematikan hati, menghilangkan rasa malu, menjauhkan dari Allah hingga perbuatan dosa mudah terulang lagi tanpa kendali
Malu untuk berbuat dosa itu baik karena malu itu sebagian dari iman. Semua malu adalah baik...
Apalagi malu pada Allah Ta'ala yang terus mengawasi...
Malu pada malaikat di kanan dan kiri kita...
Yaa Allah....takut..takut pada-Mu
Takut pada kitab catatan amal yang terbuka kelak fii yaumil akhir...
Tak ada satu pun yang luput dari seluruh amal manusia di dunia dalam kitab catatan amal tersebut.
Allah Azza wa Jalla tidak mendzalimi, malaikat pencatat pun tidak dzalim
Tapi manusia lah yang dzalim bahkan pada dirinya sendiri.
Yaa Rabb Astaghfirullah...Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil adzim...
Yaa Rabb ampunilah hamba yang berdosa ini...Aku kembali pada-Mu Yaa Rabb...
Thursday, May 08, 2014
Sabar...menahan diri dari hawa nafsu di saat ada kesempatan itu memang berat...berat sekali...tapi jika kita mengingat pahala di akherat...rasanya rugi sekali...kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik darinya di Surga itu lebih nikmat...lebih menyenangkan...ya kan? Jangan...jangan kita tukar iman kita untuk sesuatu atau seseorang yang hanya merupakan ujian keimanan...jangan kita tukar pahala yang besar di akherat dengan sesuatu yang kecil sekali dalam dunia ini...jangan sampai kita menyesal dan rugi pada akhirnya...
Ternyata, Kita harus lebih giat belajar Al Qur'an, nak...
Hari Selasa tgl 29 Mei adek ikut lomba hafazan Al Qur'an di sekolah. Ibu datang untuk menyaksikan adek di panggung, menghafal surah Al Alaq dan surah Al Qadr. Ma syaa Allah adek hafal meskipun mahraj dan tajwidnya belum benar. Bukan salah adek tapi karena ibu, guru adek di rumah yang tidak kompeten mengajar adek emghafal Al Qur'an. Besoknya pengumuman pemenangnya. Ibu tunggu-tunggu kedatangan kakak dan adek...kakak mengetuk pintu, setelah ibu bukakan pintu kakak langsung memberitahu ibu bahwa adek namgis, dekat lift, takut masuk ke rumah...takut dimarahin ibu karena adek tidak menang. Alhamdulillah ala kulli hal....ibu tidak marah, nak. Seharusnya ibu memarahi diri sendiri bukannya ibu memarahi adek. Qadarullah, kita sama-sama harus lebih giat lagi belajar Al Qur'an. Bukan karena ingin menang karena ingin hafal, faham dan merasakan manfaat Al Qur'an dalam kehidupan kita...
Harapan ibu juga demikian pada kakak. Kakak tidak bisa membaca Al Qur'an dengan fasih bukan semata-mata salah kakak tapi karena kesalahan ibu yang tidak mampu mengajari kakak maupun memanggil guru untuk kakak...bukan karena ibu tidak mau tapi karena ibu tidak bisa...kakak tahu kenapa....alhamdulillah...tetap alhamdulillah...sekarang ibu belajar membaca Al Qur'an secara tartil dengan tante Yenni Arisandi yang baik hati. Beliau tidak mau dibayar, beliau ikhlas mengajari ibu karena Allah...subhanallah...Allah menolong kita...semoga Allah membalas tante Yenni dgn Jannatul Firdaus dan ilmu yang ia ajari bermanfaat untuk ibu dan kita, nak...semoga menjadi amalan yg pahala terus mengalir untuk tante Yenni...aamiin...
Harapan ibu juga demikian pada kakak. Kakak tidak bisa membaca Al Qur'an dengan fasih bukan semata-mata salah kakak tapi karena kesalahan ibu yang tidak mampu mengajari kakak maupun memanggil guru untuk kakak...bukan karena ibu tidak mau tapi karena ibu tidak bisa...kakak tahu kenapa....alhamdulillah...tetap alhamdulillah...sekarang ibu belajar membaca Al Qur'an secara tartil dengan tante Yenni Arisandi yang baik hati. Beliau tidak mau dibayar, beliau ikhlas mengajari ibu karena Allah...subhanallah...Allah menolong kita...semoga Allah membalas tante Yenni dgn Jannatul Firdaus dan ilmu yang ia ajari bermanfaat untuk ibu dan kita, nak...semoga menjadi amalan yg pahala terus mengalir untuk tante Yenni...aamiin...