Copas dari blog seseorang....
Baru saja aku menyelesaikan membaca buku Kisah Nyata Perjalanan Tobat,
Seorang Da’i penderita Lumpuh Total, dengan judul ” Saat Hidayah Menyapa ” karya Fariq Gasim Anuz terbitan daun publishing tahun 2010 yang dipinjamkanlah oleh salah seorang tetanggaku
Baru saja aku menyelesaikan membaca buku Kisah Nyata Perjalanan Tobat,
![bk402_saat_hidayah_menyapa (1)](http://sehat20112012.files.wordpress.com/2011/06/bk402_saat_hidayah_menyapa-1.jpg?w=110&h=150)
Kisah yang mengharukan… dan sudah seharusnya dibaca oleh siapapun juga yang berharap pelukan cinta dan kasih sayang Allah.
Selama ini kita sudah mendengar legenda malin kundang, dimana doa ibu berlaku untuk seorang anak yang durhaka.
Buku ini, menunjukkan kepada kita semua, bahwa di zaman sekarangpun Allah kembali menunjukkan Kekuasaan- Nya lewat perkatan yang keluar dari mulut seorang Bapak.
Selama ini kita sudah mendengar legenda malin kundang, dimana doa ibu berlaku untuk seorang anak yang durhaka.
Buku ini, menunjukkan kepada kita semua, bahwa di zaman sekarangpun Allah kembali menunjukkan Kekuasaan- Nya lewat perkatan yang keluar dari mulut seorang Bapak.
Bermula dari sumpah palsu yang diucapkan si anak demi menyembunyikan kebohongannya, telah menuai kata-kata emotional yang di luar kontrol dari sang Ayah.. Kun ( jadilah) maka terjadilah kata-kata yang diucapkan sang ayah yang di luar kontrolnya tersebut.
Abdullah bin Umar bin Abdullah Bani’mah, itulah sosok yang telah menuai buah dari sumpah palsu yang diucapkannya demi menutupi kebohongannya kepada sang ayah.
Masa Kecil Abdullan Bani’mah
Abdullah bin Umar bin Abdullah Bani’mah, dengan panggilan Abu Jinan lahir dari seorang ayah dan ibu yang berasal dari Yaman.
Ibu Abdullah sejak kecil telah tinggal bersama pamannya. Pada saat sang ibu berumur delapan belas tahun, ia diajak hijrah oleh pamannya ke Mekkah.
Ibu Abdullah sejak kecil telah tinggal bersama pamannya. Pada saat sang ibu berumur delapan belas tahun, ia diajak hijrah oleh pamannya ke Mekkah.
Abu Jinan, lahir di Makkah Al Mukarramah pada tanggal 14 Rabi’ul awal 1394 H bertepatan dengan tanggal 12 Agustus 1974 H.
Sejak kecil Abu Jinan, telah dididik untuk menjadi seorang yang dermawan oleh ibunya. Terbukti, Ibunya yang memiliki kulkas yang cukup besar di rumahnya, sering digunakan sebagai tumpangan bahan-bahan dapur para tetangganya. Contoh kedermawanan lain yang dipertontonkan ibunya adalah seringnya rumah Abu Jinan yang berada dekat dengan sekolah untuk dijadikan tempat menumpang mandi dan sholat oleh para pedagang yang turun dari gunung untuk berjualan di =sekolah. Bahkan Ibu Abu Jinan juga sering menyediakan masakan untuk para tetamunya tadi.
Ibu Abu Jinan juga rajin membuat es batu dan bersedeqah air es kepada orang-orang yang kehausan membutuhkan minum.
Sejak kecil Abu Jinan, telah dididik untuk menjadi seorang yang dermawan oleh ibunya. Terbukti, Ibunya yang memiliki kulkas yang cukup besar di rumahnya, sering digunakan sebagai tumpangan bahan-bahan dapur para tetangganya. Contoh kedermawanan lain yang dipertontonkan ibunya adalah seringnya rumah Abu Jinan yang berada dekat dengan sekolah untuk dijadikan tempat menumpang mandi dan sholat oleh para pedagang yang turun dari gunung untuk berjualan di =sekolah. Bahkan Ibu Abu Jinan juga sering menyediakan masakan untuk para tetamunya tadi.
Ibu Abu Jinan juga rajin membuat es batu dan bersedeqah air es kepada orang-orang yang kehausan membutuhkan minum.
