Saya mengenal Devi, wanita muda yg aktif dan sholeha ini di KL...saya bersyukur bisa mengenalnya, kegiatan dan tulisannya di email seperti dibawah ini memotivasi saya utk menjalani hdp lebih baik & manfaat dan berusaha senantiasa di jalan yang diridhoi Allah...
Ntah kenapa hari ini, di hari ulang tahun suami saya tercinta saya ingin berbagi kisah . Semoga
yang saya tuliskan bermanfaat.. Saya bukan tipe orang yang merayakan
ulang tahun dan juga saya ini orangnya sangat pelupa. Namun karena seminggu sebelum ulang tahun beliau kedua bocah kecil saya sibuk sekali. Mulai dari Radhi yang sudah membongkar celengannya buat membeli kursi plastik untuk ayahnya. Memilih kertas kado sampai 4 biji besar-besar, membeli pita yang senada. Terakhir dia minta kadonya dibungkus di counter khusus pembungkusan kado..
Dasar anak kecil polos, tanpa malu-malu dia bawa kursi plastik besar itu ke si mba penjaga counter. Sampe si mba terbengong-bengong dan tersenyum.
Saya bilang saja; “Tolong dibungkus kak, itu gift untuk ayahnya”…
”ooo” si mba pun menganguk-angguk.
Kursi itu sebenarnya bukan barang mahal hanya RM 7 saja, tapi saya belajar makna keikhlasan darinya. Radhi tahu ayahnya sedang sakit kakinya, jadi kalau dibelikan kursi plastik untuk duduk saat mandi pasti sangat membantu. Ditambah lagi hadiah itu dia beli sendiri dari tabungannya, dan dia memilih kado yang terbesar dan terbaik untuk orang yang dicintainya.
”ooo” si mba pun menganguk-angguk.
Kursi itu sebenarnya bukan barang mahal hanya RM 7 saja, tapi saya belajar makna keikhlasan darinya. Radhi tahu ayahnya sedang sakit kakinya, jadi kalau dibelikan kursi plastik untuk duduk saat mandi pasti sangat membantu. Ditambah lagi hadiah itu dia beli sendiri dari tabungannya, dan dia memilih kado yang terbesar dan terbaik untuk orang yang dicintainya.
Adenya kannin yang masih 3 tahun pun ga mau kalah, datang juga membawa sepasang kaus kaki ke counter gift tersebut. Tak lupa dia memilih bungkus kado kembang-kembang yang sungguh aduhai warnanya..
“Maaf kak ini tolong dibungkus juga ya”
Si mba semakin tersenyum melihat kedua polah anak saya.
Si mba semakin tersenyum melihat kedua polah anak saya.
Akhirnya saya belikan baju kemeja kembar tiga untuk suami saya dan anak-anak sebagai hadiah dari saya. Ditambah nasi kuning saya rasa cukup.. Saya tuliskan surat untuknya, memang ini bukan ritual yang biasa saya lakukan. Namun saya sungguh bersyukur sampai hari ini, saya diberikan kesempatan masih bersamanya hingga usianya sekarang. Semoga usianya adalah usia yang berkah di dunia sehingga kelak amalannya dapat memenuhi buku catatan amalnya di akhirat.. Teriring doa semoga kita semua kelak dikumpulkan bersama di SyurgaNya..Amin
Kelahiran dan kematian telah ditetapkan disisi Allah. Sebagai sesuatu yang ghaib...
Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan
Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal (31:34)
Akhir-akhir ini
saya sering mendengar berita duka cita dari orang-orang yang saya kenal.
Mulai dari inbox di mailbox, berita sms, telephone , facebook, bahkan
dari ngobrol-ngobrol bersama teman.
Kadang berita kematian menjadi berita standar yang kita dengar setiap hari di seluruh penjuru dunia. Mulai dari berita bencana alam, kecelakaan lalu lintas, kasus pembunuhan, selebritis yang meninggal dsb. Namun berita itu menjadi istimewa dan sangat menoreh hati bila kabarnya datang dari orang-orang terdekat kita. Bukankah kematian adalah suatu kabar yang pasti. Kita namakan kematian adalah kiamat kecil kita.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan: Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang kiamat. Ketika beliu melihat seorang anak, lalu bersabda, “Anak ini takkan mengalami pikun sebelum kamu masing-masing didatangi kiamatmu.
Maksudnya, Sebelum anak ini berumur lanjut, maka kamu sekalian sudah mati”, karena yang dimaksud kiamat disini adalah habis ajal dan masuknya mereka ke alam akhirat. (HR. Muslim, 52, kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah, 27)
Kabar kematian sebagai pengingat bagi orang yang masih hidup. Bahwa sebentar lagi kitapun pasti akan mengalaminya. Ntah kapan? Tapi setiap insan pasti merasakannya.
