We miss you so much, Cotton....
Dulu waktu sebaya kakak, ibu suka lompat-lompat tinggi hingga menggapai kusen pintu. Tingkah ibu seperti kakakmu...Suatu kali ibu lompat dan kembali menginjak lantai tanpa ibu sadari ada anak kucing dekat kaki ibu lalu kakinya keinjak oleh ibu (gak sengaja) hingga kakinya patah...ibu langsung gemetar, menangis, menyesal dan sedih sekali melihatnya. Eyang uti marah sekali sama ibu. Anak kucing itu menangis kesakitan, mengeong-ngeong karena gak bisa jalan lagi... salah satu kaki belakangnya patah...waktu itu ada seorang nenek, ibu memanggilnya eyang (dulu tetangga kemudian dia pindah ke rumah anaknya tapi kadang-kadang menginap di rumah orangtua ibu). Eyang itu yang mengobati dan membalut kakinya. Setelah itu ibu lebih hati-hati dan sayang sekali sama anak kucing itu. Setiap pulang sekolah ibu cari dia, ibu gendong, belai lukanya lalu ibu kembalikan ke induknya di keranjang supaya dia menyusu ke induknya. Anak kucing itu tidak dendam sama ibu...matanya penuh kasih sayang kepada ibu masyaAllah...
Dia membalas kesalahan fatal yg ibu lakukan dengan tetap mendekati ibu, mengeong manja dan menemani ibu bermain dengannya...astaghfirullah Al Azhim...ibu bisa lihat dari matanya, makhluh mungil ciptaan Allah itu mengajarkan byk kebaikan pada ibu.
Kira-kira seminggu atau 10 hari kemudian dia kelihatan sehat, jalannya kelihatan lebih baik, tdk sepincang sebelumnya...ibu bahagia sekali dan berdoa atas kesembuhannya. Tetapi besoknya, sepulang sekolah ibu tdk menemukan dia di keranjang selain anak-anak kucing lain dan induknya...kata pembantu ibu,"Kucingnya mati, mbak..tadi pagi..." Yaa Allah, ibu sedih sekali nak...ibu menyesal...Ibu amat berdosa...ibu udah membunuh anak kucing walaupun tanpa sengaja.
Waktu Cotton masih ada, ibu sebetulnya trauma kejadian dulu...
Tapi kalian maksa ingin punya pet.
Setiap ayah mau berangkat salat subuh ke masjid lalu ngeluarin mobil dari garasi...Cotton suka lari ke kolong mobil...ibu ribut manggil2 dia bahkan narik dia keluar...ibu takut dia ketabrak mobil. Apalagi kalau ibu yang mau ngeluarin mobil...takuut sekali. Yaa..lama-lama Cotton memang besar, dia bukan anak-anak lagi...tapi ada pertimbangan lain, bulu Cotton dimana-mana...sementara lantai kamar2 tidur di rumah kita ditutupi karpet...belum lagi ayah, kakak yang suka pilek batuk (alergi) ade sendiri juga...Itulah yang jadi pertimbangan kenapa ibu berikan kucing kita kepada kakaknya Wa'il, nak...
"Ibu, kali..Cotton udah dibuang ama Wa'il...kali, (barangkali maksudnya) Cotton pergi...kali, Cotton udah mati..." kemudian tangis ade pecah...kata-kata ade membuat ibu makin merasa bersalah.
"Sekali lagi ibu minta maaf, nak...Semoga Cotton sehat, baik-baik aja dan bahagia bersama keluarga yang lebih mampu mengurus dan menyayanginya daripada ibu...itu yang bisa ibu lakukan sekarang, nak..."
Jujur saja, ibu juga kangen sama Cotton. Sama seperti ade...Apalagi waktu ade ingat Cotton pernah cegukan semalaman...dan ade berpikir Cotton makan bola kecilnya...lalu kepalanya yg sudah besar wkt itu terjepit kolong lemari...ade nangis mengingatnya...gak tega ibu melihatmu menangis sedih sampai sesenggukan seperti itu, nak.
Ibu ini penakut dan terlalu khawatir yaa...InsyaAllah jika Allah mengijinkan dan pada saat yang tepat kita bisa punya pet lagi, nak...
Utk menghibur ade sekaligus menghibur diri sendiri,ibu berkata bahwa menyanyangi binatang tdk harus memeliharanya di rumah tapi bisa dengan memberi makan minum kucing2 di luaran...Biasanya ibu ikut salat subuh ke masjid sama ayah. Kalau ade mau, ibu bangunkan dan kita salat di masjid sama-sama sekalian memberi susu buat kucing-kucing di sana...kalau makanan...imam masjid (Ayubi) setiap subuh dia yang memberi makanan kucing...Ade pun setuju. Alhamdulillah..
Ibu sudah bangunkan ade tapi ade memilih tidur di rumah karena masih mengantuk. Akhirnya tadi ibu yang beri sepiring susu buat kucing2 di masjid...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home