Catatanku, perihal kedermawanan ibu Abu Jinan:
Sungguh luar biasa Ya Allah…rasanya malu sekali diri ini..hamba masih jauh dan sangat jauh dari apa-apa yang telah dilakukan oleh Ibu Jinan. Niat besar untuk berbagi dengan melebihkan masakan setiap hari Jum’at saja belum sanggup untuk hamba implementasikan. Baru berbagi nasi kotak yang dibawa suami hamba dari kantor, yang baru mampu untuk kami bagikan kepada qhorin dan satpam yang menjaga masjid dan komplek tempat kami tinggal. Sekali-kali Jum’at memanggil beberapa anak yatim untuk makan di rumah, itupun jarang hamba yang memasakannya, lebih sering hamba hidangkan nasi kotak dari rumah makan. Padahal ingin sekali dua tangan yang Engkau anugerahi ini memasakkan mereka, tapi itulah ya Allah… rasa berat untuk memasak dalam jumlah yang lebih, masih sulit untuk hamba tepis. Memanggil anak yatim makan dirumahpun belum sanggup hamba lakukan dengan konsisten dan kontiniu, ampunkan hamba Ya Rabb…ampunkan hamba yang belum bisa berbuat banyak dalam mengimplementasikan berbagi dalam kehidupan keluarga kami.
Ya Allah, hamba sadar.. Memuliakan tamu, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah…itulah yang telah dilakukan dengan sempurna oleh ibunda Abu Jinan.. Subhanallahu, mulia sekali dia… Rabb hamba ingin seperti dia, bantu hamba ya Rabb… bantu hamba Ya Allah… Kadang memasak untuk keluarga sendiri saja, ada saat-saatnya hamba kalah dengan godaan malas yang dibisikkan setan. Apalagi berjuang untuk memasakkan orang lain..pasti godaan malas dari setan jauh lebih besar menguasai diri ini. Rabb, bantu hamba untuk melawan godaan-godaan setan yang menyesatkan tadi.
Sungguh luar biasa Ya Allah…rasanya malu sekali diri ini..hamba masih jauh dan sangat jauh dari apa-apa yang telah dilakukan oleh Ibu Jinan. Niat besar untuk berbagi dengan melebihkan masakan setiap hari Jum’at saja belum sanggup untuk hamba implementasikan. Baru berbagi nasi kotak yang dibawa suami hamba dari kantor, yang baru mampu untuk kami bagikan kepada qhorin dan satpam yang menjaga masjid dan komplek tempat kami tinggal. Sekali-kali Jum’at memanggil beberapa anak yatim untuk makan di rumah, itupun jarang hamba yang memasakannya, lebih sering hamba hidangkan nasi kotak dari rumah makan. Padahal ingin sekali dua tangan yang Engkau anugerahi ini memasakkan mereka, tapi itulah ya Allah… rasa berat untuk memasak dalam jumlah yang lebih, masih sulit untuk hamba tepis. Memanggil anak yatim makan dirumahpun belum sanggup hamba lakukan dengan konsisten dan kontiniu, ampunkan hamba Ya Rabb…ampunkan hamba yang belum bisa berbuat banyak dalam mengimplementasikan berbagi dalam kehidupan keluarga kami.
Ya Allah, hamba sadar.. Memuliakan tamu, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah…itulah yang telah dilakukan dengan sempurna oleh ibunda Abu Jinan.. Subhanallahu, mulia sekali dia… Rabb hamba ingin seperti dia, bantu hamba ya Rabb… bantu hamba Ya Allah… Kadang memasak untuk keluarga sendiri saja, ada saat-saatnya hamba kalah dengan godaan malas yang dibisikkan setan. Apalagi berjuang untuk memasakkan orang lain..pasti godaan malas dari setan jauh lebih besar menguasai diri ini. Rabb, bantu hamba untuk melawan godaan-godaan setan yang menyesatkan tadi.
Ya Allah… hamba iri dengan ibunda Abu Jinan, tularkan lah semangat berbaginya yang luar biasa itu kepada keluarga hamba dan kepada muslim dan muslimat yang lainnya. Agar kesenjangan ekonomi yang semakin tajam ini, pelan-pelan dapat berkurang..
Kusus untuk hamba dan keluarga, hamba mohon Ya Allah…lecutlah semangat ini, berikanlah hidayah-Mu yang luar biasa, bangunkan hati yang terlelap dengan kesibukan diri sendiri ini, agar lebih peka dengan sekeliling.
Kusus untuk hamba dan keluarga, hamba mohon Ya Allah…lecutlah semangat ini, berikanlah hidayah-Mu yang luar biasa, bangunkan hati yang terlelap dengan kesibukan diri sendiri ini, agar lebih peka dengan sekeliling.
Pada saat Abu Jinan berusia lima tahun, sang ibu bermimpi, ada seorang ibu yang masuk rumah mereka dan memandang Abu Jinan degan pandangan tajam. Lalu ibu itu berujar, ” Anakmu Abdullah (Abu Jinan), jika usianya sampai delapan belas tahun nanti ia akan mati.”
