Our Life

Saturday, July 07, 2012

Kakak


Musim panas kali ini sangat berkesan buatku. Meskipun liburan ini aku sibuk mengepak barang untuk dikirim ke Indonesia, menggelar "garage sale", bersama suami menyiapkan persyaratan pindah sekolah, permohonan visa..sementara mobil sudah dijual jadi sulit bepergian tapi Alhamdulillah...Anak-anak tidak rewel meskipun kadang-kadang mereka berantem juga. Lalu salah satu nangis... Biasa, namanya anak-anak...disitulah nikmat suka duka mengasuh anak-anak.

Kakak sudah gede, lebih banyak main sama teman-temannya di luar daripada ikut ayah dan ibu pergi ke cargo mengirim barang. Alhamdulillah sempat sekali ikut jadi bisa mengenal keluarga bu dan pak Amiin, perwakilan perusahaan cargo cabang Dammam. Mereka itu orang-orang baik yang bersahaja masyaAllah. Ibu banyak belajar dari mereka terutama bagaimana si ibu Amin menyayangi suami dan anak-anakny masyaAllah kelihatan tulusnya...lillah. Kakak sering main ke snack bar atau moto-motoin teman-temannya "outdoor"...terus terang aku berikan dia kamera dengan tujuan supaya dia yang buat foto teman-temannya...aku tidak ingin dia yang bergenit ria difoto. Sekedar usaha untuk mempertahankan dia tetap istiqomah memakai kerudung dan pakaian menutup auratnya. Mudah-mudahan hobby moto ini tidak berkepanjangan....Beginilah mendidik gadis remaja, tarik ulur...tarik ulur...mudah-mudahan gak lepas dan melayang sesukanya. Hidup di tengah lingkungan beragam dan bergaya barat memang berpengaruh menggoyahkan imannya...teman-temannya yang sudah mulai remaja sekarang justru makin berpakaian minim, baju tank top dan celana pendeeek sekali dan beberapa sudah "dating" dengan teman-teman laki-laki. Ibu tidak melarang kakak bermain dengan siapa saja hanya pilihlah teman dekat yang seiman supaya bisa saling mengingatkan dalam kebenaran. Semoga Allah meneguhkan imanmu dan iman ibumu juga...amiin.

Kakak masih juga protes,"Kenapa ibu gak seperti tante ini...tante itu?"
"Ibu di rumah aja...ibu aneh...pakai cadar lagi...." kadang ia sampai menangis. Aku mengerti dia sekarang sedang labil, antara mengikuti lingkungan atau kedua orangtuanya. Aku bukan tidak pernah keluar rumah, kalau ada keperluan dan alasan sesuai syar'i aku keluar.Aku memang menjauhi keluar-keluar dengan tabarujj untuk berkumpul-kumpul bersama teman-teman, makan-makan dan ngobrol-ngobrol, foto-foto bagiku tinggal di rumah lebih baik.

Aku tidak memutus hubungan dengan teman-teman dan yang terpenting bagiku aku tetap menyayangi teman-temanku, aku berusaha menjenguk teman yang sakit, ta'ziyah, membantu jika teman kesusahan dan ke pengajian ibu-ibu (tahfidz Qur'an). Aku memang tidak lagi ikutan pengajian keluarga tapi kuminta suamiku hadir dan "transfer" ilmunya padaku dan anak-anak sepulang mengaji. Selain itu di rumah aku biasakan menonton rekaman kajian dari ustadz kami atau ustadz-ustadz salaf lainnya. Aku akui kemampuan aku memang terbatas, semoga Allah mengampuni dosa-dosaku yang banyak dan memberi kemudahan untuk mengerjakan amalan shalih lainnya...amiin.

Aku pakai cadar...subhanallah sering kuungkapkan alasanku yang mudah dimengerti...aku tinggal di saudi dimana aku dimudahkan Allah mengerjakan sunnah yang satu ini jadi aku tidak mau menyia-nyiakannya...terbayang kan hidup di perancis dimana dilarang mengenakan cadar/niqob/burqa...
"Terus kenapa waktu di Indonesia, ibu pakai juga?" protes kakak lagi.
Di sana ada juga yang memakai walaupun tetap saja masih dianggap aneh dan asing...memang begitulah kenyataannya, Islam dari asing akan kembali asing. Ibu hanya berusaha mempertahankan ketaatan pada Allah dan Rasulullah saw dimana pun ibu berada, nak. Doa ibu, semoga Allah menolong dan memudahkan ibu dalam melakukannya...amiin.

