Our Life

Saturday, November 19, 2011


Oct 9, '07 10:41 PM
for everyone
Kemaren daku memenuhi undangan aqiqah anaknya tetangga sebelah dengan berbuka puasa bersama di mesjid depan apartment kami. Sekilas tentang mereka, suaminya orang Afganistan, istrinya dari Maroko dan memakai niqab/cadar. Awalnya daku pikir mereka itu agak cuek, tapi ternyata setelah kenal, istrinya ramah banget. Cuman sayangnya kami belum bisa berkomunikasi dg baik, karena dakunya ngga bisa berbahasa Jerman, sementara Ummu Muslim panggilan sister ini hanya bisa bahasa Jerman. Jadi deh klo kita ngobrol..sukanya make bahasa tarzan hehehe. Tapi di sini daku ga akan bercerita panjang lebar tentang sister ini, tapi tentang sister yang lain yang daku temui saat aqiqah kemaren itu.
Jadi ceritanya ba'da sholat maghrib, daku yang semula cuman sibuk bercuap2 dg Hafidz-kun, karena tetamu yg lain bahasanya ngga daku mengerti, di deketin sama seorang sister yg mengenakan niqab dan menyapa dg bahasa Inggris. Wahhh...alhamdulillah akhirnya daku ada temen ngobrol juga. Then jadi deh kita ngobrol ngalor ngidul, sampai akhirnya sister yang kita sebut saja Layla ini (karena doi ngajarin kalau mau tidur ucapkan 'Layla' saidah..means good night) bercerita tentang dirinya. Doi bercerita kalau dirinya 'baru ber- Islam" sejak 5 minggu kemaren. Semula daku pikir kali maksud sister ini dirinya baru convert to Islam. Tapi ternyata dari ceritanya, doi itu sudah Islam sejak kecil. Cuman sejak akil baligh sampai usia 27 tahun sekarang itu, sister Layla ini baru mengerjakan ajaran2 agama Islam. Sebelumnya doi tidak menutup aurat, suka mabuk2an...sampai ga mengerjakan sholat dan rukun Islam yang lain. Alhamdulillah Allah SWT membukakan pintu hidayah sampai akhirnya dirinya menyadari semua itu. Dan ini yang disebut oleh sister Layla sebagai 'baru ber-Islam'. Daku jadi ingat kondisi muslim di negara kita...yang pada umumnya Islam KTP. Mungkin kalau prinsip baru ber-Islamnya sister Layla diterapkan, jumlah muslim yang semula 92% akan turun menjadi 50% atau mungkin kurang.
Lanjut tentang sister Layla, ternyata 'baru ber-Islam'nya doi itu harus dibayar mahal. Orang tuanya tidak menerima dirinya yang sekarang udah menutup aurat dan memakai niqab.  Hal ini membuat daku tercengang karena ternyata orang tuanya juga Islam!. Orang tua yang seharusnya berucap syukur alhamdulillah anaknya kembali ke jalan yang benar malah justru mengucilkan anaknya.  Kejadian ini mungkin mirip yg dialami beberapa sodara2 kita yg muallaf yang dikucilkan keluarganya karena mereka pindah agama, tapi dalam hal ini dikucilkannya mereka itu masih dianggap wajar krn mereka beda agama. Jadi sesuatu yg tidak wajar jika yang melakukan hal itu adalah keluarga yg seagama. Naudzubillaahi min dzalik.
Anyway, dibalik cobaan yang dialami sister Layla, daku menjadi iri juga, sister ini baru bener2 ber-Islam, tapi doi berani dan selalu bersemangat meskipun mendapat tantangan dari keluarganya.Dan sekligus sangat bersyukur dilahirkan dan memiliki keluarga yang inshaAllah senantiasa ber-ittibaq ul Haq. " Robbanaa laa tuzigh qulubanaa ba'da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rohmatan innaka antal wahhaab", artinya  "Ya Tuhan Kami, Janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah Engkau tunjukkan jalan yang benar kepada kami dan berikanlah kepada kami dari sisi-Mu rahmat kasih sayang, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (Ali Imran :8)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home