Ibu Abu Jinan tidak pernah menceritakan perihal mimpi tersebut kepada siapapun juga, hingga suatu hari, tepatnya dua hari sebelum Abu Jinan mengalami kelumpuhan, ketika ia sedang menyapu lantai, ia berujar kepada dirinya sendiri,” Anakku sudah melewati delapan belas tahun sekarang, Alhamdulillah ia masih diberi umur panjang.”
Saat Abu Jinan berumur dua belas tahun, ibunya membawanya kembali pindah ke Saudi Arabia, mengingat ayahnya tinggal di Saudi, agar Abu Jinan bisa dididik oleh ayahnya juga. Namun, karena Ayah Abu Jinan telah pindah ke Jeddah, maka diboyonglah Abu Jinan dan ibunya ke Jeddah oleh sang ayah.
Mulailah Abu Jinan dan ibunya menjalani kehidupan di Jeddah. Abu Jinan mulai sekolah di Jeddah, dengan mengulang dari kelas tiga SD. Pagi hari ia sekolah dan sorenya tahfidz Al Qur’an di Masjid. Saat masih tinggal di Yaman ia telah hafal 3 Juz Al Qur’an. Namun Jeddah telah betul-betul merubah Abu Jinan. Ia mulai belajar berbohong, dengan beralasan guru tahfidznya pemarah, ia minta berhenti tahfidz, sehingga ia menjadi punya banyak waktu untuk bermain dengan teman-temannya. Tidak hanya itu bentuk kenakalan Abu Jinan, mulai memasuki SMP, ia sudah mulai belajar merokok secara sembunyi-sembunyi, bolos dari sekolah, mengerjai guru bersama-sama temannya, dengan mencopot ban mobil seorang guru. Itulah kenakalan-kenakalan Abu Jinan yang masih melekat erat di dalam ingatannya hingga hari ini.
Abu Jinan juga aktif ikut kelompok olah raga, dengan belajar karate, salto angkat besi, berenang, bahkan juga belajar silat, ilmu bela diri yang berasal dari Indonesia. Khusus untuk silat, Abu Jinan memfokuskan kepada kekuatan di bagian leher.
Saat itu Abu Jinan benar-benar berada dalam kondisi kenakalan yang luar biasa dengan kekuatan dan kesehatan yang berada pada puncaknya.
Saat itu Abu Jinan benar-benar berada dalam kondisi kenakalan yang luar biasa dengan kekuatan dan kesehatan yang berada pada puncaknya.
Namun siapa menyangka, jika Allah menghendaki seseorang yang sehat wal afiat demikian, dalam sekejap mata menjadi lumpuh total. Inilah wujud kekuasaan Allah.
Penting kiranya ditilik lagi, cita-cita Abu Jinan sebelum Lumpuh.
Sebagaimana anak-anak muda lainnya, Abu Jinan juga memiliki cita-cita-cita yang relatif mendewakan dunia, yaitu memiliki mobil terbaru serta memiliki pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang tinggi dengan fasilitas-fasilitas untuk prestise keduniawian.
Sebagaimana anak-anak muda lainnya, Abu Jinan juga memiliki cita-cita-cita yang relatif mendewakan dunia, yaitu memiliki mobil terbaru serta memiliki pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang tinggi dengan fasilitas-fasilitas untuk prestise keduniawian.
Abu Jinan lupa, Rasulullah SAW bersabda, ” Kalau seandainya aku mempunyai harta emas sebesar gunung Uhud, tentu aku menyukai untuk menginfakkannya dalam tempo tiga hari sehingga tidak tersisa satu dinar pun kecuali yang aku simpan untuk melunasi utangku untuk aku bayarkan kepada yang berhak menerimanya.
Kun Fa Yakun
Inilah saat dimana Allah menunjukkan kekuasaan-Nya kepada umat-Nya yang telah mempermainkan sumpah palsu dengan
mengatasnamakan nama-Nya.
Inilah saat dimana Allah menunjukkan kekuasaan-Nya kepada umat-Nya yang telah mempermainkan sumpah palsu dengan
mengatasnamakan nama-Nya.
Bermula dari perkataan sang ayah,” Engkau merokok!” dan dijawab oleh sang anak, ” Demi Allah Yang Maha Agung, aku tidaklah merokok!!” Jawaban tersebutpun dilafalkan sang anak dengan suara yang tinggi kepada ayahnya.
Sang anak, yang tidak lain Abu Jinan, sadar kalo ia telah berbohong dan bersumpah palsu kepada ayahnya. Namun setan telah menutupi hatinya dan melupakan ia akan sabda Nabi SAW,
” Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh nyawa (orang lain) dan sumpah ghamus ” ( HR Bukhari)
” Dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh nyawa (orang lain) dan sumpah ghamus ” ( HR Bukhari)
QS Al Isra:23 juga menyebutkan,
” Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
” Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Dengan demikian, ada dua kesalahan fatal yang telah dilakukan Abu Jinan yaitu:
1. melakukan sumpah ghamus, sumpah yang di dalamnya ia berdusta dengan sengaja. Sumpah dusta tersebut menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa dan berhak untuk di azab di neraka. Sumpah dusta ini tiada baginya tebusan kecuali taubat yang sebenar-benarnya taubat.
