Masih tentang hal memaafkan....
Bismillah
Kenikmatan apa pun yang Allah berikan di dunia ini padaku, semoga tidak membuatku tertipu.
Hingga aku lalai apalagi tak sadar sampai menukar kenikmatan yang kekal di akherat dengan yang fana di dunia. Na'udzubillahi min dzalik. Sesungguhnya yang di sisi Allah jauh lebih baik.
Semoga Allah menjagaku dari fitnah harta. Aku ridha tangan ini tak menyimpan harta suami apalagi mengumpulkannya. Semuanya diurus suami dibantu orangtua dan keluarganya di tanah air. Alhamdulillah, merupakan nikmat Allah, semoga hisabku di akherat bisa lebih ringan kelak, aamiin.
Tapi masih aja terdengar kata kata yang membuatku sedih, sedihnya lagi hanya karena harta. Kata-kata yang hanya prasangka buruk padaku. Tak apa...Alhamdulillah ala kulli hal. Aku tak ingin membahasnya di sini. Aku hanya ingin sharing tentang sifat memaafkan...
Memaafkan itu lebih utama dan disukai Allah. Teringat kisah nabi Yusuf as yang memaafkan saudara saudaranya yang menceburkannya ke dalam sumur lalu meninggalkannya sendirian. Teringat pertolongan Allah dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada nabiNya kemudian, nabi Yusuf as. Kisah para nabi, istri istri Rasulullah saw, sahabat, tabi'in, tabi'ut, orang shalih selalu menjadi inspirasi bagiku, Alhamdulillah...
Maa zaadallahu ta'aalaa abdan bi'afwin illaa 'izzan
"Dan Allah tidak akan memberikan tambahan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan." [1]
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Abu Hurairah ra berkata,"Seseorang telah mencela Abu Bakar ra, sedangkan Nabi saw ketika itu bersama mereka. Nabi merasa kagum, lalu tersenyum. Ketika orang itu memperbanyak cercaannya maka Abu Bakar menimpali sebagian yang diucapkannya. Nabi pun marah dan beranjak pergi. Abu Bakar ra, kemudian menyusul beliau dan bertanya,"Wahai Rasulullah, orang itu telah mencerca diriku dan engkau tetap duduk. Namun, di saat aku menimpali sebagian yang diucapkannya, mengapa engkau marah dan berdiri?" Rasulullah saw menjawab, "Bersamamu tadi ada malaikat yang menimpali orang itu. Akan tetapi, ketika engkau menimpali sebagian yang telah diucapkannya, setan pun datang, dan aku tidak mau duduk bersama setan." Kemudian beliau bersabda, yang artinya:
"Hai Abu Bakar, ada tiga perkara yang semuanya adalah hak. Tidak ada seorang hamba yang dizalimi dengan satu kezaliman kemudian dia memaafkannya karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya karena perbuatannya itu dan akan menolongnya. Dan tidaklah seseorang yang membukakan pintu untuk menyampaikan suatu pemberian dengan niat bersilaturahmi, melainkan Allah akan memperbanyak hartanya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu untuk meminta-minta dengan niat memperbanyak hartanya, melainkan Allah swt akan semakin menyedikitkan hartanya." [2]
[1] dan [2] Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 Muhammad Nasib Ar Rifa'i hal 248, 249
Kenikmatan apa pun yang Allah berikan di dunia ini padaku, semoga tidak membuatku tertipu.
Hingga aku lalai apalagi tak sadar sampai menukar kenikmatan yang kekal di akherat dengan yang fana di dunia. Na'udzubillahi min dzalik. Sesungguhnya yang di sisi Allah jauh lebih baik.
Semoga Allah menjagaku dari fitnah harta. Aku ridha tangan ini tak menyimpan harta suami apalagi mengumpulkannya. Semuanya diurus suami dibantu orangtua dan keluarganya di tanah air. Alhamdulillah, merupakan nikmat Allah, semoga hisabku di akherat bisa lebih ringan kelak, aamiin.
Tapi masih aja terdengar kata kata yang membuatku sedih, sedihnya lagi hanya karena harta. Kata-kata yang hanya prasangka buruk padaku. Tak apa...Alhamdulillah ala kulli hal. Aku tak ingin membahasnya di sini. Aku hanya ingin sharing tentang sifat memaafkan...
Memaafkan itu lebih utama dan disukai Allah. Teringat kisah nabi Yusuf as yang memaafkan saudara saudaranya yang menceburkannya ke dalam sumur lalu meninggalkannya sendirian. Teringat pertolongan Allah dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada nabiNya kemudian, nabi Yusuf as. Kisah para nabi, istri istri Rasulullah saw, sahabat, tabi'in, tabi'ut, orang shalih selalu menjadi inspirasi bagiku, Alhamdulillah...
Maa zaadallahu ta'aalaa abdan bi'afwin illaa 'izzan
"Dan Allah tidak akan memberikan tambahan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan." [1]
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Abu Hurairah ra berkata,"Seseorang telah mencela Abu Bakar ra, sedangkan Nabi saw ketika itu bersama mereka. Nabi merasa kagum, lalu tersenyum. Ketika orang itu memperbanyak cercaannya maka Abu Bakar menimpali sebagian yang diucapkannya. Nabi pun marah dan beranjak pergi. Abu Bakar ra, kemudian menyusul beliau dan bertanya,"Wahai Rasulullah, orang itu telah mencerca diriku dan engkau tetap duduk. Namun, di saat aku menimpali sebagian yang diucapkannya, mengapa engkau marah dan berdiri?" Rasulullah saw menjawab, "Bersamamu tadi ada malaikat yang menimpali orang itu. Akan tetapi, ketika engkau menimpali sebagian yang telah diucapkannya, setan pun datang, dan aku tidak mau duduk bersama setan." Kemudian beliau bersabda, yang artinya:
"Hai Abu Bakar, ada tiga perkara yang semuanya adalah hak. Tidak ada seorang hamba yang dizalimi dengan satu kezaliman kemudian dia memaafkannya karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya karena perbuatannya itu dan akan menolongnya. Dan tidaklah seseorang yang membukakan pintu untuk menyampaikan suatu pemberian dengan niat bersilaturahmi, melainkan Allah akan memperbanyak hartanya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu untuk meminta-minta dengan niat memperbanyak hartanya, melainkan Allah swt akan semakin menyedikitkan hartanya." [2]
[1] dan [2] Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4 Muhammad Nasib Ar Rifa'i hal 248, 249
0 Comments:
Post a Comment
<< Home