Cerita Saya.....
Saya dan suami sering mengobrol tentang hidup kami ini..."Alhamdulillah..Subhanallah...kalau bukan karena rahmat Allah Ta'ala serta ridho orangtua...tidak mungkin hidup kami bisa seperti ini," begitulah pujian suami kepada Allah Yang Telah Memberikan Nikmat Yang Begitu Besar ini...
Saya teringat 6 tahun (lebih) yang lalu...suami mengajak hijrah ke Kuala Lumpur. Allah mengaruniai pekerjaan yang lebih baik kepada suami. Selain uang atau materi yang kami dapatkan selama hidup di sana, Alhamdulillah nikmat kemudahan mempelajari ilmu agama. Teman-teman yang mengajak kami ke kajian Qur'an & Sunnah, majelis ilmu...teman-teman yang mengajak amar ma'ruf nahi mungkar. Sebetulnya Allah Ta'ala memberikan dua pilihan...perkumpulan yang condong pada dunia atau menuju kepada hidup zuhud. Dan memberi kebebasan pada kami untuk memilihnya. Semoga apa yang kami pilih ini adalah yang haq dan diridhoi Allah. Allahu a'lam...Allah lebih mengetahui sementara kami hanyalah makhluh lemah yang berusaha dan memohon pertolongan-Nya selalu...semoga Allah membalas dengan balasan yang banyak dan baik kepada suami, anak-anak saya, orangtua, mertua, saudara, sahabat dan teman yang telah menunjukkan pada saya jalan yang terbaik ini, ISLAM.
Ketika suami mendapat tawaran hijrah ke KSA, Alhamdulillah...dalam benak kami terbayang tanah suci Makkah Al Mukarohmah dan Madinah Al Munawaroh. Alangkah nikmatnya jika kami bisa kembali ke sana dengan membawa kedua anak-anak kami...MasyaAllah laa hawla wa laa quwwata illah billah. Sekali lagi tujuan hijrah kami bukan hanya mencari rezeki materi lebih banyak namun rezeki ilmu agama. Alhamdulillah...meskipun dalam camp kami hidup layaknya di negara barat namun Allah memberikan kemudahan kepada kami, buku-buku Islam yang mudah di dapat, kajian-kajian dari ustadz-ustadz ahlus sunnah wal jamaah yang tengan menimba ilmu di ummu Quro, Makkah atau Madinah dan Riyadh atau ustadz tetap kami yang memang bertugas di Islamic Center Dammam. Dalam camp Alhamdulillah saya mendapat teman, sahabat dan saudari seiman yang baik dan menyejukkan hati. Dari seorang sister Palestine, saya juga belajar ilmu tajwid dan dari sister lain yang muslimah Saudi juga saya pernah belajar tahfidz Qur'an, semoga Allah memberkahi mereka semua. Dan dengan pertolongan mereka Alhamdulillah saya bisa mengajarkan anak-anak saya sendiri, membaca Qur'an serta mengajarkan hadits. Anak-anak bersekolah di sekolah sekuler dengan system American Curriculum. Saya dan suamilah yang harus mengimbangi system barat yang dalam beberapa hal tidak sesuai syariah Islam ini dengan memberi nasehat, contoh dan pendidikan Islam terutama dalam hal aqidah, mentauhidkan Allah dan melaksanakan kewajiban muslim yaitu bersyahadat, shalat 5 waktu, puasa, zakat (dalam hal ini mengajarkan mereka bersedekah) serta haji. Alhamdulillah putri kami yang sejak tahun lalu telah baligh pun telah menunaikan ibadah haji. Sungguh nikmat Allah yang begitu besar...nikmat apalagi yang saya dustakan?
Suami makin paham dengan haramnya riba dan Alhamdulillah semoga istiqomah dalam mengerjakan perintah Allah untuk memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Suami dan saya membimbing anak laki-laki kami untuk shalat wajib berjamaah di masjid serta membimbing putri kami untuk berhijab karena perintah berhijab jelas dalam Al Qur'an. Saya sendiri Alhamdulillah mulai mengenakan niqob karena Allah semata dan mengikuti sunnah Rasulullah saw. Saya sadar akan cobaan dan tantangan dibalik niqob saya ini. Seorang kawan non muslim, wanita Canada yang saya jumpai di commisary terkejut melihat saya dan saya katakan dengan baik-baik,"I hope you are not scared at me, Beth. I'm still the same, as Yessy before wearing this." InsyaAllah saya tetap akan berbuat kebajikan dalam camp ini, kepada siapa pun baik muslim maupun non muslim. Khadijah, kawan muslimah Amerika saya berkata yang maksudnya, "Sekalipun orang-orang kuffar baik di hadapan kita tapi sesungguhnya mereka tidak paham mengapa kita mengenakan niqob ini, mereka berpikir buruk tentang kita seperti penindasan laki-laki pada wanita, Islam yang ekstrim dsb tapi itulah orang-orang kuffar, yang penting kita tetap berbuat baik. Kita tidak bisa mengontrol pikiran mereka, biarlah apa pun komentar mereka karena kita melakukan ini untuk dan karena Allah sekaligus mengharap Jannah-Nya, InsyaAllah Allah akan menolong kita." Jangankan orang non muslim, sesama muslimah sendiri pun ada yang tidak suka dengan niqob. Jangankan orang lain, anak sendiri pun belum bisa menerima ibunya mengenakan niqob. Inilah cobaan dan tantangannya segala amalan pasti ada konsekwensinya. Saya berusaha luruskan niat...semata-mata karena mencari keridhoan Allah Ta'ala. Innama a'malu bin niyyah. Sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya. Semoga Allah meridhoi dan menolong saya...amiin.