1. melakukan sumpah ghamus, sumpah yang di dalamnya ia berdusta dengan sengaja. Sumpah dusta tersebut menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa dan berhak untuk di azab di neraka. Sumpah dusta ini tiada baginya tebusan kecuali taubat yang sebenar-benarnya taubat.
2. Ketika abu Jinan berkata, ” Demi Allah aku tidak merokok,” ia telah mengangkat suaranya dihadapan ayahnya, jadilah suaranya lebih tinggi dari suara ayanya, padahal sang ayah sangat yakin bahwa anaknya tersebut merokok. Lalu lepaslah doa dari ayahnya, ” Jika kamu berdusta, semoga Allah mematahkan lehermu.”
Bayangkan jika saat itu, Abu Jinan diambil oleh Allah, dapat dipastikan tempatnya di neraka Allah, karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua dan marah Allah terdapat pada marah orang tua, atau jika kondisinya dibalik ayahnya yang meninggal setelah kejadian itu, bagaimana cara Abu Jinan untuk meminta maaf kepada ayahnya.
Keesokan hari, setelah ia bersumpah palsu dihadapan ayahnya, Abu Jinan pergi ke laut bersama adik dan teman-temannya untuk berenang. Tidak puas berenang di laut, mereka mendatangi kolam renang yang berada dekat laut. Namun karena kolam renang tersebut masih tutup, lalu Abu Jinan menyampikan idenya kepada teman-temannya untuk memanjat kolam renang tesebut.
Kedalaman air kolam satu setengah meter, bahkan ada yang tiga meter. Sementara tinggi Abu Jinan saat itu seratus delapan puluh sentimeter dan dalam keadaan sehal wal afiat.
Saat itulah…saat Abu Jinan melompat ke kolam renang, Allah telah menetapkan, ” Jadilah Anda Lumpuh.”
Saat itulah…saat Abu Jinan melompat ke kolam renang, Allah telah menetapkan, ” Jadilah Anda Lumpuh.”
Jadi…hanya hitungan detik, waktu antara Abu Jinan terjun hingga ia lumpuh.
Bagaimana jika saat itu ketetapan Allah, ” Jadilah engkau mati saat ini.” Sudah dapat dibayangkan tempatnya kelak di akhirat.
Saat meluncur ke kolam renang, kepala Abu Jinan membentur dasar kolam renang dan ia mendengar suara leher patah dengan jelas beberapa kali. Seketika itu juga ia lumpuh total dan tidak bisa lagi menggerakkan badan. Darahpun keluar dari hidungnya dan ia juga tidak bisa berbicara. Tak ada seorangpu yang tahu kalo ia dalam keadaan sekarat tersebut. Temannya yang mulai curiga dengan ketidakmunculan dirinya kepermukaan, di jawab oleh adiknya bahwa kakaknya memang senang menyelam, nanti pasti juga muncul ke permukaan.
Sementara itu, Abu Jinan sempat bertahan beberapa menit. Biasanya ia mampu menyelam selama dua hingga dua setengah menit. Namun saat itu untuk bertahan hidup, ia mampu menahan nafas lebih dari tiga menit. Abu Jinan sempat mengeluarkan nafas agar gelembung udara di air bisa sampai di atas kolam dan terlihat oleh teman-temannya, dengan harapan temannya segera menolong dirinya.
Bagaimana jika saat itu ketetapan Allah, ” Jadilah engkau mati saat ini.” Sudah dapat dibayangkan tempatnya kelak di akhirat.
Saat meluncur ke kolam renang, kepala Abu Jinan membentur dasar kolam renang dan ia mendengar suara leher patah dengan jelas beberapa kali. Seketika itu juga ia lumpuh total dan tidak bisa lagi menggerakkan badan. Darahpun keluar dari hidungnya dan ia juga tidak bisa berbicara. Tak ada seorangpu yang tahu kalo ia dalam keadaan sekarat tersebut. Temannya yang mulai curiga dengan ketidakmunculan dirinya kepermukaan, di jawab oleh adiknya bahwa kakaknya memang senang menyelam, nanti pasti juga muncul ke permukaan.
Sementara itu, Abu Jinan sempat bertahan beberapa menit. Biasanya ia mampu menyelam selama dua hingga dua setengah menit. Namun saat itu untuk bertahan hidup, ia mampu menahan nafas lebih dari tiga menit. Abu Jinan sempat mengeluarkan nafas agar gelembung udara di air bisa sampai di atas kolam dan terlihat oleh teman-temannya, dengan harapan temannya segera menolong dirinya.