Bacalah postingan ibu ini nak...ibu termotivasi dengan kisah ibu dari imam Ahmad. Setahun yang lalu ibu membaca artikelnya (ibu posting di blog Alghurobah). Ibu imam Ahmad yang janda mengantar imam Ahmad kecil shalat subuh ke mesjid dengan memakai jilbab syar'i. Jika ayah kalian ke rig, ayah berpesan pada ibu untuk mengantar ademu yang berusia 7 tahun untuk shalat jamaah lima waktu di mesjid. Memang, ibu pernah baca hadits bahwa shalat wanita yang terbaik di kamarnya, rumahnya tapi jika suami mengijinkan bahkan menyuruh, tidak mengapa yang penting menutup aurat, menjulurkan jilbab keseluruh tubuh. Ibu tidak punya jilbab seperti itu yang biasa dipakai wanita arab. Yang ibu punya hanyalah abaya, kerudung panjang dan cadar hitam-hitam...itulah yang ibu pakai semoga Allah mengampuni kekurangan dan kesalahan ibu...amiin.

Hingga sekarang ibu merasa hati lebih tenang dengan mengenakan pakaian seperti ini. Biarlah ibu tidak cantik di mata orang tapi semoga Allah berkenan memandang ibumu ini nak...ibu memang tidak cantik tidak perlu ditutupi tapi ibu malu hati melihat orang yang cantik saja mau ditutupi kenapa ibu yang tidak cantik tidak mau...apa yang ibu banggakan dari diri ini?
Amalan shalih karena ketaatan padaNya lebih utama.

Sekarang kita tinggal di Dhahran...Alhamdulillah nikmat apalagi yang ibu dustakan...kita tinggal di rumah yang dekat sekolah, mesjid, rumah bu Ade dimana diadakan pengajian ibu-ibu setiap minggunya, kantor ayah juga dekat hingga bisa pulang makan siang bersama kita. Liburan kali ini ibu disibukkan dengan mengajari adikmu membaca Qur'an, mennceritakan kisah para nabi, sirah Rasulullah saw dan hadits. Alhamdulillah di bulan Sya'ban ini pelajaran itu sudah berjalan walaupun ademu sering menangis tidak mau mengaji...Semoga akan terus berjalan hingga awal bulan Ramadan sekaligus hari-hari terakhir kita di Saudi sebelum pulang ke Indonesia lalu pindah ke Thailand. Ibu sengaja mengajarinya mengaji di mesjid ba'da ashar. Waktu itu ibu yang bertugas mengantarnya ke mesjid (subuh, dzhuhur, maghrib dan isya ade dengan ayah). Dalam perjalanan kami menghapal doa menuju mesjid...kadang diikuti irama seperti nasyid.Masuk  ke dan keluar mesjid dengan doa...mengikuti adzan dan berdoa sesudah adzan, shalat sunnah tahiyatul mesjid, berdoa antara adzan dan iqomah, dzikir sesudah shalat, masuk dan keluar rumah dengan doa, bertasbih memuji keindahan alam dan seisinya ciptaan Allah yang kita temui dalam perjalanan bahkan beberapa hari yang lalu ibu dan ade mengubur burung yang mati dan sudah kaku...
Subhanalah pelajaran yang indah sekali buat ibu semoga demikian juga buat ade.

Terus terang ibu ingin kakak ikut bersama kami tapi kakak tidak mau, kakak lebih memilih shalat di rumah, bermain bersama teman-teman atau sibuk di depan komputer dan kadang menyanyi...
Ibu memang salah karena ibu juga yang mengenalkanmu lagu-lagu yang ada di youtube dulu. Astaghfirullah...semoga Allah mengampuni dosa ibumu ini, nak.
Sering ibu ingatkan bahwa tidak akan  bersatu hapalan Qur'an dengan nyanyian...makanya ibu mengambil ademu setiap pelajaran musik di sekolah. Semoga kakak menyadari dan kembali mencintai Qur'an...ingat nak, Qur'an akan memberi syafaat pada mu bahkan pada orangtuamu ini jika ibu dan ayah sudah meninggal, kami akan dipakaikan mahkota kehormatan karena anak-anak yang membaca Qur'an dan mengamalkannya...bi idznillah...semoga ibu bisa melakukannya untuk eyang uti dan eyang kung...amiin.

Anak adalah ujian...tapi ibu tidak mau kufur nikmat...Alhamdulillah...ibu lihat sisi positifmu, nak. MasyaAllah banyak sekali nikmat Allah melalui dirimu...ibu tidak pernah membencimu sekalipun kakak malu jalan berdampingan dengan ibumu yang bercadar. Tetap, doa ibu terus dan terus mengiringi langkahmu....
Setiap kita ngobrol...kakak bercerita tentang dirimu, teman, guru, sekolah dan apa saja...ibu coba masukkan nasihat-nasihat sederhana berdasarkan Qur'an dan hadits.
Sekarang kakak belum bisa mengerti tapi insyaAllah kelak...kakak akan mengerti. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah padamu dan menjadikanmuanak yang menyejukkan mata dan hati ibu dan ayahmu ini, nak.


0 Comments:

Post a Comment

<< Home