Alhamdulillah saya sudah diberi kemudahan Allah, hijrah dan tinggal di negara Islam dimana wanita mengenakan niqob/cadar dilindungi dan mendapat tempat istimewa rasanya saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Jangan sampai saya merugi dengan tidak mengerjakan amalan sunnah ini. Ummahatul mukminin atau mothers of believers mengenakan pakaian seperti ini atau bahkan yang jauh lebih baik daripada yang saya kenakan. Dengan pakaian seperti ini saya merasa tenang keluar untuk suatu keperluan dan dengan pakaian seperti saya merasa betah di rumah karena sebaik-baik ibadah wanita adalah di rumahnya. Dengan pakaian seperti ini saya merasa punya rem untuk tidak mengunjungi tempat-tempat dan penuh godaan syeitan dan hawa nafsu seperti shopping mall dll dan tentu saja saya tidak termotivasi belanja baju-baju, perhiasan dan make up yang bisa memboroskan harta suami saya. Semoga Allah membimbing saya untuk bersahaja dan hidup zuhud.
Saya ingin meraih surga dengan jalan termudah dari-Mu Yaa Allah..dari rumah saya sendiri.
Siapa bilang saya tidak bekerja dan menyia-nyiakan kemampuan saya?
Saya bekerja di rumah. Pekerjaan saya adalah beribadah kepada Allah.
Dengan nama Allah, saya memasak, saya mencuci, saya menyapu dan mengepel lantai, menyedot karpet supaya rumah kami bersih dan keluarga sehat serta saya membimbing dan mendidik anak-anak, memenuhi keinginan, kebutuhan dan taat pada suami....semua ini adalah pekerjaan saya yang utama, bukan karena penindasan suami terhadap saya. Inilah pilihan hidup saya yang insyaAllah akan saya pertanggungjawabkan di akherat kelak. Semoga Allah menjadikan saya istiqomah dan senatiasa menolong saya dalam pekerjaan saya ini karena sejujurnya saya ini lemah....(saya hanyalah makhluh lemah yang sedang berusaha dan selalu memohon pertolongan-Nya)...amiin.
Saya teringat 6 tahun (lebih) yang lalu...suami mengajak hijrah ke Kuala Lumpur. Allah mengaruniai pekerjaan yang lebih baik kepada suami. Selain uang atau materi yang kami dapatkan selama hidup di sana, Alhamdulillah nikmat kemudahan mempelajari ilmu agama. Teman-teman yang mengajak kami ke kajian Qur'an & Sunnah, majelis ilmu...teman-teman yang mengajak amar ma'ruf nahi mungkar. Sebetulnya Allah Ta'ala memberikan dua pilihan...perkumpulan yang condong pada dunia atau menuju kepada hidup zuhud. Dan memberi kebebasan pada kami untuk memilihnya. Semoga apa yang kami pilih ini adalah yang haq dan diridhoi Allah. Allahu a'lam...Allah lebih mengetahui sementara kami hanyalah makhluh lemah yang berusaha dan memohon pertolongan-Nya selalu...semoga Allah membalas dengan balasan yang banyak dan baik kepada suami, anak-anak saya, orangtua, mertua, saudara, sahabat dan teman yang telah menunjukkan pada saya jalan yang terbaik ini, ISLAM.
Ketika suami mendapat tawaran hijrah ke KSA, Alhamdulillah...dalam benak kami terbayang tanah suci Makkah Al Mukarohmah dan Madinah Al Munawaroh. Alangkah nikmatnya jika kami bisa kembali ke sana dengan membawa kedua anak-anak kami...MasyaAllah laa hawla wa laa quwwata illah billah. Sekali lagi tujuan hijrah kami bukan hanya mencari rezeki materi lebih banyak namun rezeki ilmu agama. Alhamdulillah...meskipun dalam camp kami hidup layaknya di negara barat namun Allah memberikan kemudahan kepada kami, buku-buku Islam yang mudah di dapat, kajian-kajian dari ustadz-ustadz ahlus sunnah wal jamaah yang tengan menimba ilmu di ummu Quro, Makkah atau Madinah dan Riyadh atau ustadz tetap kami yang memang bertugas di Islamic Center Dammam. Dalam camp Alhamdulillah saya mendapat teman, sahabat dan saudari seiman yang baik dan menyejukkan hati. Dari seorang sister Palestine, saya juga belajar ilmu tajwid dan dari sister lain yang muslimah Saudi juga saya pernah belajar tahfidz Qur'an, semoga Allah memberkahi mereka semua. Dan dengan pertolongan mereka Alhamdulillah saya bisa mengajarkan anak-anak saya sendiri, membaca Qur'an serta mengajarkan hadits. Anak-anak bersekolah di sekolah sekuler dengan system American Curriculum. Saya dan suamilah yang harus mengimbangi system barat yang dalam beberapa hal tidak sesuai syariah Islam ini dengan memberi nasehat, contoh dan pendidikan Islam terutama dalam hal aqidah, mentauhidkan Allah dan melaksanakan kewajiban muslim yaitu bersyahadat, shalat 5 waktu, puasa, zakat (dalam hal ini mengajarkan mereka bersedekah) serta haji. Alhamdulillah putri kami yang sejak tahun lalu telah baligh pun telah menunaikan ibadah haji. Sungguh nikmat Allah yang begitu besar...nikmat apalagi yang saya dustakan?