Dalam keadan sadar tersebut, terbayang olehnya rekaman film kehidupan selama sembilan belas tahun umurnya. Berapa banyak kemaksiaatan yang telah dilakukannya, namun bayangan ketika dia memberi sedekah dan makanan kepada seorang ibu pemulung, dimana ibu pemulung itu mendoakan dirinya, juga turut hadir di detik-detik kesadarannya berakhir tersebut. Selesai mengingat rekaman ibu pemulung yang menengadahkan tangan untuk mendoakan dirinya itu, Abu Jinan meminta Allah untuk melapangkan dadanya. Dan saat itu juga ia teringat dengan, hadist Rasulullah SAW:
” Barang siapa akhir ucapannya La ilaha illallah maka ia akan masuk surga “
” Barang siapa akhir ucapannya La ilaha illallah maka ia akan masuk surga “
Kemudian Abu Jinan mengucapkan dua kalimat syahadat dengan menggerakkan bibirnya, setelah itu ia kemasukan air lalu pingsan.
Adik Abu Jinan, yang sudah mulai curiga dengan ketidak munculan kakaknya, lalu ia mulai mencari kakaknya dan menemukan kakaknya pingsan, dengan kepala terbalik.
Lalu ia mengeluarkan air dari perut kakaknya. Sewaktu dilarikan ke rumah sakit, di mobil salah seorang teman Abu Jinan berusaha memberikan nafas buatan, dan Abu Jinan sempat sadar sebentar dan berpesan kepada adiknya, saat adiknya menelepon kerumah, jika yang mengangkat telepon ibunya, jangan diberitahukan keadaannya namun jika yang mengangkat telepon ayahnya maka beritahukan keadaannya kepada ayahnya. Lalu adik Abu Jinan menelpon ke rumah, ternyata yang mengangkat ayahnya maka bergegaslah sang ayah ke rumah sakit King Fahd, disusul ibunya yang datang sambil menangis.
Adik Abu Jinan, yang sudah mulai curiga dengan ketidak munculan kakaknya, lalu ia mulai mencari kakaknya dan menemukan kakaknya pingsan, dengan kepala terbalik.
Lalu ia mengeluarkan air dari perut kakaknya. Sewaktu dilarikan ke rumah sakit, di mobil salah seorang teman Abu Jinan berusaha memberikan nafas buatan, dan Abu Jinan sempat sadar sebentar dan berpesan kepada adiknya, saat adiknya menelepon kerumah, jika yang mengangkat telepon ibunya, jangan diberitahukan keadaannya namun jika yang mengangkat telepon ayahnya maka beritahukan keadaannya kepada ayahnya. Lalu adik Abu Jinan menelpon ke rumah, ternyata yang mengangkat ayahnya maka bergegaslah sang ayah ke rumah sakit King Fahd, disusul ibunya yang datang sambil menangis.
Ayahnya Abu Jinan menyesal, menangis melihat penderitaan anaknya, sembari mendoakan kebaikan setelah kejadian tersebut, ” Allahu yakhtaru laka ath thayyib” ” Semoga Allah memilihkan kebaikan untukmu”, Allahu yakfika syarraka” “Semoga Allah mencukupimu dari keburukanmu”. Sementara sang ibu mendoakannya, ” Semoga Allah mengganti teman-teman dengan teman-teman yang shaleh.”
Sementara Abu Jinan sendiri, tidaklah menyalahkan ayahnya,namun menyalahkan dirinya sendiri. Ini dianggapnya sudah merupakan takdir Allah yang harus ia terima dengan ridho dan dengan berprasangka baik pada Allah.
Sementara Abu Jinan sendiri, tidaklah menyalahkan ayahnya,namun menyalahkan dirinya sendiri. Ini dianggapnya sudah merupakan takdir Allah yang harus ia terima dengan ridho dan dengan berprasangka baik pada Allah.
Proses di Rumah Sakit
Dokter yang merawat Abu Jinan mengatakan,”Sesungguhnaya manusia normal jika aliran oksigen yang menuju otak terhenti hanya dalam jangka waktu empat menit saja, maka ia akan tertimpa stroke dan apabila terhenti enam menit saja maka ia akan mati.”
Dokter yang merawat Abu Jinan mengatakan,”Sesungguhnaya manusia normal jika aliran oksigen yang menuju otak terhenti hanya dalam jangka waktu empat menit saja, maka ia akan tertimpa stroke dan apabila terhenti enam menit saja maka ia akan mati.”
