Our Life

Monday, November 14, 2011

kok mirip kisah pribadiku ya? Perempuan bodoh dan tidak cantik yang bisa menikah dengan laki-laki pintar yang nyaris sempurna...
tapi aku gak suka ending ceritanya...
tidak ada kata terlambat untuk berusaha memperbaiki diri...
sebaik-baik ibu di seluruh dunia ini, tetap saja tak ada ibu yang sempurna...
karena manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah (dhaif) dan sebagian mereka menjadi cobaan bagi sebagian yang lain...
apakah yang dicoba itu kufur atau bersyukur...
Allah akan menambah nikmat bagi yang bersyukur dan bagi yang kufur...azab-Nya amatlah pedih.
Nobody perfects!


Ibu yang Sempurna

Apr29 by mas stein
ibu dan anak
Aku ndak akan pernah bisa jadi ibu yang baik, itu yang selalu dibilang sama Mas Darmo, suamiku. Tiap kali aku bertanya kemana dia pergi sampe harus pulang pagi, dia akan bilang panjang lebar tentang beratnya beban yang harus dia pikul, tentang lembur yang harus dijalani dan kurang bersyukurnya aku sebagai istri.
Dia akan ngomel panjang lebar tentang anak-anak kami yang makin bengal, ndak hormat dan patuh, yang berisik waktu dia tidur di akhir pekan, yang nilai sekolahnya ndak juga membaik, dan yang lain-lain, dan yang lain lagi. Dia selalu bilang bahwa tanggung jawabnya adalah mencari nafkah di luar, dan mendidik anak-anak adalah tanggung jawabku.
Kebutuhan rumah tangga kami tercukupi, berarti tanggung jawabnya sudah dilakukan dengan baik. Anak-anak kami kurang terdidik, berarti aku memang ndak bisa mengemban tanggung jawab.
Suamiku selalu benar, ndak mungkin dia salah. Tetangga-tetangga kami bilang kalo suamiku selalu jadi yang terbaik dari kecil, di sekolah selalu ranking pertama, biaya pendidikan selalu didapat dari beasiswa, setelah lulus pun langsung ditawari kerja dan karirnya ndak pernah redup.
Sedangkan aku, dari kecil orang tuaku selalu bilang kalo aku adalah anak yang sial. Sekolah selalu jadi yang paling bodoh, malas, ndak punya prestasi apapun, secara fisik juga ndak istimewa. Beda jauh sama Mbak Narti, mbakyuku yang ayu dan pernah jadi siswa teladan kabupaten. Mungkin hanya keberuntungan yang saat itu membawa perkenalanku dengan Mas Darmo, dan sempat membuat orang tua terbelalak ndak percaya waktu anak juragan tanah itu datang melamar ke rumah.
Suamiku selalu bilang bahwa anak kami adalah anak-anak yang hebat, dengan bakat yang terpaksa ndak berkembang karena ibunya yang bodoh ndak bisa mendidik dengan baik. Bukannya aku ndak pernah mencoba, sering aku membaca-baca tips untuk menjadi orang tua yang baik, tapi suamiku selalu bilang itu percuma, otakku yang pas-pasan ini ndak akan pernah bisa mencerna.
Aku tidak akan bisa menjadi ibu yang baik, tidak di dunia ini. tapi aku berjanji, aku akan menjadi ibu yang lebih baik, ibu yang sempurna untuk anak-anak hebat ini.
Aku harap si sulung tidak sempat mengalami kesakitan, kayu ini pasti telah mencabut nyawanya pada pukulan pertama. Anakku yang bayi mungkin sedikit kesakitan saat nafasnya terhenti oleh cekikan. Tapi ndak apa-apa, daripada di dunia bakat mereka tersia-sia. Racun di gelas ini akan membuatku menyusul mereka, dan aku berjanji, aku akan menjadi ibu yang sempurna di sana.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home