Our Life

Sunday, September 02, 2012

Jawa Mosque



Dalam waktu 4 minggu kami sudah pindah 3 kali tempat tinggal
Pertama, kami tinggal di poonchook maison, hotel/apartement sederhana tidak jauh dari kantor suami di Chatuchak.Setelah dua hari tiba di Bangkok, barulah saya daftarkan anak-anak saya ke Cresent International School yang berlogo bulan sabit (tanda sekolah Islam). Lokasinya jauh sekali dari chatuchak. Sekolah di district Sathorn, di belakang Germany Embassy. Terpaksa anak-anak tidak sekolah selama 3 hari. Genap seminggu tinggal di poonchook maison kemudian kami pindah ke Sara Apartement di soi Charoen Rat 1 Orang Bangkok menyebut daerah ini Kampung Yawa. Kami tinggal di Sara Apartement selama dua minggu, itu juga gak betah...karena hanya satu kamar (studio) dengan kamar mandi di balkon (luar kamar). Suara kaki kami yang berempat ini mengganggu penghuni di kamar bawah, hampir setiap hari bule gendut yang omongannya kasar itu mengetuk kamar kami dan complaint. Katanya setiap hari, pagi, malam..kami selalu berisik. Kebetulan bulan Ramadan, kami memang bangun awal untuk shalat tahajud, sahur dan shalat subuh. Alhamdulillah, akhirnya ada muslimah baik yang membawa kami melihat pavilion yang mau disewakan oleh pemiliknya. Muslimah ini wanita Thailand bercadar yang pernah kujumpai di depan mesjid Jawa beberapa hari sebelumnya. Ternyata dia istri dari khun Syarif, jama'ah mesjid Jawa yang membantu suamiku mencari apartement hingga kami bisa tinggal di Sara Apartement. Sebetulnya suami sudah 'confirmed' mau menyewa ruko milik muslim patani (tetangga si pemilik pavilion ini) tapi karena urgent (kami dicaci maki si bule penghuni Sara Apt.), kami terpaksa pindah ke pavilion ini dulu. Jujur saya suka pavilion ini tapi suami tetap akan menyewa ruko tersebut. Saya paham, dia ingin menjadi orang yang amanah, katanya...kita ini pendatang jadi kita yang harus bisa membawa diri dalam lingkungan setempat. Okey lah, kebetulan si pemilik pavilion hanya memberikan kontrak pertama selama tiga bulan...Setelah itu kami akan pindah lagi. Oya, Alhamdulillah pavilion ini hanya selang serumah dari belakang Mesjid Jawa. Dan subhanallah...pemilik pavilion cantik di belakang rumah besar yang saya injak ini adalah keturunan KH. Ahmad Dahlan yang sebelum hijrah ke Bangkok (sewaktu masih di Saudi) aku googling, ketemu lah informasi ttg putra KH Ahmad Dhahlan yang bernama Irfan Dahlan yg menikah dgn wanita Jawa yang mukim di kampung Jawa, Bangkok.

Oya,nak...ini kenangan ibu bersama kalian ketika pertama kali ke Mesjid Jawa di Kampung Jawa...

Hari Jumat sebelum berangkat kerja, ayah meminta ibu membawa adek shalat jumat di mesjid.
Ibu ajak kakak, sama-sama kami bawa adek ke mesjid Jawa ke South Sathorn, soi Charoen Rat 1.
Dari Poonchook Maison kami jalan sampai station MRT Phanon Yothin, naik MRT sampai di Silom terus ganti train, BTS Sky train di stasiun Sala Daeng, terakhir berhenti di stasiun BTS Sky train Surasak. Di bawah stasiun, naik tuk tuk hingga mesjid Jawa. Gonta-ganti ya...maklum orang baru, sekarang baru tahu bhw cara ibu gak praktis

Sepanjang perjalanan ibu ngomelin kakak...maafin ibu ya kak...
Karena kakak yang paling lambat bangun, lambat mandi dan malas-malasan pergi...
Emang sih sedang puasa Ramadan...tapi kita kan harus tahu waktu jangan sampai missing shalat Jumat time...Alhamdulillah begitu turun dari tuk tuk barulah adzan pertama, kita belum terlambat.
Ibu menangis mencium kening kakak dan adek, langsung sujud syukur di pelataran mesjid yang dipenuhi ibu-ibu mau ikutan salat jumat.

Di halaman mesjid berjejer bangku dan meja seperti sekolahan...kalau bulan ramadan dipakai untuk buka puasa bersama. Kalau bulan biasa untuk anak-anak belajar Qur'an ba'da maghrib. Di depan mesjid terdapat kuburan muslim subhanallah....


Saya ingin tinggal di sini...tapi ini kampung dan tidak saya lihat apartement yang memadai seperti apartement kita waktu di KL dulu...Mungkinkah anak-anak saya bisa menerima keadaan kami yang akan berbeda kini yaa Allah? InsyaAllah...bi idznillah...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home