Sementara itu, Abu Jinan berada di dalam air sekitar lima belas menit, sehingga sangat sulit untuk berharap ia akan pulih seperti sedia kala, dengan kata lain sangat sulit untuk mengobati penyakitnya. Lebih lanjut dokter mengatakan, ” Alhamdulillah ia masih hidup,padahal tulang leher bagian ketiga, keempat dan kelima patah.”
Dalam mengambil tindakan medis terhadap Abu Jinan, beberapa dokter berbeda pendapat, ada yang berpendapat perlu dilakukan operasi, sebagian lain berpendapat tidak perlu.
Setelah 17 hari, operasi dilakukan karena ditemukan nanah dilehernya.
Sebagian dokter berkata bahwa sesungguhnya tatkala seseorang berada dalam keadaan seperti ini selama tiga hari saja, maka kemungkinan besar ia akan terkena kanker.
Sementara itu, Abu Jinan telah berada di rumah sakit tersebut selama empat tahun.
Saat-saat yang berat baginya adalah tatkala ia harus menjalani operasi baik yang besar maupun yang kecil, enam diantaranya operasi di leher.
Sedikitnya dibutuhkan waktu 11 jam untuk melakukan satu kali operasi. Hari pertama masuk rumah sakit, dokter melubangi tenggorokannya untuk memasukkan selang agar ia bisa bernafas dengan oksigen. Dokter juga memindahkan beberapa bagian dari tubuhnya untuk dipindahkan ke bagian leher. Sebagian dari paru-parunya juga diambil karena paru-parunya sempat berhenti bekerja akibat terendam air.
Dalam mengambil tindakan medis terhadap Abu Jinan, beberapa dokter berbeda pendapat, ada yang berpendapat perlu dilakukan operasi, sebagian lain berpendapat tidak perlu.
Setelah 17 hari, operasi dilakukan karena ditemukan nanah dilehernya.
Sebagian dokter berkata bahwa sesungguhnya tatkala seseorang berada dalam keadaan seperti ini selama tiga hari saja, maka kemungkinan besar ia akan terkena kanker.
Sementara itu, Abu Jinan telah berada di rumah sakit tersebut selama empat tahun.
Saat-saat yang berat baginya adalah tatkala ia harus menjalani operasi baik yang besar maupun yang kecil, enam diantaranya operasi di leher.
Sedikitnya dibutuhkan waktu 11 jam untuk melakukan satu kali operasi. Hari pertama masuk rumah sakit, dokter melubangi tenggorokannya untuk memasukkan selang agar ia bisa bernafas dengan oksigen. Dokter juga memindahkan beberapa bagian dari tubuhnya untuk dipindahkan ke bagian leher. Sebagian dari paru-parunya juga diambil karena paru-parunya sempat berhenti bekerja akibat terendam air.
Selama sembilan bulan ia bernafas menggunakan oksigen yang dimasukkan lewat selang di tenggorokannya. Dan selama sembilan itu juga, ia tidak dapat berbicara. Hanya suara “ch ch ch” yang mampu ia keluarkan dari mulutnya untuk berkomunikasi dengan suster.
Itu adalah kondisi yang maha berat buatnya. Tidak ada yang tahu jika ia lapar, jika disuapi makanan, orang tidak tahu kapan ia sudah kenyang, sehingga ia terus saja disuapi walo ia sudah kenyang.
Selama sembilan bulan itu juga ia dipasangi penyangga leher yang memiliki dua baut di kedua sisi kepalanya, sementara di belakang kepalanya terdapat rantai yang berbobot hingga 20 kg yang berfungsi sebagai penahan kepalanya. Semua itu dikatakan dokter adalah untuk kebaikannya.
Itu adalah kondisi yang maha berat buatnya. Tidak ada yang tahu jika ia lapar, jika disuapi makanan, orang tidak tahu kapan ia sudah kenyang, sehingga ia terus saja disuapi walo ia sudah kenyang.
Selama sembilan bulan itu juga ia dipasangi penyangga leher yang memiliki dua baut di kedua sisi kepalanya, sementara di belakang kepalanya terdapat rantai yang berbobot hingga 20 kg yang berfungsi sebagai penahan kepalanya. Semua itu dikatakan dokter adalah untuk kebaikannya.
Selama tujuh bulan, ia tidak boleh menoleh ke kanan dan kekiri karena dapat berakibat fatal terhadap sum sum tulang belakangnya. Menyikapi kondisi tersebut, Abu Jinan mengibaratkan bahwa penyangga leher yang dipasangkan dokter sebagai hukuman dari Tuhan akibat kemaksiatannya.
Namun tak bisa dipungkiri, selama itu juga, ia menangis siang dan malam tanpa bisa bicara untuk mengungkapkan perasaannya.
Namun tak bisa dipungkiri, selama itu juga, ia menangis siang dan malam tanpa bisa bicara untuk mengungkapkan perasaannya.
