Our Life

Saturday, January 21, 2012

Saya mengenal Devi, wanita muda yg aktif dan sholeha ini di KL...saya bersyukur bisa mengenalnya, kegiatan dan tulisannya di email seperti dibawah ini  memotivasi saya utk menjalani hdp lebih baik & manfaat dan berusaha senantiasa di jalan yang diridhoi Allah...

Ntah kenapa  hari ini, di hari ulang tahun suami saya tercinta saya ingin berbagi kisah .  Semoga yang saya tuliskan bermanfaat.. Saya bukan tipe orang yang merayakan ulang tahun dan juga saya ini orangnya sangat pelupa.  Namun karena seminggu sebelum ulang tahun beliau kedua bocah kecil saya sibuk sekali.  Mulai dari Radhi yang sudah membongkar celengannya buat membeli kursi plastik untuk ayahnya.  Memilih kertas kado sampai 4 biji besar-besar, membeli pita yang senada.  Terakhir dia minta kadonya dibungkus di counter khusus pembungkusan kado..
Dasar anak kecil polos, tanpa malu-malu dia bawa kursi plastik besar itu ke si mba penjaga counter.  Sampe si mba terbengong-bengong dan tersenyum. 
Saya bilang saja; “Tolong dibungkus kak, itu gift untuk ayahnya”…
”ooo” si mba pun menganguk-angguk. 
Kursi itu sebenarnya bukan barang mahal hanya RM 7 saja, tapi saya belajar makna keikhlasan darinya.  Radhi tahu ayahnya sedang sakit kakinya, jadi kalau dibelikan kursi plastik untuk duduk saat mandi pasti sangat membantu. Ditambah lagi hadiah itu dia beli sendiri dari tabungannya, dan dia memilih kado yang terbesar dan terbaik untuk orang yang dicintainya. 
Adenya kannin yang masih 3 tahun pun ga mau kalah, datang juga  membawa sepasang kaus kaki ke counter gift tersebut.  Tak lupa dia memilih bungkus kado kembang-kembang yang sungguh aduhai warnanya..
“Maaf kak ini tolong dibungkus juga ya”
Si mba semakin tersenyum melihat kedua polah anak saya.
Akhirnya saya belikan baju kemeja kembar tiga untuk suami saya dan anak-anak sebagai hadiah dari saya.  Ditambah nasi kuning saya rasa cukup.. Saya tuliskan surat untuknya, memang ini bukan ritual yang biasa saya lakukan.  Namun saya sungguh bersyukur sampai hari ini, saya diberikan kesempatan masih bersamanya hingga usianya sekarang.  Semoga usianya adalah usia yang berkah di dunia sehingga kelak amalannya dapat memenuhi buku catatan amalnya di akhirat..  Teriring doa semoga kita semua kelak dikumpulkan bersama di SyurgaNya..Amin
Kelahiran dan kematian telah ditetapkan disisi Allah.  Sebagai sesuatu yang ghaib...
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal  (31:34)
Akhir-akhir ini saya sering mendengar berita duka cita dari orang-orang yang saya kenal. Mulai dari inbox di mailbox, berita sms, telephone , facebook, bahkan dari ngobrol-ngobrol bersama teman.
Kadang berita kematian menjadi berita standar yang kita dengar  setiap hari di seluruh penjuru dunia.  Mulai dari berita bencana alam, kecelakaan lalu lintas, kasus pembunuhan, selebritis  yang meninggal dsb.  Namun berita itu menjadi istimewa dan sangat menoreh hati bila kabarnya datang  dari orang-orang terdekat kita.  Bukankah kematian adalah suatu kabar yang pasti.  Kita namakan kematian adalah kiamat kecil kita.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan: Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang kiamat.  Ketika beliu melihat seorang anak, lalu bersabda,  “Anak ini takkan mengalami pikun sebelum kamu masing-masing didatangi kiamatmu.
Maksudnya, Sebelum anak ini berumur lanjut, maka kamu sekalian sudah mati”, karena yang dimaksud kiamat disini adalah habis ajal  dan masuknya mereka ke alam akhirat. (HR. Muslim, 52, kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah, 27)
Kabar kematian  sebagai pengingat bagi orang yang masih hidup.  Bahwa sebentar lagi kitapun pasti akan mengalaminya. Ntah kapan? Tapi setiap insan pasti merasakannya.