Every
soul will taste death, and you will only be given your [full]
compensation on the Day of Resurrection. So he who is drawn away from
the Fire and admitted to Paradise has attained [his desire]. And what is
the life of this world except the enjoyment of delusion. (3;185)
Bukankan ziarah
kubur memang diajarkan rasulullah agar kita bisa mengambil pelajaran
darinya?.. Bukankan kita sepatutnya memang harus sering-sering mengingat
kematian. Saya kutip lagi sebuah hadits:
Ibnu
Umar ra. berkata, Aku datang menemui Rasulullah bersama sepuluh orang,
lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya, "Siapakah orang yang
paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap
menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan
membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat." (HR Ibnu Majah).
Kematian…..
Dimana
buku-buku penulisan amal berhenti ditulis, amal-amal di dunia terputus,
semua yang kita cintai dan miliki akan kita tinggalkan sekejap saja. Seakan
semuanya tak berarti lagi, semua materi yang kita kejar selama ini
hanya menjadi warisan..Apa yang kekal??..apa yang bisa kekal??..
Klu dari catatan para ulama yang saya baca secara umum yang kekal hanya: amal sholeh kita di dunia, amal jariah, anak sholeh yang akan senantiasa mendoakan kita, ilmu yang bermanfaat.
Sudahkah hal-hal diatas menjadi prioritas saya dalam mempersiapkan kematian? Saya malah jadi sedih karena saya tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan saya sendiri…
Saya sendiri
nggak tahu apakah doa-doa saya untuk ayah saya yang sudah meninggal
apakah diterima oleh Allah..Apalagi terkadang saya sering terlupa
mendoakannya di dalam sholat saya yang terburu-buru mengejar waktu
karena urusan duniawi.
Pantaskah saya
mengharapkan doa anak-anak yang soleh untuk saya kelak? padahal saya
sendiri masih begini-begini saja..Dengan ibadah yang standar-standar
saja.
Tadi saya ngobrol-ngobrol sama suami. Mengenang masa-masa kuliah dulu. Saya terkenang saya itu mahasiswi yang sangat idealis, sangat bersemangat dalam melakukan kebaikan dan menyuarakan kebenaran. Saya
ingat dulu saat sholat saya sering menyempatkan mendoakan para
pengungsi, atau korban bencana alam dimana saja, bahkan saya mendoakan
penduduk sebuah negara hanya karena saya mendengar diberita. Saya
akan rela ikut demo Palestine panas-panas atau keliling-keliling
mengumpulkan uang sumbangan/bekerja tanpa dibayar untuk sebuah projek
amal. Dan saya sangat gemar bersilaturahim mempunyai teman baru dari mana
saja. Seakan hidup sangat dinamis dan menggairahkan.
Sekarang…
hmm..boro-boro saya teringat mendoakan saudara saya di belahan bumi
lain..Doa saya seputar saya, anak, keluarga.. Saya tidak pandai membagi
waktu, seakan perkuliahan yang sekarang ditambah berkeluarga membuat
saya tidak sempat bersilaturahim dengan tetangga..Bahkan saya terkadang
ga tau kabar tetangga sedang berduka.. Tragis..Ya Allah ada apa dengan
saya??..Bukankan seharusnya seiring dengan waktu kita sepatutnya menjadi
manusia yang lebih baik..Karena waktu kita terbatas dan tamu yang
bernama kematian akan dapat berkunjung kapan saja.
Suami saya
tercinta mengusulkan kalau habis sholat subuh, dzikir saja bunda. Dzikir
Al-wadud artinya Allah yang maha penyayang dan akan memberikan suasana
kasih sayang di sekitar kita. Saya diam saja, teringat klu
habis sholat akhir-akhir ini kadang saya memang buru-buru mengerjakan
acara masak-masak, ataupun tidur lagi..Padahal dulu saya anti habis
subuh tidur lagi. Klu kata orang jawa dulu bisa hilang rezeki..
Yah mudah-mudahan dengan berdzikir dan merenungi kematian bisa menjadi solusi menentramkan jiwa dan melembutkan hati..amin… Bagaimana
dengan ibu-ibu?..Yah saya doakan semoga saja selalu dalam kondisi
keimanan yang terbaik..Kita tidak tahu kapan waktu kita datang untuk
pulang selamanya
__._,_.___
0 Comments:
Post a Comment
<< Home