Suami makin paham dengan haramnya riba dan Alhamdulillah semoga istiqomah dalam mengerjakan perintah Allah untuk memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Suami dan saya membimbing anak laki-laki kami untuk shalat wajib berjamaah di masjid serta membimbing putri kami untuk berhijab karena perintah berhijab jelas dalam Al Qur'an. Saya sendiri Alhamdulillah mulai mengenakan niqob karena Allah semata dan mengikuti sunnah Rasulullah saw. Saya sadar akan cobaan dan tantangan dibalik niqob saya ini. Seorang kawan non muslim, wanita Canada yang saya jumpai di commisary terkejut melihat saya dan saya katakan dengan baik-baik,"I hope you are not scared at me, Beth. I'm still the same, as Yessy before wearing this." InsyaAllah saya tetap akan berbuat kebajikan dalam camp ini, kepada siapa pun baik muslim maupun non muslim. Khadijah, kawan muslimah Amerika saya berkata yang maksudnya, "Sekalipun orang-orang kuffar baik di hadapan kita tapi sesungguhnya mereka tidak paham mengapa kita mengenakan niqob ini, mereka berpikir buruk tentang kita seperti penindasan laki-laki pada wanita, Islam yang ekstrim dsb tapi itulah orang-orang kuffar, yang penting kita tetap berbuat baik. Kita tidak bisa mengontrol pikiran mereka, biarlah apa pun komentar mereka karena kita melakukan ini untuk dan karena Allah sekaligus mengharap Jannah-Nya, InsyaAllah Allah akan menolong kita." Jangankan orang non muslim, sesama muslimah sendiri pun ada yang tidak suka dengan niqob. Jangankan orang lain, anak sendiri pun belum bisa menerima ibunya mengenakan niqob. Inilah cobaan dan tantangannya segala amalan pasti ada konsekwensinya. Saya berusaha luruskan niat...semata-mata karena mencari keridhoan Allah Ta'ala. Innama a'malu bin niyyah. Sesungguhnya perbuatan itu tergantung niatnya. Semoga Allah meridhoi dan menolong saya...amiin.
Alhamdulillah saya sudah diberi kemudahan Allah, hijrah dan tinggal di negara Islam dimana wanita mengenakan niqob/cadar dilindungi dan mendapat tempat istimewa rasanya saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Jangan sampai saya merugi dengan tidak mengerjakan amalan sunnah ini. Ummahatul mukminin atau mothers of believers mengenakan pakaian seperti ini atau bahkan yang jauh lebih baik daripada yang saya kenakan. Dengan pakaian seperti ini saya merasa tenang keluar untuk suatu keperluan dan dengan pakaian seperti saya merasa betah di rumah karena sebaik-baik ibadah wanita adalah di rumahnya. Dengan pakaian seperti ini saya merasa punya rem untuk tidak mengunjungi tempat-tempat dan penuh godaan syeitan dan hawa nafsu seperti shopping mall dll dan tentu saja saya tidak termotivasi belanja baju-baju, perhiasan dan make up yang bisa memboroskan harta suami saya. Semoga Allah membimbing saya untuk bersahaja dan hidup zuhud.
Saya ingin meraih surga dengan jalan termudah dari-Mu Yaa Allah..dari rumah saya sendiri.
Siapa bilang saya tidak bekerja dan menyia-nyiakan kemampuan saya?
Saya bekerja di rumah. Pekerjaan saya adalah beribadah kepada Allah.
Dengan nama Allah, saya memasak, saya mencuci, saya menyapu dan mengepel lantai, menyedot karpet supaya rumah kami bersih dan keluarga sehat serta saya membimbing dan mendidik anak-anak, memenuhi keinginan, kebutuhan dan taat pada suami....semua ini adalah pekerjaan saya yang utama, bukan karena penindasan suami terhadap saya. Inilah pilihan hidup saya yang insyaAllah akan saya pertanggungjawabkan di akherat kelak. Semoga Allah menjadikan saya istiqomah dan senatiasa menolong saya dalam pekerjaan saya ini karena sejujurnya saya ini lemah....(saya hanyalah makhluh lemah yang sedang berusaha dan selalu memohon pertolongan-Nya)...amiin.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home