Yang lebih pedih lagi,
pernah dari salah satu operasi yang dilakukan , ia harus disuntik sebanyak dua kali setiap harinya selama tiga bulan. Harga suntikan sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah! Setiap kali suntikan masuk ketubuhnya, maka ia merasakan seperti api membakar perutnya. Rasa yang sangat sakit sekali.
pernah dari salah satu operasi yang dilakukan , ia harus disuntik sebanyak dua kali setiap harinya selama tiga bulan. Harga suntikan sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah! Setiap kali suntikan masuk ketubuhnya, maka ia merasakan seperti api membakar perutnya. Rasa yang sangat sakit sekali.
Pada kesempatan lain,saat ia hanya mendapatkan makanan dari cairan infus, dimana selang yang dimasukkan seorang suster dari hidung hingga sampai kedalam perutnya yang terlalu keras, telah menyebabkan sakit dibagian perut dan setelah sejam berlalu keluarlah darah yang banyak. Akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasinya, namun dengan tingkat keberhasilannya yang hanya lima persen. Saat itu juga dokter memberi tambahan darah sebanyak 39 kantong kepadanya, akibat dari pendarahan hebat yang telah terjadi.
Operasi itupun dilakukan tanpa bius. Dikarenakan jika bius dilakukan kepada tubuh yang kekurangan darah, maka bisa mengakibatkan stroke pada otak. Saat operasi itu juga, ia mendapatkan 32 jahitan yang dilakukan dokter dalamkeadaan ia sadar atau tanpa dibius. Maka dapat dibayangkan, luar biasanya rasa sakit yang dideritanya saat operasi dan saat proses jahitan dilakukan.Tubuhnya serasa dicincang-cincang, sakit yang tak terkirakan dari ujung rambut hingga ke ujung kakinya. Tapi untunglah operasi tersebut berlansung dengan sukses.
Operasi itupun dilakukan tanpa bius. Dikarenakan jika bius dilakukan kepada tubuh yang kekurangan darah, maka bisa mengakibatkan stroke pada otak. Saat operasi itu juga, ia mendapatkan 32 jahitan yang dilakukan dokter dalamkeadaan ia sadar atau tanpa dibius. Maka dapat dibayangkan, luar biasanya rasa sakit yang dideritanya saat operasi dan saat proses jahitan dilakukan.Tubuhnya serasa dicincang-cincang, sakit yang tak terkirakan dari ujung rambut hingga ke ujung kakinya. Tapi untunglah operasi tersebut berlansung dengan sukses.
Operasi ini juga, yang merupakan sebab ia mulai bisa berbicara setelah berlalu sembilan bulan. Menjelang operasi dilakukan, ia mendengar ibunya menangis, lantas ia berkata kepada dokter bahwa ia ingin bicara dengan ibunya,”ibu..ibu…”. Lalu para dokter menyingkirkan kapas dari matanya, lalu ia berkata kepada ibunya,’ “Aku baik-baik saja, wahai ibu…ibu jangan menangis…ibu jangan khawatir.”
Namun setelah operasi dilakukan, Abu Jinan tidak bisa bicara lagi.
Namun setelah operasi dilakukan, Abu Jinan tidak bisa bicara lagi.
Lalu bagaiman Abu Jinan bisa berbicara lagi??
Semuanya itu atas izin Allah. Tatkala itu tenggorokannya tersumbat dengan darah atau lainnya, lalu entah bagaimana lantas keluarlah udara dari mulutnya hingga iapun dapat menggerakkan kedua bibirnya. setelah itu ia langsung dapat berkata-kata dengan ibunya dengan isyarat bibirnya,” teteskanlah air ke dalam tenggorokankku ini.”
Setelah lelah berusaha memberitahukan kepada ibunya tentang hal darurat itu, akhirnya ibunya dapat memahami isyarat bibirnya tersebut. Tatkala ibunya meneteskan air kedalam tenggorokannya dengan jari-jarinya hingga akhirnya keluarlah udara dari mulutnya. Seiring dengan itu, terbukalah tenggorokannya, sehingga ia dapat berbicara seperti biasanya. Dan itu adalah yang ia namakan karunia dari sang Illahi.
Semuanya itu atas izin Allah. Tatkala itu tenggorokannya tersumbat dengan darah atau lainnya, lalu entah bagaimana lantas keluarlah udara dari mulutnya hingga iapun dapat menggerakkan kedua bibirnya. setelah itu ia langsung dapat berkata-kata dengan ibunya dengan isyarat bibirnya,” teteskanlah air ke dalam tenggorokankku ini.”
