Our Life

Sunday, July 14, 2013

Cerita ramadan

Subhanallah meskipun tinggal di negara non muslim kami tetap merasakan syiar-syiar Islam. Memang dalam beberapa hal ada ritual bid'ah dalam mesid jawa. Semoga dakwah sunnah wal jama'ah bisa sampai ke sini, bi idznillah. Kepikiran juga tuk cari info bagaimana mendatangkan buku buku Islam salafi dari Saudi dalam bahasa Thai. Seandainya bisa bahasa Thai...ingin juga dakwah pada ibu ibu disini...ha ha ha muluk2 amat ya, dlm bahasa Indonesia aja dan pada anak2 serta kerabat dekat aja belum bisa.

Kembali ke ramadan. Subhanallah bulan penuh berkah ini, dimana orang orang berlomba lomba memberi makanan bagi orang yang berpuasa, memperbanyak sedekah terutama pada fakir miskin. Seandainya tidak hanya di bulan ramadan insyaAllah kemiskinan dalam ummat Islam bisa berkurang ya...Begitu juga suasana yang saya rasakan pada bulan ramadan yang kedua tinggal di Bangkok. Biasanya saya dan kakak berbuka puasa di rumah tapi weekend ini suami mengajak kami sekeluarga berbuka puasa sekaligus shalat tarawih di KBRI (malam minggu) dan malam senin di mesjid jawa.

Pak Dubes dan bu Dubes di sini masyaaAllah laa hawla wa laa quwwata illah billah  sangat disukai dan dikagumi warga Indonesia di Thailand khususnya Bangkok, termasuk kami sekelg karena beliau dan istri sangat baik, ramah dan mau berbaur akrab dengan warganya. Beliau juga mengimami shalat jama'ah maghrib, lalu dengan begitu antusias mempersilahkan warganya untuk menikmati hidangan berbuka puasa sementara beliau mengambil makanan belakangan, subhanallah...
Ketika ngobrol-ngobrol dengan suami tentang buka puasa tadi, saya bilang kalau mau jadi pemimpin mas, wajib baca buku risalah nabi Muhammad saw dan kisah hidup Abu Bakar ra dan Ummar bin Khatab ra yang dikenal sebagai khalifah yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Sekarang buka puasa di mesjid jawa, subhanallah saya merasa sudah menjadi bagian dari kampung jawa ini. Semoga suami dan anak-anak juga merasakan hal yg sama. Suami saya mengajak saya,"Yuk ke mesjid, ditanyain sama orang-orang di sana...madam mana?"
Haji Slamet muadzin mesjid mengkordinir makanan untuk orang orang dengan baik, masyaAllah beliau sendiri baru makan setelah tugasnya beres, yaitu jama'ah selesai makan dan siap2 wudhu untuk shalat isya. Adik pak Slamet, penjaga kebersihan mesjid (marbot) membekali kami dengan makanan. Dan Alhamdulillah niat ingin menemui bapak tua penjaga pintu sekolah di sekolah anak-anak ternyata ade melihat dia ada di mesjid. Allahu Akbar baru niat ingin nemuin aja, Allah sudah meridhoi, Alhamdulillah atas idzin Allah saya ketemu di mesjid jadi tidak harus ke sekolah. Ibu ibu-tetangga kami sewaktu tinggal di pondok kecil milik kelg Dahlan juga senang melihat saya, saya pun kangen dengan mereka. Kami biasa saling menyapa dengan mengucap salam, Assalamu'alaikum jika bertemu. Kadang-kadang saling mengantar makanan. Ah, indahnya ukhuwah Islamiyah. Anak-anak di mesjid juga menghampiri saya dan menyalami saya...Oh yaa Allah jadikanlah anak-anak kami, anak-anak ummat Islam ini orang-orang yang benar benar beriman padaMu (mukminin)...amiin.

Jadi siapa bilang tinggal di negeri kafir jauh dari kehidupan Islami. Tergantung orangnya, mau mendekat atau menjauh. Kalau mau dicari...ada aja kok komunitas muslim seperti di Ramkhamhaeng, soi Pechaburi 7, sekitar mesjid Haroon, mesjid Jawa, mesjid Indonesia, mesjid Mirasudeen...Ternyata di Bangkok ini lumayan jumlah mesjidnya.  Kami sempat ke bazar halal food di Ramkhamhaeng bulan lalu. Banyak juga wanita berjilbab dan ada yang bercadar seperti saya. Alhamdulillahilladzi bi ni'mati tatimus sholihiin...di kota ini saya malah tidak dianggap aneh atau seperti orang jahat oleh orang-orang lokal kalaupun ada mereka tidak mengganggu hanya bisik2 atau dlm hati aja kali yaa...beda sekali jika saya berada di kota kelahiran saya sendiri tapi Alhamdulillah ala kulli hal...semoga kelak jika kami kembali Allah selalu menolong saya,amiin.

Jadi ingat film mahrab cinta yg gak sengaja suami saya temuin di youtube terus kita nonton bareng.
Si dai muda Syamsul bilang...saya adalah orang yang nekat berubah jadi baik. Jadi jangan takut untuk menjadi baik...iya ya...saya juga orang yang nekat memakai jilbab syariah terserah orang mau bilang apa, bagi saya sekarang hidup lebih terarah, makin takut melewati batas rambu rambu Allah, makin terjaga semoga Allah selalu menjaga keikhlasan hati saya, amiin. Orang bilang, kalau saya sih...selama wajah saya tidak jadi fitnah buat apa ditutupi. Iya, saya sadar saya tidak cantik...menutupi wajah menurut beberapa mahzab memang wajib bagi yg cantik supaya tidak menjadi fitnah. Tapi mahzab tersebut juga mengemukakan bahi yg tidak cantik dan menutupinya berati sunnah. Saya ingin bisa mengerjakan sunnah tersebut, mengikuti ummahatul mukminin, menjadikannya role model bagi diri saya. Semoga bisa juga mengerjakan sunnah yang lain, mencintai saudari seiman seperti mencintai diri saya sendiri sehingga ridho memberikan/meminjami sesuatu yang saya cintai. Allahu a'lam...


0 Comments:

Post a Comment

<< Home