Our Life

Monday, August 19, 2013

Curahan Hati dan Pikiranku Pagi Ini

Teringat bapak Amin Rais. Menurutku dia muslim yang baik. Dia punya background pendidikan agama dan politik serta punya semangat dan keberanian dalam reformasi negara. Dulu saya memilih beliau dan berharap masyarakat Indonesia memberi beliau kesempatan untuk memimpin negara. Apalagi beliau juga seorang imam shalat jama'ah. Subhanallah...tapi qadarallah, kesempatan yang saya harap atasnya tak pernah sampai. Ingat zaman dulu...saya dan suami pasang poster beliau di pintu rumah yang foto beliau memegang sapu, membersihkan "kotoran"....(tanda kutip...he he he...) lalu aku dan suami juga memakai tshirt pendukung Amin Rais...benar-benar nyeleneh...sementara orangtua dan mertua mengunggulkan bapak SBY...ha ha ha...berapa tahun yg lalu itu ya..8 atau 9 th lalu...sebelum kami memutuskan hijrah dari Indonesia.

Segala sesuatu terjadi pasti ada hikmah dari Allah Ta'Ala. Amien Rais tidak menjadi President pastilah yang terbaik menurut Allah Ta'ala. Kemundurannya dari pemilihan president  selanjutnya dan kembali pada dunia pendidikan juga yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Semoga Allah menjaga beliau...amiin. Lalu dati dunia pendidikan seseorang beralih ke pemerintahan, politik atau birokrasi. Why not? Kalau orang itu pintar, punya kemampuan untuk disumbangsihkan pada negara dan masyarakat...untuk kemaslahatan ummat, ya gak apa-apa...muslimin harus berperan dalam kekhalifahan di muka bumi ini....namun fitnah dunia itu memang berat...harta tahta wanita...seseorang yang bersahaja, bersih, tidak neko-neko bisa berubah karena mengikuti arus, system yang sudah berjalan dan sulit dirubah dan tuntutan dunia...semua itu resiko jabatan.

Suamiku pernah bilang, dia khawatir kalau balik ke Jakarta, ikutan golf (karena tuntutan profesi juga)...disibukkan oleh kesenangan dunia dan dilalaikan dari kesenangan membaca Al Qur'an dan shalat berjama'ah lima waktu di masjid. Subhanallah...semoga Allah menjaga suamiku untuk istiqomah, amiin.

 Ketika mantan dosennya terkena kasus, suamiku amat terpukul dan sulit mempercayai berita itu. Suamiku masih percaya bahwa insyaaAllah bapak itu benar karena dia merasa kenal sifat dosennya dulu yang begitu baik. Kadang-kadang orang baik lah yang jadi korban, mas...hiburku pada suami. Kita doakan yang terbaik untuk beliau...ajakku...dan mohonlah pada Allah semoga dibalik musibah yang dialaminya beliau mendapat taufik dan hidayah dari Allah untuk lebih mendekatkan diri pada Allah Swt. Semoga Allah merahmatinya...amiin. Sejauh ini suamiku hanya mampu membantu dalam doa dan menanggapi komentar teman2 nya dengan tidak memojokkan mantan dosennya itu sebaliknya menggali kebaikan-kebaikannya juga. Di sini kami sadar dan bisa merasakan bagaimana perasaan orang-orang dalam suatu kelompok yang salah seorang jagoannya terlibat kasus dengan KPK. Sedih, terpukul, tak percaya dan macam-macam perasaan mereka kan...sebagai sesama saudara seiman yang terbaik adalah mendoakan bukan malah menambah kisruh suasana, menjadi orang berkepala dua, dulu begini sekarang begitu...bukan berati mendukung yang ternyata bersalah...bukan...kalau salah ya tetap salah tapi siapakah kita, merasa lebih baik daripada orang lain dengan ghibah, menghujat apalagi fitnah...bukankan setiap manusia tak pernah luput dari cobaan dan ujian Allah...bukan tidak mungkin kita sendiri akan mengalami hal yang sama...semoga Allah menjauhkan kita dari cobaan dan ujian yang kita tidak sanggup menghadapinya, amiin.

 Semua yang menimpa saudara saudari kita itu adalah pelajaran, peringatan bagi kita untuk berhati-hati dalam mengarungi kehidupan. Apa yang ditimpakan Allah pada orang orang zaman dulu karena kezaliman mereka sendiri, Allah menjadikannya pelajaran bagi kaum selanjutnya kan...makanya kembalilah pada aturan Allah insyaaAllah kita akan selamat...alias belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu ujian keimanan bagi kita...bagaimana respon kita positif atau negatif...kenapa kita harus merasa lebih baik dari orang lain? Siapa pun kita diciptakan Allah lemah, dhoif...hawa napsu dan syeitan berbentuk jin dan manusia adalah musuh kita...semoga kita bisa membentengi diri dengan iman dan Allah menolong kita...kenapa kita tidak berprasangka baik pada sesama saudara seiman dulu...ok, kalau toh salah...biarlah hukum ditegakkan...kita doakan semoga para penegak hukum adalah orang-orang yang adil...semoga yang benar tidak menjadi salah dan yang salah tidak menjadi benar....semoga para penegak hukum selalu ingat akan beratnya tanggungjawab mereka pada atasan mereka Yang Maha Adil, Allah Al'Aziz...selalu sadar bahwa ada pengadilan Maha Tinggi fii yaumil akhir kelak...yang sangat pedih azabNya...na'udzubillahi min dzalik.

Kalau toh orang yang benar dinyatakan salah dan dipenjara...ini memang bukan hal aneh lagi...banyak orang-orang yang konsisten dalam agama dan orang yang baik dipenjarakan. Semoga Allah memberi ganti yang lebih baik dari musibah yang dialami mereka. Pernah baca buku La Tahzan (Jangan Bersedih)? Buku itu ditulis oleh ulama Saudi A'idh Al Qarni dalam penjara. MasyaaAllah laa quwwata illah billah buku ini bermanfaat sekali bagi ummat muslimin yang membacanya termasuk aku. Semoga menjadi shadaqoh jariyah dan ilmu bermanfaat yang dibagikan pada orang lain bagi beliau, semoga menjadi pahala dan bekal beliau kembali ke akherat...amiin. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang bersyukur, beruntung dalam kesusahan hidup namun terus mengingat Allah dan berbuat kebajikan, sabar dan shalat sebagai penolong kita,amiin.

Allahumma ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatik...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home