Our Life

Sunday, March 31, 2013

Rumah Baru Yasmin

Wanita ini menarik tanganku mengajakku menengok tempat tinggalnya yang baru.
Tampak kebahagiaan diwajahnya. Katanya, Sofia dan Nashiroh (anak-anaknya) senang dengan rumah barunya. Lalu aku mengikutinya ke salah satu ruangan dari bagian rumah tersebut.
Aku berdiri diambang pintu melihat ruangan yang ternyata tidak lebih besar dari ruang tamu kami plus dapur. Terus terang aku kaget dan dalam hati aku mengucap Alhamdulillah...rumah yang kami sewa dengan harga 6000 bath/bulan dari kak Walidah berikut furniture, tempat tidur, AC, Fan dengan dapur yang lebih besar dari dapur pojok mungil milik Yasmin adalah rahmat dari Allah bagi kami, ampuni kami ya Allah kalau aku dan anak-anak tidak bersyukur...aku sekarang berusaha mengikuti suami, untuk bersyukur...insyaAllah istiqomah, kata suami bagaimana anak mau bersyukur kalau kita tidak memberi contoh pada mereka untuk selalu mensyukuri nikmat Allah sekecil apa pun kata Kita atau mungkin orang-orang di atas kita (expatriates Indonesia). Namun siapa yang bisa memberi kenikmatan kita ini yg meski kecil tapi menurut orang2 di bawah kita begitu besar...selain Allah...subhanaAllah...kecil juga tetap besar karena kita gak mampu mendapatkannya kecuali atas idzin Allah.
"Yessy, Alhamdulillah...akhirnya uang sewanya turun jadi 3650 bath/bulan
(dari 4000 bath/bulan)" ucapkan Yasmin membuyarkan pikiranku.
3650 bath kupikir tidak jauh beda dengan uang sewa rumah kami tapi mau bagaimana lagi kalau uang mereka hanya cukup untuk ruangan seharga itu? Selama ini aku dengan mudah saja meminta uang pada suami dan suami pun memberikan meski tetap dengan pesan-pesan sponsor...
Aku pandang lagi ruangan itu, ada satu kamar mandi selebihnya ruangan itu hanya bisa berfungsi sebagai dapur, ruangan kosong kalo siang (utk makan dan nerima tamu diatas tikar) sedang malamnya bisa gelar kasur untuk tidur, tidak difasilitasi furniture dari pemilik rumahnya. Aku miris, terharu dengan kondisi Yasmin namun dibalik cadar yg menutupi wajah cantiknya masyaAllah, ia selalu tersenyum sesekali tertawa jika pembicaraan kami terhambat karena aku tidak bisa bahasa thailand dan bahasa inggrisnya pun terbatas. Yasmin bisa hidup qona'ah dengan penghasilan suaminya yang minim...subhanallah...oya, keduanya juga muslim dan muslimah baru, sebelumnya mereka beragama Budha.
Suamiku selalu berpesan, lihatlah Yasmin....contohlah ia, bersyukurlah..l
Dan jangan pelit bersedekah untuk keluarga mereka.
Aku hanya bisa diam, gak mampu berkata-kata...selain beristifar...memohon ampunan Allah atas khilafku yang kadang masih mengeluhkan keadaan kami sekarang meski tidak di hadapan orang lain hanya di hadapan suami saja.






0 Comments:

Post a Comment

<< Home