Setelah lelah berusaha memberitahukan kepada ibunya tentang hal darurat itu, akhirnya ibunya dapat memahami isyarat bibirnya tersebut. Tatkala ibunya meneteskan air kedalam tenggorokannya dengan jari-jarinya hingga akhirnya keluarlah udara dari mulutnya. Seiring dengan itu, terbukalah tenggorokannya, sehingga ia dapat berbicara seperti biasanya. Dan itu adalah yang ia namakan karunia dari sang Illahi.
Sejak itu, ia sering keluar masuk rumah sakit dan sudah menghabiskan biaya sekitar setengah juta riyal. Walaupun kemungkinan keberhasilan operasinya kadang sangat kecil, namun upaya terus dilakukan oleh Abu Jinan dan orang tuanya.
Hasil akhir, Abu Jinan tetaplah lumpuh,walaupun telah dilakukan 16 kali operasi.
Tidak hanya itu, sesungguhnya Abu Jinan juga sudah empat kali menyaksikan peristiwa kematian. Bahkan ada dokter yang mengatakan ia adalah mayat hidup. Dokter memang telah menyelamatkan ia dari kematian.
Kesabaran, itulah hadiah terindah dari Allah yang dirasakan Abu Jinan kepada dirinya, dalam menyikapi keadaan dirinya.
Tidak hanya itu, sesungguhnya Abu Jinan juga sudah empat kali menyaksikan peristiwa kematian. Bahkan ada dokter yang mengatakan ia adalah mayat hidup. Dokter memang telah menyelamatkan ia dari kematian.
Kesabaran, itulah hadiah terindah dari Allah yang dirasakan Abu Jinan kepada dirinya, dalam menyikapi keadaan dirinya.
Namun, ada catatan penting, dari rekaman hidupnya yang tak terlupakan olehnya dan selalu terbayang olehnya, setia kali ia akan memasuki kamar operasi. Adalah tengadahan tangan dan doa yang dihaturkan oleh seorang ibu pemulung kepada dirinya yang telah membelikan makanan kepada sang ibu. Itu juga juga yang dirasakannya, salah satu sebab suksesnya rangkaian operasi-operasi yang telah dijalankannnya
Selanjutnya, Ibu Jinan berseru kepada Allah,”Wahai Abdullah, aku memohon kepada Allah agar penyangga leher dan kepala ini sebagai kaffarah (penghapus dosa) untukmu.
Untuk kita, yang masih diberi kesehatan oleh Allah, Abu Jinan ingin mengingatkan kita semua,berapa banyak dari umat ini yang tertimpa musibah dengan mendengarkan lagu dan musik? jika malaikat maut datang saat mereka sedang main musik atau sedang bernyanyi, apakah mereka bisa meminta kepada malaikat maut untuk menunda mencabut nyawanya hingga ia diberi waktu dulu untuk bertaubat
Untuk itu Abdullah (Abu Jinan) mengajak kita untuk mengenal Allah, karena jika kita tidak mengenal Allah, maka jangan harap Allah juga akan mengenal kita.
Dahuluilah melakukan apa yang dicintai Allah daripada mengedepankan nafsu, dengan demikian Allah akan meneguhkan kita didunia dan diakhirat.
Dahuluilah melakukan apa yang dicintai Allah daripada mengedepankan nafsu, dengan demikian Allah akan meneguhkan kita didunia dan diakhirat.
Mengapa manusia takut menerobos lampu merah?? itu adalah karena adanya polisi yang mereka takutkan akan menilang mereka.
Namun, sudah berapa banyakkah rambu-rambu Allah yang telah kita langgar?? itu semua terjadi karena kita belum mengagungkan Allah dan belum mengagungkan Allah seagung-agungnya.
Namun, sudah berapa banyakkah rambu-rambu Allah yang telah kita langgar?? itu semua terjadi karena kita belum mengagungkan Allah dan belum mengagungkan Allah seagung-agungnya.
Sekarang, Abu Jinan telah tumbuh menjadi seorang Da’i yang disegani di Arab dengan hidayah yang diberikan Allah, walaupun ia lumpuh, namun ia dengan keterbatasannya itu telah melakukan syiar islam hingga ke Mesir. Banyak ulama yang mengunjunginya, dan banyak juga televisi yang mewawancarai, untuk mengetahui lebih dekat sosok dirinya.
Sebelum ia memiliki seorang istri,ibunya lah yang melayani segala kebutuhannya. Ibunya telah menjelma menjadi perawat pribadi terbaik baginya. Ibunya tahu bagian dada mana yang harus dipencet demi mengeluarkan lendir tatkala ia flu,dan ibunya juga yang mengeluarkan kotoran Abu Jinan setiap sepuluh hari dengan tangannya. Sosok Ibu buat Abu Jinan adalah sosok yang sangat luar biasa dan sangat berjasa dalam hidupnya.
posted by A slave of Allah @ 1:04 AM
0 Comments:
Post a Comment
<< Home