Berkunjung ke Rumah Gösta yang Seperti Museum
Sudah lama sebenarnya saya ingin sekali melihat-lihat bagian dalam rumah asli Swedia. Selama ini saya hanya terkagum-kagum saja ketika melihat dari luar. Kebetulan ada orang Indonesia yang menikah dengan orang Swedia. Kami jadi punya kesempatan untuk melihat-lihat bagian dalam rumah asli Swedia.
Namanya Gösta (baya Yosta), seorang mantan pelaut yang menikah dengan Bu Ruth yang asli solo. Gösta dari keluarga pelaut, sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas kapal di lautan lepas. Ibaratnya di darat dia hanya numpang lahir saja. Meskipun begitu, Gösta menempuh pendidikan sampai S3 (gelarnya PhD) di bidang antropologi. Bahkan dia sempat menulis beberapa buku tentang antropologi. Namun, panggilan hidupnya adalah menjadi pelaut. Akhirnya dia mengikuti jejak leluhurnya menjadi seorang kapten kapal.
Rumah Gösta tipikal rumah Swedia banget. Rumah ini sudah cukup tua, katanya dibangun sekitar tahun 50-an. Rumahnya bercat putih, warna yang umum untuk rumah-rumah di Swedia. Rumahnya terdiri dari dua lantai, plus ruang bawah tanah, dan loteng yang paling atas. Bagian depan di lantai 1 adalah hall, tempat menaruh sepatu, jaket, jas, dan mantel. Baru masuk saja sudah kental suasana lautnya. Kotak kuncinya berbentuk pintu kanal air. Di bagian atas pintu ada rajutan ‘kristik’ ibu Gösta yang bercerita tentan kapal. Di sebelah kanan hall ada dapur. Dapur yang cukup luas nyaman. Ruangan dapur di rumah Swedia adalah salah satu ruangan favorit keluarga. Di tempat ini tidak hanya untuk makan saja, tetapi juga untuk berkumpul dengaan anggota keluarga yang lain.
Rumah Gösta tipikal rumah Swedia banget. Rumah ini sudah cukup tua, katanya dibangun sekitar tahun 50-an. Rumahnya bercat putih, warna yang umum untuk rumah-rumah di Swedia. Rumahnya terdiri dari dua lantai, plus ruang bawah tanah, dan loteng yang paling atas. Bagian depan di lantai 1 adalah hall, tempat menaruh sepatu, jaket, jas, dan mantel. Baru masuk saja sudah kental suasana lautnya. Kotak kuncinya berbentuk pintu kanal air. Di bagian atas pintu ada rajutan ‘kristik’ ibu Gösta yang bercerita tentan kapal. Di sebelah kanan hall ada dapur. Dapur yang cukup luas nyaman. Ruangan dapur di rumah Swedia adalah salah satu ruangan favorit keluarga. Di tempat ini tidak hanya untuk makan saja, tetapi juga untuk berkumpul dengaan anggota keluarga yang lain.
Di sisi yang dari hall adalah ruang utama atau ruang tamu. Ada sofa/kursi tamu, dan perabot-perabot lainnya. Di sisi sebelahnya adalah ruang kerja Gösta. Ruangan yang penuh sesak dengan barang-barang peninggalan nenek moyang Gösta. Misalnya ada kartu ucapan yang dikirimkan sendiri oleh ratu Swedia untuk ibu Gösta. Lalu ada kalender bergambar Soekarno. Di atas meja ada papan catur antik dengan bidak-bidak kunonya. Di ruang ini juga ada tempat tidur kecil untuk tiduran jika Gösta capek.
Dari hall ada tangga untuk naik ke lantai 2. Uniknya tangga ini dibuat mirip dengan tangga di kapal. Di dinding tangga ini banyak dipajang foto-foto kapal, foto kakek, foto ayah Gösta. Semuanya pelaut. Dipajang juga peta-peta kuno yang digunakan para pelaut. Ada peta kota Göteborg yang sudah berumur 300 tahun.
Dari hall ada tangga untuk naik ke lantai 2. Uniknya tangga ini dibuat mirip dengan tangga di kapal. Di dinding tangga ini banyak dipajang foto-foto kapal, foto kakek, foto ayah Gösta. Semuanya pelaut. Dipajang juga peta-peta kuno yang digunakan para pelaut. Ada peta kota Göteborg yang sudah berumur 300 tahun.
Di lantai dua ada beberapa ruangan. Ada ruang perpustakaan yang cukup besar dan berisi mungkin ratusan hingga ribuan buku. Salah satu dinding penuh dengan buku. Di dekat jendela ada meja kerja. Dan di sisi yang lain ada kamar tidur dan kamar mandi. Ada pintu kecil di pojok ruangan ini. Setelah dibuka, ternyata pintu ini adalah gudang kecil di lantai dua. Gudang untuk menyimpan barang-barang yang jarang dipakai. Di dinding-dinding ruangan ini juga banyak dipajang peta, gambar-gambar kapal. Ada juga wayang dan ornamen khas Indonesia. Salah satu yang menarik dan bersejarah adalah peta yang dicetak untuk perangko. Kabarnya ketika jama perang dulu kertas susah, jadi apa saja dicetak untuk perangko, termasuk kertas peta.
Di salah satu sisi ada tangga sempit untuk naik ke loteng paling atas. Loteng ini biasanya digunakan untuk gudang menympan barang-barang yang sudah sangat jarang dipakai. Di loteng ini juga ada kamar kecil dengan dua tempat tidur. Biasanya untuk kamar anak-anak, karena langit-langitnya pendek sekali. Ada jendela kecil untuk melihat keluar. Pemandangan dari tempat ini cukup indah.
Rumah-rumah lama Swedia umumnya juga dilengkapi dengan ruang bawah tanah. Di ruangan ini ada kamar mandi, ada juga sauna untuk mandi uap. Di sebelahnya seperti ada bengkel yang berisi berkakas-berkakas. Ruang bawah tanah juga merangkap sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang yang besar dan berat. Dari ruang bawah tanah ada pintu untuk menuju ke halaman belakang.
Halaman belakang rumah Gösta cukup luas dan asri. Ada banyak pohon dan tanaman di sini. Rumputnya pun habis dipotong sehingga tampak rapi. Kata Bu Ruth, kadang-kadang ada rusa yang masuk ke halaman ini. Maklum, rumah Gösta dekat dengan hutan kecil di sebelah perumahan.