Every soul will taste death, and you will only be given your [full] compensation on the Day of Resurrection. So he who is drawn away from the Fire and admitted to Paradise has attained [his desire]. And what is the life of this world except the enjoyment of delusion.  (3;185)
Bukankan ziarah kubur memang diajarkan rasulullah agar kita bisa mengambil pelajaran darinya?.. Bukankan kita sepatutnya memang harus sering-sering mengingat kematian.  Saya kutip lagi sebuah hadits:
 Ibnu Umar ra. berkata, Aku datang menemui Rasulullah bersama sepuluh orang, lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya, "Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat."  (HR Ibnu Majah).
Kematian…..
 Dimana buku-buku penulisan amal berhenti ditulis, amal-amal di dunia terputus, semua yang kita cintai dan miliki akan kita tinggalkan sekejap saja.  Seakan semuanya tak berarti lagi, semua materi yang kita kejar selama ini hanya menjadi warisan..Apa yang kekal??..apa yang bisa kekal??..
Klu dari catatan para ulama yang saya baca secara umum  yang kekal hanya: amal sholeh kita di dunia, amal jariah,  anak sholeh yang akan senantiasa mendoakan kita, ilmu yang bermanfaat.
Sudahkah hal-hal diatas menjadi prioritas saya dalam mempersiapkan kematian?  Saya malah jadi sedih karena saya tidak tahu harus  bagaimana menjawab pertanyaan saya sendiri…
Saya sendiri nggak tahu apakah doa-doa saya untuk ayah saya yang sudah meninggal apakah diterima oleh Allah..Apalagi terkadang saya sering terlupa mendoakannya di dalam sholat saya yang terburu-buru mengejar waktu karena urusan duniawi.
Pantaskah saya mengharapkan doa anak-anak yang soleh untuk saya kelak? padahal saya sendiri masih begini-begini saja..Dengan ibadah yang standar-standar saja.
Tadi saya ngobrol-ngobrol sama suami.  Mengenang masa-masa kuliah dulu.  Saya terkenang saya itu mahasiswi yang sangat idealis, sangat bersemangat dalam melakukan kebaikan dan menyuarakan kebenaran.  Saya ingat dulu saat sholat saya sering menyempatkan mendoakan para pengungsi, atau korban bencana alam dimana saja, bahkan saya mendoakan penduduk sebuah negara hanya karena saya mendengar diberita.  Saya akan rela ikut demo Palestine panas-panas atau keliling-keliling mengumpulkan uang sumbangan/bekerja tanpa dibayar untuk sebuah projek amal.  Dan saya sangat gemar bersilaturahim mempunyai teman baru dari mana saja. Seakan hidup sangat dinamis dan menggairahkan. 
Sekarang… hmm..boro-boro saya teringat mendoakan saudara saya di belahan bumi lain..Doa saya seputar saya, anak, keluarga.. Saya tidak pandai membagi waktu, seakan perkuliahan yang sekarang ditambah berkeluarga membuat saya tidak sempat bersilaturahim dengan tetangga..Bahkan saya terkadang ga tau kabar tetangga sedang berduka.. Tragis..Ya Allah ada apa dengan saya??..Bukankan seharusnya seiring dengan waktu kita sepatutnya menjadi manusia yang lebih baik..Karena waktu kita terbatas dan tamu yang bernama kematian akan dapat berkunjung kapan saja.
Suami saya tercinta mengusulkan kalau habis sholat subuh, dzikir saja bunda. Dzikir Al-wadud artinya Allah yang maha penyayang dan akan memberikan suasana kasih sayang di sekitar kita.  Saya diam saja, teringat klu habis sholat akhir-akhir ini kadang saya memang buru-buru mengerjakan acara masak-masak, ataupun tidur lagi..Padahal dulu saya anti habis subuh tidur lagi.  Klu kata orang jawa dulu bisa hilang rezeki..
 Yah mudah-mudahan dengan berdzikir dan merenungi kematian bisa menjadi solusi menentramkan jiwa dan melembutkan hati..amin…  Bagaimana dengan ibu-ibu?..Yah saya doakan semoga saja selalu dalam kondisi keimanan yang terbaik..Kita tidak tahu kapan waktu kita datang untuk pulang selamanya
__._,_.___



0 Comments:

Post a Comment

<< Home