Our Life

Sunday, February 14, 2021

Ketakwaan Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy


Bismillaah, insyaaAllah aku akan menulis lagi. Tidak akan ada orang yang menerbitkan tulisanku kecuali diriku sendiri. Selama tulisan ini berisi kebaikan, mudah-mudahan bermanfaat buatku, anak-anakku, cucu keturunanku dan siapa pun yang membacanya bi idznillah. 

Aku sangat tertarik dengan kisah ummul mukminin Zainab binti Jahsy radiallahu anha selama ia menjadi istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam hingga setelah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam wafat. Ketakwaannya, terutama dalam bersedekah serta sikapnya yang waraa atau berhati-hati dalam berbicara, menjaga pendengaran dan lisannya dalam menyampaikan sesuatu yang tidak diketahuinya secara langsung amat sangat menyentuh hatiku. 

Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wassalam masih hidup, Zainab binti Al Jahsy radiallahu anha yang pandai menyamak kulit, beliau membuat sesuatu dengan tangannya yang kemudian ia jual lalu sebagian dari hasil penjualannya ia sedekahkan pada fakir miskin.

Kemudian semenjak Abu Bakar radiallahu anhu menggantikan Rasulullah shalallahu alaihi  wassalam sebagai Khalifah, memberikannya uang dan juga kepada istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam lainnya, Zainab binti Jahsy radiallahu anha tidak mempergunakan uang tersebut kecuali untuk disedekahkan kepada yang membutuhkan, dengan bantuan budaknya yang menyampaikankan sedekah tersebut pada siapa saja yang disebut oleh Zainab binti Jahsy radiallahu anha.

Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar radiallahu anha pernah mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata bahwa setelah ia wafat, istri yang lebih dulu menyusulnya adalah yang paling panjang tangannya. Lalu mereka, para istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sering mengukur panjang tangan mereka dan yang paling panjang tangannya adalah Saudah binti Harrits. Namun ternyata yang paling dulu menyusul Rasulullah shalallahi alaihi wassalam adalah Zainab binti Jahsy radiallahu anha yang paling banyak bersedekah.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak melarang istrinya berkarya,  menghasilkan uang untuk bersedekah. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah menganjurkan kan para wanita untuk bersedekah

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, ‘Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasûlullâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih mampu mengalahkan laki-laki yang berakal dibandingkan kalian.’Wanita tersebut berkata lagi, ‘Wahai Rasûlullâh, apa (yang dimaksud dengan) kurang akal dan agama?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kurang akal karena persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian satu orang laki-laki, inilah makna kekurangan akal. Dan seorang wanita berdiam diri selama beberapa malam dengan tidak shalat dan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan (karena haidh), inilah makna kekurangan dalam agama.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home