Our Life

Saturday, April 28, 2012

Bapak-Bapak.....

MasyaAllah laa hawla wa laa quwwatta illah billah.
Karena rahmat Allah Ta'ala suami saya mendapat hidayah untuk berusaha mendirikan salat wajib berjamaah di masjid. Semoga Allah membalas pahala orang yang mengajak suami saya pada kebaikan ini, amiin. Saya bersyukur dan rela melepas kepergiannya setiap saat ke masjid. Bahkan saya juga mendorongnya untuk menghadiri kajian Islam di masjid dan i'tikaf di masjid pada bulan Ramadan. Walaupun sepele namun seorang lagi yang memakmurkan masjid, insyaAllah agama Allah ini akan dapat berdiri tegak setelah diterpa badai fitnah mendekati akhir zaman. Semoga kita tergolong hamba-hamba-Nya yang dilindungi dari fitnah akhir zaman, amiin.

Saya teringat kurang lebih 25 tahun yang lalu. Tetangga di sebelah rumah saya mendapat cobaan musibah. Kekayaannya berupa mobil-mobil yang biasa berjejer di depan rumahnya lenyap (entah disita atau dijual, Allahu a'lam). Sopir dan pembantu yang biasa bekerja di rumahnya juga tak ada lagi. Salah seorang anaknya yang dulu bergaya karena memang anak orang kaya, tiba-tiba berubah sederhana.Anaknya tiba-tiba hidup susah, saya hanya tahu sedikit info...bahwa seorang anak lelaki tetangga saya itu kuliah dan kost di luar kota dan ia kesulitan untuk membeli makanan di sana. Sedangkan anak perempuannya yang juga sudah terlanjur kuliah di universitas swasta di Jakarta, bekerja sebagai guru bahasa untuk membiayai kuliahnya sendiri. Sedangkan anak lelakinya yang bungsu, tidak melanjutkan kuliah...entah apa alasannya, allahu a'lam. Namun dibalik musibah yang saya tak tahu pasti masalahnya hanya seingat saya bapak anak-anak tersebut seorang pegawai negeri departemen kesehatan yang terkenal kaya di kampung kami.Kemudian ia tertimpa musibah hingga sebagian harta kekayaannya tak ada lagi, ia tetap bekerja tapi tak memiliki jabatan seperti sebelumnya. Namun dibalik musibah tersebut, si bapak yang terkenal tak banyak bicara dan tak suka menyakiti tetangga itu mendapat hidayah. Menjelang adzan berkumandang, ia segera keluar menuju masjid dan menyibukkan dirinya salat di masjid. Wajahnya selalu basah kena air wudhu dan tampak bersinar. Waktu itu saya masih kecil kira-kira berusia 12-13 tahun tapi saya sudah punya rasa kagum pada ketaatan bapak tersebut pada Allah.

Sementara saya dengar banyak tetangga yang menggunjingkan musibah yang menimpa keluarga tersebut, saya malah mengagumi ketakwaan bapak tersebut...subhanallah. Tak ada manusia yang luput dari salah dan dosa. Tetapi tidak semua manusia mau dan bisa segera bertaubat, memperbaiki diri dan berusaha menjadi orang yang bertakwa sebelum maut menghampiri. Dan dia termasuk orang yang berbuat demikian sesegera mungkin setelah musibah menimpanya. Semoga Allah mengampuni salah dan dosanya....doa saya untuk bapak itu selalu.

Setelah dewasa dan mengkaji hadits, saya menemukan bahwa:
Abu Hurairah r.a berkata : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)

Bapak saya, Alhamdulillah...hidayah pun telah sampai padanya. Sedikit demi sedikit, pelan-pelan semoga senantiasa menjadi pahala baginya, Allah mengampuni salah dan dosanya dan menjadi bekal bapak menuju akherat. Bapak memang memiliki masalah kesehatan dengan mata dan kaki hingga susah untuk berjalan ke masjid tapi sebetulnya Allah masih memberikan kemudahan jika azzam bapak kuat. Hanya saja semangatnya dikalahkan oleh ketakutannya sendiri. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah pada bapak hingga bapak semangat salat wajib berjamaah di masjid...amiin.

Alhamdulillah, saya bersyukur sekali bisa menjalani puasa ramadan bersama kedua orangtua tahun lalu. Semenjak kami merantau ke luar negeri 7 tahun yang lalu, baru 2 kali kami pulang kampung di bulan Ramadan sekalian merayakan Idul fitri bersama keluarga besar di tanah air. Alhamdulillah bapak menunaikan puasa Ramadan sebulan penuh bahkan setelah saya kembali ke tempat tinggal kami lalu saya menelpon ibu, ibu bercerita bahwa setelah saya sudah pulang, bapak malah mengikuti ibu saya mengerjakan puasa sunnah di bulan syawal. Alhamdulillah, senangnya saya mendengar berita tersebut.

Saya ingat ketika saya melanjutkan puasa sunnah syawal selepas Idul fitri, bapak sempat menegur saya,
"Kenapa kamu puasa terus? Badanmu sampai kurus. Allah itu Maha Tahu....juga tidak suka orang yang berlebih-lebihan...berlebih-lebihan dalam ibadah."
Saya jelaskan pada bapak bahwa yang namanya mengerjakan puasa sunnah syawal bukan berlebih-lebihan dalam ibadah. Sepengetahuan saya berlebih-lebihan dalam ibadah  itu mengerjakan ritual yang tidak ada tuntunannya dalam Al Qur'an dan As sunnah yang biasa disebut bid'ah seperti puasa mutih atau puasa hari kelahiran. Sedangkan puasa sunnah syawal ini ini ada tuntunannya dan hadistnya shohih.

Nabi saw berkata :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka ia seperti puasa satu tahun".(H.R. Muslim).

Nabi Muhammad saw saja yang sudah dijamin masuk surga oleh Allah, selalu salat qiyamul lail hingga kakinya bengkak lalu kita yang belum ada jaminan apa-apa masa tidak mau banyak ibadah supaya meraih pahala banyak sebagai tiket masuk surga. Alhamdulillah kalau bapak malah mengerjakan puasa sunnah syawal tersebut. Semoga pahala puasa seperti puasa satu tahun bisa mengimbangi dosa-dosa kita pada mizan di yaumil akhir kelak, amiin.


0 Comments:

Post a Comment

<< Home